21. Dimas

310 35 1
                                        

Biasakan memberi vote sebelum membaca!

Happy reading!

🍒🍒🍒

Sebenarnya sudah satu minggu yang lalu Dinda meminta ijin pada Dirga pergi ke acara ulang tahun teman baiknya. Namun sepertinya pria itu tak mengingat hal tersebut. Hari ini Ia justru meminta Dinda untuk bersiap karena selepas zuhur mereka akan mengunjungi Bunda yang katanya sudah rindu dengan anak dan menantunya tersebut.

"Lah, Mas gimana sih? Kan saya sudah bilang kalau hari ini ijin ke acara ulang tahun teman baik saya," protes Dinda saat Dirga mengatakan jika satu jam lagi mereka berangkat.

"Kapan kamu minta ijinnya, Din?" Dirga mengernyit bingung.

Tanpa banyak bicara Dinda masuk ke dalam kamarnya dan kembali dengan ponsel di tangan.

"See!" Dinda memperlihatkan room chat antara dirinya dan Dirga yang salah satunya berisi pesannya meminta ijin pada suaminya itu satu minggu yang lalu.

"Trus gimana dong?" tanya Dirga dengan wajah memelas. "Saya tidak mau bikin Bunda sedih," tambahnya dengan sedikit sentuhan drama agar Dinda bermurah hati.

Sepertinya Dirga memang harus diberi tepuk tangan yang meriah karena aktingnya tersebut berhasil membuat istrinya luluh.

"Gimana kalau Mas antar saya ke acara teman dulu sebentar, setelah itu kita langsung ke rumah Bunda?" Dinda mencoba memberikan usul agar di sini tak ada yang merasa dirugikan.

"Jangan lama, ya!" pinta Dirga lebih terdengar sebagai perintah. "FYI, menunggu adalah salah satu hal yang saya benci."

"30 menit," sahut Dinda.

"No!" Dirga menggeleng kuat. "20 menit."

Malas berdebat akhirnya Dinda mengalah dengan menganggukkan kepala kemudian masuk ke dalam kamar untuk bersiap-siap.

Selang 30 menit pintu kamarnya diketuk dari luar.

"Dinda, are you ready?" Suara Dirga terdengar bersahutan dengan ketukan pintu.

"I am coming!" sahut gadis itu bergegas meraih sling bag favoritnya dan membuka pintu.

"Mas...Dirga...?"

Dinda merasa otaknya seketika berhenti bekerja saat di balik pintu mendapati sosok suaminya berdiri dengan penampilan yang... harus ia akui mempesona.

Buktinya ia hanya mampu mengerjapkan mata memandang pria yang biasa tampak maskulin dengan setelan jas dan dasi ala Eksekutif Mudanya itu, kini tampak berbeda berdiri di depannya. Dengan mengenakan cardigan with basic shirt yang dipadukan dengan celana chino serta sneakers sebagai pelengkapnya, ia yakin gadis manapun yang melihat akan terkesima dan menyebut Dirga sebagai boyfriend material.

OMG! Apa perjaka tua itu kini sedang cosplay jadi ABG fashionable?

Dengan menghela nafas panjang, Dinda berusaha menormalkan detak jantungnya sambil mengikuti langkah Dirga menuju mobil.

"Jangan coba-coba jatuh cinta pada dia yang sempurna, Dinda!!!" perintah hatinya sambil memandang punggung lebar Dirga yang sampai kapanpun rasanya tak akan pernah jadi tulang punggung untuk seorang gadis biasa sepertinya.

Married By AgreementTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang