18. A Day With Dinda pt. 1

304 29 8
                                    

Biasakan memberi vote sebelum membaca.

Happy reading!

🍒🍒🍒

Sejak pagi itu, Dinda cukup senang karena  hubungannya dengan Dirga sedikit lebih mencair laksana bongkahan batu es terkena sinar matahari. Tak ada wajah sinis meremehkan milik pria itu ketika menatapnya. Sosok itu pun kini lebih banyak tersenyum alih-alih memasang wajah sedatar jalan baru diaspal yang kini justru membuat Dinda terheran-heran dengan perubahan drastis yang ditunjukkan pria itu.

"Lagi jatuh cinta apa, yak?" tebak Dinda yang pernah mendengar bahwa jatuh cinta bisa jadi adalah penyebab terciptanya lengkungan manis di bibir seseorang sebagai reaksi jika hati sang pemilik tengah berbunga-bunga.

Jika tebakannya benar, Dinda ingin sekali sungkem dan berterimakasih kepada wanita yang bisa membuat Rapper berlesung pipi yang dulunya kejam kini tampak lebih manusiawi memperlakukannya.

Aku berhutang budi padamu, Mbak!

"Pak mau makan apa untuk makan siang nanti? Biar saya pesankan."

Hari ini bertepatan dengan hari minggu. Biasanya jika hari tersebut tiba, Dinda akan izin pulang ke panti atau mereka mengunjungi rumah Bunda yang selalu sumringah dengan kedatangan mereka.

Berbeda dengan hari minggu biasanya, hari ini Dinda memutuskn untuk tidak kemana-mana karena ingin membersihkan rumah yang perabotannya tampak sedikit berdebu. Di samping itu, melihat wajah Dirga yang masih sedikit pucat saat pagi tadi keluar kamar membuat hati malaikatnya tak tega jika harus meninggalkan pria itu sendirian.

"Masak apa aja yang ada di kulkas," jawab Dirga yang masih fokus menonton kartun Detektif Conan di televisi.

"Di kulkas cuma ada air mineral sama yogurt dan buah-buahan aja, Pak," jawab Dinda yang sejak tadi sudah membuka pintu kulkas.

Dirga tersadar jika sejak menikah, Dinda sering kali memesankannya makanan dari resto atau rumah makan.

Hal tersebut sebenarnya bukan tanpa alasan. Dinda masih ingat dengan ucapan Dirga yang mengatakan jika masakannya tidak sesuai seleranya. Bukannya malas, gadis itu lebih memilih untuk tidak memperbesar masalah yang pada akhirnya akan menciptakan adu mulut antara mereka dan ujung-ujungnya membuat mood-nya kembali buruk.

"Gimana kalau kita belanja bahan makanan?" tanya Dirga untuk pertama kalinya selama mereka menikah mengajak sang istri belanja.

Walau masih terheran-heran dengan sikap Dirga yang berubah drastis, Dinda hanya bisa angguk-angguk setuju dan di sinilah mereka akhirnya!

Setelah tiga puluh menit berkendara mereka sudah berada di salah satu pusat perbelanjaan terkenal dengan Dirga yang mendorong troli sedangkan sang istri tengah sibuk memilih bahan makanan yang diperlukan untuk memasak. Kegiatan belanja itu selesai bertepatan dengan waktu solat zuhur yang tiba.

"Kita solat dulu baru makan ya, Din," ucap Dirga sambil memasukkan barang belanjaan ke mobil.

"Boleh, Pak," angguk Dinda setuju. "Eh tapi Bapak solat juga?" tanya Dinda polos.

Dirga berdecak dengan pertanyaan sang gadis." Saya masih umat Nabi Muhammad SAW! Dan belum berniat untuk pindah keyakinan," sahutnya.

Married By AgreementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang