BAGIAN 14

59.4K 2.3K 5
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

--------------------------------------
SISI LAIN KING DEVIL

Jenni saat ini tengah berjalan seorang diri di koridor sekolah dengan tas yang berada di punggungnya.

Kayla, Jani dan Lili telah lebih dulu pulang atas suruhan Jenni. Sebab, gadis itu harus menemui wali kelasnya untuk membicarakan mata pelajaran yang tertinggal sebelum gadis itu bersekolah di sana.

Jenni menghentikan langkahnya dan menatap koridor sekolahnya yang sudah mulai terlihat sepi dari murid-murid yang pulang sekolah.

"Kalau tau kaya gini lebih baik gue bawa mobil sendiri."

Berbicara mengenai mobil, mobil Jenni yang tertinggal di sekolah akibat kejadian Bagas kemarin sudah di ambil oleh orang suruhan papinya. Jadi, mobil miliknya itu sekarang sudah terparkir aman di garasi rumah.

Jenni kembali melanjutkan langkahnya. Namun, baru beberapa langkah berjalan, sebuah tangan sudah bertengger manis merangkul bahunya.

Jenni tentu saja langsung menolehkan kepalanya dan betapa terkejutnya dia ketika melihat Attar lah yang merangkul bahunya tersebut.

"Ngagetin banget sih jadi orang" Jenni berusaha melepaskan tangan Attar yang berada di bahunya. Namun, tidak bisa karena Attar yang menahan kuat tangannya di sana.

Jenni akhirnya pasrah dan membiarkan tangan Attar bertengger di bahunya.

"Yuk, pulang. Aku udah nungguin kamu dari tadi" ucap Attar.

Jenni menoleh menatap lelaki di sampingnya seakan mengatakan "yang benar lo nungguin gue?".

Attar yang mengerti tatapan Jenni itu pun mengusap rambut gadis tersebut dengan lembut. "Aku serius. Aku dari tadi nungguin kamu. Kata sahabat kamu, kamu di panggil sama wali kelas. Jadi, aku sengaja nungguin kamu."

"Pulang yuk? Pasti kamu cape kan?"

Jenni menganggukan kepalanya cepat. Dia benar-benar merasakan lelah sekarang. Jadi, biarkan saja untuk kali ini dia menjadi gadis yang penurut. Dan untuk rencananya itu, lain kali saja dia jalankan.

*****

Di perjalanan, Jenni memilih untuk menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi sambil menutup matanya. Namun, mata Jenni seketika terbuka ketika dia merasakan tangannya di genggam dan di letakkan di sebuah tempat yang empuk.

Ternyata, tempat yang empuk itu adalah paha milik Attar.

Lelaki itu kini menyetir menggunakan satu tangan. Sedangkan satu tangannya lagi menggenggam erat tangan milik Jenni.

Attar yang menyadari jika Jenni tengah terbangun dan menatapnya itu pun menoleh seraya tersenyum. "Kok bangun? Tidur lagi aja."

"Kebangun karena kamu narik tangan aku" ucap Jenni sambil melirik ke arah tangannya yang berada di atas paha lelaki di sampingnya.

"Oh astaga. Maaf, honey. Aku niatnya cuman mau pegang tangan kamu aja. Sekali lagi maaf ya?" sahut Attar lembut.

Jenni mengangguk dan membiarkan tangannya di genggaman lelaki tersebut.

Secara bersamaan, mobil yang di kendarai oleh Attar berhenti sejenak karena lampu lalu lintas yang berubah merah. Tiba-tiba saja, terdengar suara ketukan kaca dari samping kiri Jenni.

Jenni dan Attar sontak menoleh secara bersamaan. Mata keduanya melihat seorang anak lelaki yang tengah memegang beberapa bunga mawar di tangannya. Jenni dengan cepat membuka kaca mobilnya dan tersenyum menatap anak lelaki tersebut.

"Hai ..."

Sapaan ramah dari Jenni membuat anak lelaki itu menatapnya tersenyum.

"Halo, kak. Maaf ya aku ngetuk kaca mobilnya. Aku cuman mau nawarin bunga. Kakak mau beli bunganya? Terserah kakak mau bayar berapa aja, yang penting uangnya bisa buat makan aku dan adikku."

Jenni yang mendengar itu seketika terenyuh. Hati Jenni tersentuh. Jenni kemudian tersenyum menatap anak lelaki tersebut. "Kakak beli semua ya bunganya."

"Kakak serius?"

Jenni bisa melihat binar mata bahagia dari anak lelaki tersebut. "Kakak serius. Kakak mau beli semua bunganya. Tunggu sebentar."

Jenni yang hendak merogoh tasnya seketika di tahan oleh tangan Attar. "Kenapa?"

"Ambil ini aja. Dan kasih ke anak lelaki itu" unjuk Attar sambil memberikan beberapa lembar uang berwarna merah kepada sang kekasih.

"Kamu----"

"Ambil, honey. Nanti keburu lampunya berubah hijau" potong Attar.

Jenni dengan cepat mengambil uang tersebut dan kemudian memberikannya kepada anak lelaki tersebut.

"Kak, ini serius buat aku? Apa gak kebanyakan?"

Jenni yang mendengarnya tersenyum. "Iya, itu buat kamu. Orang yang di samping kakak ini yang beli semua bunga kamu."

"Kakak, ini serius buat aku?" tanya anak lelaki itu kepada Attar.

Attar mengangguk. "Itu buat kamu. Kamu bisa beli makanan yang banyak untuk kamu dan juga adik kamu."

Anak lelaki itu memekik senang. "Kakak, terima kasih. Dan ini bunga mawarnya."

Jenni pun mengambil bunga tersebut dan meletakkannya di atas pangkuannya.

"Kakak, sekali lagi terima kasih. Semoga kakak cantik dan juga kakak ganteng selalu di berikan kebahagiaan."

"Aamiin" ucap Jenni.

Sedangkan Attar mengaminkan doa anak lelaki tersebut di dalam hatinya.

"Kalau begitu aku pamit ya, kak. Dadah."

Jenni dan Attar bisa melihat langkah riang dari anak lelaki itu. Mereka berdua tersenyum melihatnya. Bersamaan dengan itu pula, lampu kembali berubah menjadi hijau. Dan Attar kembali melajukan mobilnya.

"Aku kira King Devil kaya kamu gak ada sisi malaikatnya. Ternyata, kamu punya sisi malaikat juga ya" ceplos Jenni.

"Terkadang, sisi malaikat itu gak perlu di ketahui oleh orang lain. Cukup di simpan sendiri tanpa harus mendapatkan pengakuan dari orang lain" ucap Attar.

Jenni menatap Attar lekat. Satu hal yang baru dia ketahui. Attar ternyata tidak seburuk yang dia kira. Lelaki itu masih mempunyai sisi baik yang tidak di ketahui oleh orang lain. Jadi, apakah dia beruntung karena mengetahui sisi lain dari King Devil ini?

-bersambung-

ATTAR : KING DEVIL || (SUDAH TERBIT) PO Dari Tanggal 25 Juni-3 Juli 2024Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang