23. Sunset

298 33 2
                                    

Biasakan memberi vote sebelum membaca!

Happy reading semuanya!

🍒🍒🍒

Usai bertemu Linda and the genkmood Dinda benar-benar jadi berantakan. Belum lagi ditambah dengan undangan pertunangan Linda dan Dimas yang diterima membuatnya merasa menjadi gadis paling malang di dunia.

Usai berhasil keluar dari pesta Windi, Dinda memilih diam sepanjang perjalanan sambil memandang keluar jendela mobil dengan tatapan kosong.

Dimas!

Ah! Kenapa harus sesakit ini, sih?

Mata Dinda kembali memanas saat mengingat persahabatan antara ia dan Dimas yang berakhir berantakan.

Dinda bertemu dengan Dimas saat sama-sama duduk di bangku SMA. Dimas yang cerdas dan friendly adalah saingan beratnya dalam merebut gelar juara kelas kala itu. Walau bersaing namun mereka tetap berteman baik dan justru sering belajar bersama hingga mereka lulus sekolah.

Persaingan dua sahabat itu kembali berlanjut saat tanpa disangka mereka sama-sama mengambil kuliah di fakultas ekonomi dan manajemen pada sebuah Institut yang ada di kota Bogor. Sayang persahabatan yang terjalin baik itu akhirnya kandas karena datangnya seorang gadis bernama Linda yang menjadi teman sekelas mereka. Tanpa rasa bersalah seditpun, Linda dengan santainya membeberkan isi diary Dinda tentang perasaannya selama ini kepada Dimas yang membuat geger satu kelas. Banyak dari teman sekelasnya mengatakan jika Dinda adalah gadis tak tau diri yang layak disebut seperti pungguk merindukan bulan.

Sayangnya Dimas yang selama ini menjadi teman baiknya semasa sekolah tidak membelanya sedikit pun. Justru Dinda dibuat kaget saat mendapat voice note kiriman Linda yang memperjelas jika selama ini Dimas berteman dengannya hanya ingin memanfaatkan kecerdasannya semata.

Dinda jelas terluka! Ia tak menyangka jika sahabat yang diam-diam memang ia sukai sejak dulu ternyata musang berbulu domba yang memanfaatkan ketulusannya untuk kepentingan diri sendiri.

Sakit! Tapi ia bisa apa?

Sejak saat itu Dinda memutuskan untuk menjaga jarak dari Dimas dan orang-orang yang ada di sekelilingnya.

Dirga menatap sendu pribadi yang kini terlelap di sampingnya. Dalam hati pria itu bertanya, terbuat dari apa sebenarnya hati yang dimiliki istrinya itu. Di saat orang lain berusaha menghajar mentalnya habis-habisan, ia masih bisa terlihat tenang bahkan tersenyum riang.

"Dinda! Bangun!"

Dinda membuka mata perlahan saat merasakan bahunya ditepuk-tepuk oleh seseorang.

"Sudah sampai." Wajah dengan senyum menawan adalah pemandangan indah pertama yang Dinda lihat kala matanya terbuka.

"Eh maaf, Mas saya ketiduran." Dinda buru-buru memperbaiki posisi duduknya menjadi tegak.

"Tidak apa-apa! Nanti kamu bisa lanjutkan tidur di kamar," jawab Dirga bergerak mendekat dan dengan santainya melepas seat belt yang Dinda pakai hingga gadis itu hanya bisa menahan nafas karena terkejut.

"Ini.... di mana?" tanya Dinda yang nampak kebingungan saat keluar mobil bukan rumah bunda yang mereka datangi melainkan sebuah bangunan yang nampak seperti sebuah resort.

Married By AgreementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang