(16) Jerman?

11 3 0
                                    

Pas baca lagi ngapain?Lagi dimana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pas baca lagi ngapain?
Lagi dimana?

Kalau lagi capek banget,
semoga part ini bisa bikin
lelah kalian berkurang




Kemarin banyak sekali hal yang membuat Aretha bercermin diri. Seperti dirinya yang baru saja tahu bagaimana terkadang dunia menjungkir balikkan segala harapan, atau tentang jingga yang menyeret cahaya namun terlihat begitu menakjubkan. Sesuatu terjadi bukan karena kebetulan, ada yang ingin ditunjukkan oleh pencipta tentang terang di balik pekat, tentang putih di atas hitam. Jika  kita tidak menemukan bahagia di bawah cahaya, mungkin gelap adalah jawabannya, begitupun sebaliknya.

Aretha duduk diantara beberapa pengunjung perpustakaan kota, ia sengaja memilih tempat yang paling tersorot sinar matahari karena di sana ada sebuah jendela lebar yang menunjukkan bagaimana jalanan yang selalu saja penuh oleh pejalan kaki dan kendaraan.

Ia menutup lembar terakhir dari buku yang entah sejak kapan ia bawa namun tak pernah sama sekali disentuhnya. Aretha tersenyum, ia usap cover buku yang tebal itu, jemarinya bergerak mengikuti siluet ilustrasi wajah seorang pria yang menjadi hal paling menarik perhatian di sana.

Baru saja ingin bangkit dari duduknya Aretha dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang mungkin sudah hampir enam bulan tidak ia temui, sejak kelulusannya Aretha tidak pernah melihat lagi sosok itu, yang dulu biasanya ia akan rela seharian memandangi lapangan basket, sejak sosok itu lulus lapangan itu seakan kehilangan nyawanya.

Javero, rasanya baru kemarin ia menuntaskan pendidikan SMA, tapi rasanya hampir sewindu Aretha tidak bertemu tatap dengannya. Aretha bergerak mendekat, Javero tengah sibuk mengamati beberapa buku manajemen, menarik satu yang paling besar sebelum kemudian menyadari keberadaan Aretha di dekatnya.

"Hai Kak," Aretha menjadi yang pertama menyapa, ia melambaikan tangannya ketika Javero menoleh.

Javero tersenyum. "Aretha?"

Perpustakaan kota adalah tempat yang terlalu hening untuk mereka berdua berbicara, jadi Javero dan Aretha meninggalkan tempat itu, memilih Lattetha untuk sekedar mengobrol setelah beberapa bulan tidak bisa bersua. Setelah sampai, seperti biasa Javero memesan ice americano dan satu croissant, dulu ia sering menjadi pencicip croissant buatan Aretha dan kali ini ia adalah salah satu langganannya.

"Aku bikin menu baru," Aretha ikut duduk di salah satu kursi di samping Javero, satu tangannya membawa beberapa kukis dalam piring kecil. "Kak Vero harus cobain!" Keduanya duduk berdampingan, karena Javero memilih meja yang berada di sudut, menempel tembok, menghadap jendela.

Javero menarik satu diantaranya, gigitan kecilnya tidak lepas dari pandangan Aretha.

"Gimana?"

Javero mengangguk. "Seperti biasa ... Enak."

Best Friend-zone 「COMPLETED」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang