(11) Jujur

11 4 0
                                    

🍂Let me🍂
Cover by : Taehyun
Tomorrow X Together

_________________________________________

⋋⁠✿⁠ ⁠⁰⁠ ⁠o⁠ ⁠⁰⁠ ⁠✿⁠⋌
Kalian lagi apa pas baca ini?
Aku harap kalian lagi melakukan
hal-hal yang baik dan menyenangkan
Soalnya part ini bakal aku bikin
maniiiiisssssss banget
Kalau lagi sedih semoga jadi
lebih baik setelah baca ini
Siapapun yang baca, meskipun
cuma satu orang
Aku harap karyaku bikin hari kamu
setidaknya sedikit ... berwarna?
hehe
(⁠✿⁠ ⁠♡⁠‿⁠♡⁠)

________________________________________

"Gue masih gak ngerti kenapa lo sama Hanung suka banget mutusin hal-hal aneh kaya gini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue masih gak ngerti kenapa lo sama Hanung suka banget mutusin hal-hal aneh kaya gini. Kalau Papa tahu gue nginep sama lo gimana?" Aretha mengangsurkan selimut bercorak bunga sesaat setelah Tanu menjulurkan tangannya. "Lagipula kan gue bilang, gue berani sendiri." Namun bukan selimut yang Tanu raih melainkan lengan Aretha yang tidak siap menahan tubuhnya untuk tidak terhuyung, hal itu membuat Aretha terjun ke atas sofa dan berdempetan dengan Tanu. Begitu dekat, kulit tangannya bersentuhan dengan jaket Tanu, indera penciumannya meraba aroma marine yang kuat dari tubuh cowok yang saat ini menatapnya tanpa terlihat berusaha mengedip.

"Gue juga masih ga ngerti sama perubahan sikap lo selama ini, Ret." Katanya, sembari meraih selimut dari tangan Aretha, menaruhnya di ujung sofa. "Gue mau tahu hal apalagi yang lo coba sembunyiin dari gue?"

Aretha bangkit sesegera mungkin, ia tidak ingin Tanu mendengar debarnya yang berantakan. "Ga ada."

"Sini dulu deh gue kan mau ngobrol, kenapa jauh banget duduknya!"

Bagaimana bisa Aretha dekat dengan Tanu sementara saat ini ia tengah mati-matian berusaha mengatur nafasnya, berusaha menjadi tampak normal karena sebelumnya ia seperti orang yang selalu membuang nafas kasar. Jadi, Aretha menarik dirinya duduk di stool belakang kasir sementara Tanu duduk di sofa. "Yaudah sih, gue juga masih bisa denger lo ngomong ini."

Tadi sekali, Aretha begitu menginginkan kehadiran Tanu di sampingnya, mengingat momen bersama Tanu hingga membuatnya berlinang air mata. Lalu setelah orang itu hadir, Aretha malah berusaha menghindarinya. Lucu tapi memang begitulah keadaannya.

Juga sepertinya Tanu tidak memiliki waktu mengganti kemejanya, karena ia datang dengan kemeja yang dilapisi oleh jaket sederhana untuk mengusir dingin yang mendera, yang entah mengapa membuat Tanu terlihat sangat hangat dan nyaman dalam waktu bersamaan.

Dalam ruangan lembab yang dilapisi udara air conditioner itu Aretha membiarkan sebuah pohon bakung tumbuh dengan subur, sisi yang lebih hangat dibanding area lain itu menjadi spot paling disukai oleh pengunjung, selain karena dekat dengan jendela yang memperlihatkan pemandangan jalan utama, di sana juga area paling dekat dengan pintu. Tanu duduk di area itu, Aretha biarkan sorot lampu yang menyala putih menyirami segala penjuru dengan cahayanya, sekaligus caranya melihat Tanu dengan jelas walaupun dalam keadaan berjauhan.

Best Friend-zone 「COMPLETED」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang