(3) Nyentrik

22 3 2
                                    

🌹You Belong To Me🌹~By Taylor Swift~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌹You Belong To Me🌹
~By Taylor Swift~


Berkas-berkas sinar matahari yang menyelinap melewati celah-celah gedung tinggi masih bernaung di sisi timur, ujung semburatnya menyentuh sisi wajah Aretha yang baru saja turun dari mobil sedan dengan warna silver di hampir semua bagiannya. Tangannya meliuk ke atas, merenggangkan tubuhnya yang sejak tadi meringkuk karena ketiduran.

Pundaknya dicengkeram pelan, ada lengan yang terayun lalu mengalung di pundaknya. Berat, tentu saja. Aretha meringis menahan tubuh lain yang jauh lebih tinggi menimpa tubuhnya.

"Berat Tanu, astaga!" Aretha meninggikan suaranya sembari tangannya berusaha menyingkirkan lengan Tanu dari pundaknya.

"Gue nyetir dari tadi, macet-macetan dan lo tidur sepanjang jalan gue ga ngomel, Ret." Protes Tanu menekuk mukanya.

Aretha terkekeh. "Iya maaf."

"Berkas yang kemarin gue titipin dibawa, kan?" Tanu menjauhkan diri, namun tangannya kembali terulur menarik tas Aretha yang menjuntai dari satu pundaknya. Bagian pengait tas ia bawa dengan jari telunjuk untuk kemudian ia biarkan terselempang di pundaknya, Tanu membawakan tas Aretha.

"Berkas yang mana? Lo kan nitip tiga berkas."

"Yang calon ketua OSIS baru."

"Oh, iya ada."

Keduanya menyusur area parkir dengan obrolan ringan, tentu dengan iringan sapaan-sapaan dari para penggemar Tanu yang sepertinya sengaja berbaris sepanjang rute mereka hingga sampai di kelas.

Dari lantai tiga, tepat di depan pintu kelasnya, Aretha menatap beberapa siswa baru yang bergerombol masuk ke dalam sekolah. Mereka semua terlihat malu, terlihat tersipu-sipu setiap kali bertemu tim basket yang sedang berlatih. Mereka terlihat seperti Aretha dua tahun lalu, namun dari semuanya yang terlihat tidak ada yang seperti Tanu. Aretha mengulas senyum mengingat bagaimana dirinya bisa sedekat sekarang dengan Tanu setelah dulu ia sangat membenci Tanu bahkan di hari pertama mereka bertemu.

"Nyari cowok?" Hanung ikut melongokkan pandangannya ke arah lapangan, melihat bagaimana puluhan siswa yang berpakaian putih biru saling menyapa dan menyebar di bawah sana membuat Hanung tersenyum.

Aretha mengeluarkan lip balm dari saku roknya, memoles bibirnya sebelum berbicara. "Ga ada yang nyentrik."

Hanung terkekeh. "Ret? Mereka anak baru, lo berharap mereka pakai apa?"

"Angkatan kita banyak yang nyentrik. Waktu itu Bervan hari pertama malah naik sepatu roda sampai hampir nabrak Naraya, kedatangan lo yang jadi murid blasteran pertama, terus Tanu ... " Aretha mengawang, ia lupa sejak kapan dan bagaimana manusia itu sekarang begitu menarik di matanya.

"Tanu ngajak berantem gue," sambung Hanung.

"Nah itu."

Kembali mengalihkan pandangannya ke arah lapangan, suara tawa yang meledak-ledak membuat Aretha dan Hanung memaku tatap pada satu sosok. Wajahnya terlihat paling berbeda, tingginya juga, sosok itu tampak memakai rambut palsu warna merah muda yang memicu tawa orang di sekitarnya termasuk Aretha yang mengawasinya dari jauh.

Best Friend-zone 「COMPLETED」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang