25 - Pembalasan Kara

5.3K 248 0
                                    

Ting.

Ting.

Ting.

"Eh apa nih?"

"Coba liat coba liat!"

"Gue juga mau liat!"

"ANJIR! ANJIR! ANJIR!"

"GILA?! APA NIII?!"

"INI SERIUS MAURIN?!"

Semua siswa-siswi Smada tampak histeris melihat kiriman video terbaru di grup sekolah dari nomor anonim yang bahkan tak bisa di lacak. Mereka sangat terkejut, melihat aksi Maurin yang tampak mendominasi adegan ranjang dalam video dengan wajah laki-laki yang tentu saja tanpa sensor.

"ITU OM MARIO!"

"Bener woi! Itu Bapaknya si waketos!"

"GILA MAURINNNN!!!"

Plakk!

Kara terkekeh, mengusap pipinya yang menjadi pelampiasan tamparan Maurin. "Kenapa, Rin? Kok tiba-tiba tampar gue? Gue salah apa?"

Wajah Maurin tampak sangat murka, wanita itu menatap Kara dengan berapi-api. "Pasti lo kan yang menyebarkan video itu!"

"Kok gue? Kenapa nuduh gue, Rin? Gue enggak tahu apa-apa loh," raut wajah Kara yang seakan kebingungan memicu rasa kasihan banyak siswa-siswi dan menatap cemooh pada Maurin.

"Enggak usah ngelak sialan!! Emang cuma lo yang dendam sama gue!!"

"Hm, bukannya kebalik ya?" Kara pura-pura sakit hati dengan memasang wajah sedih, "Lo yang fitnah gue buat balas dendam karena iri gue lebih cantik kan?"

"Kara sialan!!"

Maurin bersiap menampar Kara lagi sebelum kalimat lain terdengar di telinganya, "Pelacur enggak tahu malu ya dia. Udah ketahuan jual diri malah sekarang fitnah sahabatnya sendiri, emang ya, iri dengki itu sangat mematikan."

"DIAM LO SEMUA!"

"Apa sih, Maurin? Kenapa harus teriak? Harusnya itu, lo malu! Bisa-bisanya ngejalang sama bokap teman sekolah lo sendiri."

"Bisa-bisanya dia sudi ngangkang buat Om-Om kayak begitu."

"Setidaknya, selera yang bagus dong, lon."

Maurin kepalang malu mendengar cemooh para siswi, "ITU FITNAH! ITU BUKAN GUE!"

"Iya deh yang di fitnah eh suara desahannya persis sama suara yang sekarang kedengaran,"

"Coba dong desah, apakali bener cuma fitnah."

"HAHAHA!"

Sejatinya, hukuman terbaik adalah hukuman sosial. Mental terguncang lalu hantam raganya, Kara menatap Maurin. Dia maju agar bisa berbisik pada wanita itu, "Lo berani mengkhianati gue bahkan sampai merencanakan pembunuhan buat gue, ini belum seberapa dari hukuman yang sebenarnya, Rin."

Maurin mengepalkan tangannya erat, tidak terima di permalukan seperti ini oleh musuhnya. Ya, Maurin lah yang mengkhianati Kara dan bekerja sama dengan Cheyla. Kebenciannya pada Kara begitu tinggi, membuat rasa sayangnya sebagai sahabat telah lenyap sempurna.

Maurin mengacak rambutnya, bahkan menjambak rambutnya dengan kuat. "PERGI LO SEMUA SIALAN!!"

"Tcih, pelacur lagi main drama guys."

"Mau pura-pura depresi biar di kasihani ayang,"

"Yang jelas, biar di bayar lebih mahal sekali ngangkang."

"HAHA!"

***

4 orang siswi Smada yang selama ini terkenal sebagai pemberantas pelakor beserta bibitnya tampak tengah berdiskusi di jam istirahat pertama. Siswi pertama, sebut saja Amanda, gadis yang di tunjuk teman-temannya sebagai ketua itu tampak tengah menunjuk serangkaian gambar seperti bagan di papan tulis sebuah kamar asrama.

Dangerous Girl Mischief [The End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang