06. Sadar diri

398 63 5
                                    

[HAPPY READING]

🦋✨🦋

Kirana menghela napas panjang, ternyata sesulit itu ya menghindari Juan, sebenarnya Kirana tidak punya salah pada Juan, hanya saja Kirana merasa malu untuk bertatapan wajah dengan lelaki itu.

"Apa sih, Na? Lo abis di kejar banteng?" Reyhan teman satu divisi nya alias teman bangku sebelah Kirana, lelaki itu terus mengoceh menatap Kirana.

"Diem, gue abis di kejar bayang-bayangan cogan." Kirana melirik sinis pada Reyhan.

"Ga jelas lo anjir, masih pagi udah setress." rungut Reyhan.

"Ih bisa diem ga si? Berisik tau." Kirana tuh sebenarnya sudah lelah kalau berbincang dengan Reyhan, pasalnya lelaki itu tidak mau kalah kalau berdebat.

Mata Kirana kembali melotot, dia melihat Juan yang berhenti di depan ruangan divisi pemasaran. Apalagi kaca ruangan divisi pemasaran begitu sangat bening, orang yang lalu lalang lewat situ akan terlihat jelas apa yang di kerjakan para karyawan bagian pemasaran.

Kirana langsung berjongkok, mengumpat di bagian bawah bilik meja kerjanya.

"Apalagi si, Na? Ya Tuhan." Reyhan yang melihatnya kesal, karena Kirana bergerak kesana kemari, membuat dirinya tidak fokus bekerja.

"Pokoknya lo diem, jangan ngomong apapun." Kirana yang sudah berada di kolong meja menatap Reyhan tajam.

Sedangkan di luar sana Juan berpapasan dengan Jevan, "Jevan."

Jevan yang ingin masuk ke ruangannya langsung berhenti menatap Juan, "Eh mas? Ada apa?"

"Lihat Kirana ga?" tanya Juan.

Jevan mengedarkan matanya ke dalam ruangan pemasaran, "Biasanya jam segini dia udah nangkring di tempat duduknya."

Aneh sekali, biasanya setiap pagi Jevan selalu melihat Kirana yang sedang menatap layar komputer dengan sangat serius, tapi kali ini gadis itu tidak ada di bilik kerjanya.

"Ga tau deh, mas. Biasanya dia jam segini udah duduk manis di situ."

"Oh gitu, kalau ketemu dia. Tolong bilangin ke ruangan saya, secepatnya."

Jevan mengangguk, "Oke mas."

Setelah berbincang dengan Juan, Jevan kembali masuk ke dalam ruangannya, yaitu divisi pemasaran.

"Astaga! Sialan gue kaget." Jevan mengelus dadanya, karena baru masuk ruangan sudah di kejutkan oleh Kirana yang keluar dari kolong meja.

"Udah pergi kan, Jev?" tanya Kirana panik.

"Hah siapa si?" Jevan menatap bingung kearah Kirana.

"Mas Juan." ini bukan Kirana yang jawab tapi Reyhan, "Lo ngehindar dari mas Juan, ya?" tanya Reyhan.

"Ih engga kok."

"Ga usah ngehindar gitu, Na. Elo suruh ke ruangannya noh." jelas Jevan pada Kiranan.

Kirana mendengus, "Aelah, disuruh jam berapa ke ruangannya?"

"Right now." jawab Jevan, "Lagi marahan lo sama mas Juan?" kini Jevan ikutan kepo.

"Apa sih, udahlah gue mau ke ruangan mas Juan dulu." ternyata Kirana terlalu gegabah, teman-teman nya ternyata menyadari kalau Kirana menjauh dari Juan.

Di sepanjang koridor Kantor Kirana hanya berdoa, gadis itu jadi terjebak sendiri karena perbuatannya, "Aduh malu gue."

Pintu berwarna coklat di hadapan Kirana telah terpampang nyata, ruangan itu yang seharusnya Kirana hindari.

Back to Normal | Jaehyun × KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang