pengakuan yang tersembunyi

3.4K 247 7
                                    

" seneng gak jalan sama orang paling ganteng se JKT?" Tanya adel pada wanita yang di depannya.

" diem atau aku pulang?" Ancam wanita itu.

" ci sebenarnya tipe lu yang kayak gimana sih" tanya adel pada shani.

" intinya gak seperti kamu!!" Balas shani singkat.

Kalian pikir dengan kata-kata itu adel bakalan mundur oh tidak, ia sudah kebal dengan sikap dingin shani.

" ini mas pesanan silahkan di nikmati" ucap pelayan restoran itu.

Adel membalas dengan senyuman " ci letak dulu handphone nya keburu dingin ni makan" rengek adel.

Shani tak mengeluarkan sepatah kata tapi ia melakukan yang disuruh adel, melihat itu adel tersenyum tipis.

Setelah makan bareng adel mengajak shani keliling Jakarta adel memberhentikan mobilnya di sebuah danau yang begitu indah.

" sini ci" ucap adel dengan lantang nya menggandeng tangan shani.

" gimana suka gak?" Tanya adel yang mendapat anggukan oleh shani.

" syukurlah kalau cici suka" ucap adel sambil tersenyum.

" mau es cream gak?" Tawar adel lagi dan lagi hanya dibalas anggukan oleh shani.

" bentar aku beliin" ucap adel saat ingin pergi membeli es cream ada segerombolan ciwi2 yang mendekati nya.

" hay ganteng, boleh kenalan gak? " tanya wanita itu.

" boleh bentar gw mau bayar es cream dulu" ucap adel langsung pergi.

Shani melihat itu sedikit tidak suka apalagi saat gerombolan ciwi2 itu melangkah ke arah nya " mbak siapa nya cwok ganteng itu" tanya ciwi2 itu.

" gw istrinya" jawab shani lantang.

Setelah membeli es cream adel langsung berjalan ke arah shani dengan senyuman khas milik nya.

Tapi matanya seperti mencari sesuatu " nyari siapa?" Tanya shani.

" gak ad ni es cream nya" ucap adel memberikan es cream pada shani.

Saat sedang asik makan es cream handphone adel berbunyi

Saat sedang asik makan es cream handphone adel berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
buaya berpawang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang