(9) Apakah Aretha bahagia?

10 3 1
                                    

Kemarin, saat ada Tanu di sampingnya, Aretha merasa hidupnya cukup tertata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemarin, saat ada Tanu di sampingnya, Aretha merasa hidupnya cukup tertata. Ia akan sampai di Lattetha setengah jam setelah pulang sekolah, lalu menghabiskan waktu di sana sampai sore dan pulang untuk makan malam, mengurusi tulip tulipnya dan tidur. Sesekali ia akan kedatangan Tanu, melewati malam yang cukup panjang hingga cowok itu pergi.

Aretha kira, menjauhi Tanu akan semudah ia mengenalnya. Namun ternyata ketidak hadiran Tanu membuat jadwalnya yang sebelumnya tertata menjadi sangat berantakan. Seperti hari ini, sudah hampir dua jam bel pulang berbunyi namun Aretha masih setia melayangkan lamunnya di sisi kantin yang sepi. Hanya ada bising anak-anak ekstrakurikuler yang berhasil menembus gendang telinganya namun gagal membuat Aretha mengedipkan mata.

Ponselnya bergetar, Aretha melirik layarnya sembari mendengus kesal. Kenapa sukar sekali mencari keheningan?

"Halo Ret." Suara Tanu terdengar setelah Aretha menjawab panggilan dan menempelkan ponsel di telinganya.

"Hm?"

"Lo dimana?" selalu saja terdengar sedang menerjang arah angin, suara Tanu beradu dengan gemerisik daun. "Gue abis anterin Arura pulang, lo di Lattetha?"

Lihatlah, Tanu bahagia bersama Arura dan Aretha sekarang terkucilkan.

"Aretha ... " Tanu mengulang panggilannya.

"Gue masih di Sekolah."

"Hah? Ngapain?"

Hari ini seharusnya Aretha mendekor cafenya untuk perayaan ulang tahun Hanung nanti malam, ada banyak sekali barang yang ia beli kemarin, yang belum sempat ia pajang. Namun ia masih berada disini, memandangi gelas es teh yang telah tandas sejak tadi, entah untuk alasan apa.

"Ret ... " Panggilan yang kesekian kali itu membuat pandangan Aretha naik, meskipun hanya lewat sambungan telfon ia merasa harus tetap menegakkan pandangannya. "Gue kesitu ya, lo dimana?"

"Gue udah mau pulang."

"Gue jemput!"

"Gue mau naik ojek online."

"Ret ... "

"Tan!"

Aretha bisa mendengar hembusan nafas Tanu yang berat. Membuat Tanu jengah, mungkin itu salah satu yang sedang Aretha upayakan, selain tidak ingin perasaannya berlanjut, Aretha juga tidak akan menyakiti Arura. Lalu, mereka akan pelan-pelan berjalan dalam rute masing-masing, bersisihan lalu sesekali memastikan satu sama lain bahagia dan melupakan semuanya.

"Acaranya jam tujuh kalau lo lupa," suara Tanu bercampur dengan bisik radio, mungkin jika Aretha ada di sana, ia akan segera mengomel karena suara penyiar yang tidak berhenti berbicara membuatnya bosan. "Gue akan jemput lo setelah jemput Arura, kalau lo mau."

Tentu saja tidak. "Gue ga pulang, gue siapin pestanya pulang dari sini."

Tanu hanya menggumam pelan. Aretha mematikan ponselnya segera setelah lama ia dan Tanu saling mendiamkan. Selanjutnya ia mengambil langkah untuk pergi dari kantin, berjalan cepat sesaat setelah ojek online yang baru ia pesan sampai di depan Sekolah.

Best Friend-zone 「COMPLETED」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang