08. Photoshoot

416 63 4
                                    

[HAPPY READING]

🦋✨🦋

"Mas, maaf. Saya mau minta bill nya." ucap Kirana pada Teza.

Teza menggeleng, "Ga usah, it's free for you."

"Jangan gitulah mas? Saya juga pelanggan."

Teza bersikukuh menggeleng, "Engga, saya ga mau."

Kirana jadi merasa tidak enak, mana diberi makanan yang enak lalu sekarang tidak boleh dibayar.

Kirana menghela napas, "Mas Teza kan baru buka, masa saya udah di gratisan sih?"

"Ya gapapa, Na. Saya yang mau, kan ini kafe punya saya? Bebas dong saya mau ngapain aja?" ujar Teza dengan terkekeh.

Iya juga sih, memang itu hak Teza. Tapi kalau begini bagaimana Kirana membalas budinya? Orang kaya seperti Teza masa iya mau diajak traktir dipinggir jalan.

"Ya sudah deh, saya pasrah. Makasih banyak mas, nanti kapan-kapan saya balas kebaikan mas Teza dengan traktir makan soto ayam terenak se-kabupaten." Kirana tersenyum dan menundukkan kepalanya tanda mengucapkan terimakasih kepada Teza.

Teza tertawa kecil, "Kamu ga perlu balas kebaikan saya dengan cara traktir, adalah loh cara yang lebih gampang."

Kini Kirana tampak bingung dengan ucapan Teza, "Hah? Apa tuh, mas?"

"Jadi model pemotretan di agensi saya, cuma sekali aja."

Ah iya, Kirana masih menggantungkan jawabannya kepada Teza, untuk bergabung di agensi nya.

"Oh iya, soal itu ya, mas?" Kirana menggaruk tengkuknya, "Tapi saya kayaknya ga bisa, soalnya saya ga ada pengalaman di bidang seperti itu."

Teza mengangguk, "Yeah i know, tapi ga masalah kok, Na. Lagi pula ini cuma sekali pemotretan aja, setelah itu kamu ga perlu pemotretan lagi? Dan hitung-hitung bantuin adik tiri saya."

Kirana baru tahu, ternyata Teza memiliki adik tiri, tapi Kirana merasa bahwa Teza sepertinya menyayangi adik tirinya tersebut. Buktinya saja Teza rela memohon pada Kirana untuk menjadi model pemotretan.

"Maaf mas, bantuin gimana, ya?"

"Jadi gini, i have one half-sister, she is a designer, dia seumuran sama Juan. Adik saya ini, punya satu baju hasil design dia, saya udah pakai kan baju itu ke semua model yang saya punya."

Teza menghela napas, "Sampai model senior pun sudah saya coba, tapi dia bilang. Aura mereka kurang? Saya ga ngerti gimana maksud dia, makannya dari itu, saya mau kamu yang coba."

Kirana memijat pelipis nya, model senior saja tidak masuk, apalagi Kirana? Yang sama sekali tidak ada aura model.

Terkadang Kirana heran, mengapa orang-orang seperti ini memiliki detail yang luar biasa, sedangkan Kirana selalu dibawa santai saja.

"Mas, apalagi saya? Yang ga ada pengalaman kayak gitu, sudah pasti aura nya lebih tidak terlihat."

Teza menghela napas untuk kesian kalinya, "Please, Na? Mau ya? Di coba aja, cuma sekali kok."

Kirana merasa makin tidak enak, apalagi Teza sampai memohon seperti ini, "Oke mas, saya mau. Sekali aja kan?"

Teza mengembangkan senyuman nya, "Iya, Na. Cuma sekali, makasih banget, ya."

Ternyata Teza sebahagia itu ketika Kirana mengiyakan keinginan nya, "Saya juga terimakasih mas. Oh iya, jadi kapan mulai pemotretan nya?"

"Sekarang aja ya, Na? Kalau di nanti-nanti lagi, malah ga jadi." jelas Teza.

Back to Normal | Jaehyun × KarinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang