(33) Ending

23 4 6
                                    

Aku sengaja banget update malam-malamSoalnya aku sedih banget Tanu-Aretha selesaiMereka pasti bakal ada, tetap ada di cerita selanjutnya, member lain tentunyaTapi seriusan ini hampir 4 ribu kataKebangetan banget kalau ga kasih ⭐

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku sengaja banget update malam-malam
Soalnya aku sedih banget Tanu-Aretha selesai
Mereka pasti bakal ada, tetap ada di cerita selanjutnya, member lain tentunya
Tapi seriusan ini hampir 4 ribu kata
Kebangetan banget kalau ga kasih ⭐

Tapi ya kita udah sampai disini
Makasih buat semua yang jadi pembaca setia
Yang kasih support lewat komen sama vote
Sehat terus ya kalian mwah

Aku udah siapin cerita baru
Semoga aja ada yang minat buat baca
Judulnya nyusul muehehehe

Oke deh lesgoo!!!
Selamat membaca

________________________

💕About You💕
The 1975

Satu tahun kemudian ...

**

Sudah hampir satu pekan Tanu kembali ke meja yang sama, meja kedua dari baris paling kanan, meja dengan payung pelangi sebagai pelindungnya, meja dimana ia hanya menghabiskan waktu dengan memandangi pengunjung pantai, menjadi saksi atas tawa, tangis dan bahagia yang mendera mereka, iya mereka, yang Tanu tidak termasuk ke dalamnya.

Tanu mendengus, saat getar panjang mengubah arah pandangnya, ponselnya berdering menampilkan nama Papa, jika pria tua itu sudah menghubunginya, pasti tidak akan pernah jauh dari masalah perusahaan dan bisnis.

Memuakkan sekali.

Tanu menggeser tombol hijau di tengah layar, menekan pengeras lalu suara Papa terdengar berdeham.

"Dimana?" suara bariton yang membuat Tanu segera menarik ponselnya itu tampak penuh penekanan.

"Masih di Danvilla," cabang hotel terbaru Danvilla yang dibangun Pak Jaya dua tahun lalu di area Kuta Selatan, Bali. "Kenapa, Pa?"

"Tidak apa-apa," sepertinya Papa tengah berada di ruang seminar, karena ada suara lain yang terdengar lebih besar daripada suaranya. "Om Robi akan terbang ke Bali, tolong jemput sekitar pukul delapan!" perintahnya.

Lalu sambungan itu terputus. Hanya itu yang ingin Papa bicarakan. Dan Tanu memakluminya. Sudah terbiasa lebih tepatnya.

Ia bergerak bangkit, mengingat sebentar lagi matahari akan menghilang dari pandangan dan ia perlu bersiap mandi, makan dan tentu saja menuruti perintah Papa untuk menjemput Om Robi, orang kepercayaan Papa yang diutus untuk menemui kliennya di Bali menggantikannya.

Langkah Tanu bergerak di tepian jalan, dengan celana jeans pendeknya ia menyusuri area pertokoan yang ramai saat kembali ke hotelnya.

Langkahnya terhenti, ponselnya kembali bergetar.

Best Friend-zone 「COMPLETED」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang