(20) Lelah

11 3 0
                                    

🍄I don't wanna be you anymore🍄Billie Eilish

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍄I don't wanna be you anymore🍄
Billie Eilish


Lama Aretha tercenung pada posisinya yang duduk tegak setelah Guru pengajar berlalu meninggalkan kelas, mungkin tepat pukul empat sore suasana kelas menjadi berangsur sepi karena hampir seluruhnya menguraikan diri, mengayunkan langkah meninggalkan kelas yang seharian ini menyerap banyak sekali energi.

Aretha merotasikan matanya, tidak akan pernah mudah menyembunyikan rasa cemburu, setidaknya itu yang saat ini mengganggu Aretha hingga sejak tadi membuatnya berkali-kali melengkungkan bibirnya sembari melepaskan nafasnya kasar.

"Kamu masih marah?" percayalah, sudah hampir seratus kali Tanu menanyakan pertanyaan itu. Cowok yang ikut bertahan di dalam kelas sekaligus menjadi satu-satunya yang menemani Aretha di sana.

"Aku ga berhak marah."

Tanu frustasi. "Demi Tuhan Ret, aku ga balas meluk dia kok."

"Ya udah."

"Ya udah apa?"

"Ya kamu ga meluk dia," ucapan Aretha sempat membuat Tanu bernafas lega, sebelum akhirnya ia kembali berkata. "Tapi kamu mau dipeluk dia, kan."

"Aretha ... "

Aretha tahu, jujur dalam hati kecilnya sama sekali tidak meragukan ucapan Tanu, hanya saja sekarang rasanya kesal sudah menguasai seluruh hatinya, menutup mata dan telinganya rapat-rapat. Saat mencoba untuk melupakan, bayang-bayang Arura yang melingkarkan tangannya di pinggang Tanu atau Arura yang menempelkan pipinya di dada Tanu, berhasil membuat Aretha kembali mendecak kesal.

Aretha mempertahankan wajah masamnya, bahkan saat ia sudah beranjak dari kelas untuk kemudian menuju mobil Tanu. Benar, Aretha memilih tetap pulang bersama Tanu, duduk di sampingnya dan membelah kemacetan bersama cowok yang masih berusaha meyakinkannya, memberi tahu bahwa kenyataannya Tanu memang tidak pernah benar-benar sengaja berpelukan dengan Arura.

"Kamu mau ke Lattetha?" Tanu memperlambat laju mobil yang mulai tertahan lampu merah, cowok itu menoleh dan mendapati Aretha tengah memiringkan kepalanya memandangi mobil lain dari balik kaca.

"Engga."

"Pulang ke rumah?"

"Engga."

Tanu menggeser arah duduknya. "Kamu beneran marah sama aku?"

"Engga."

Dan Tanu hanya mampu menghembuskan nafas kasar. Ia menyerah.

Sejak mobil kembali melaju, Tanu hanya mengarahkannya ke arah yang tidak jelas. Ia masuk ke jalanan yang lebih kecil, berpapasan dengan banyak orang yang baru pulang bekerja, sesekali bertemu dengan anak dari Sekolah lain, hingga akhirnya memilih berhenti di suatu taman. Banyak sekali orang di sana, ada anak-anak yang berlarian dengan orang tuanya, sepasang kekasih yang hanya berjalan santai menyusuri jalanan setapak dan juga beberapa orang yang menggerombol lalu mengobrol tidak jelas.

Best Friend-zone 「COMPLETED」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang