Bab 9

2.6K 194 25
                                        

Tiga puluh menit sudah Kanaya berada di balik meja kerjanya bersama Dian dan beberapa orang yang sudah hadir lebih dulu, beberapa diantaranya belum datang termasuk Gusti yang memang selalu menjadi langganan terlambat.

Tak sedikit yang memilih untuk ngopi dan ngeteh terlebih dahulu sebelum memulai semua pekerjaannya, termasuk Naya dan Dian yang memilih sarapan bubur ayam yang tadi di belinya depan gedung kantor mereka.

Suasana ruangan belum seramai dan sesibuk biasanya, hanya saja sebentar lagi pasti akan sibuk kembali karena suasana tenang ini hanya terlihat saat kalian datang sepagi mungkin, dan itulah yang Naya serta Dian selalu lakukan.

"Nay...sepertinya seminggu belakangan ini kita lebih tenang karena pak Raga dan pak Bobi kan lagi di Malaysia, kuharap mereka bisa lebih lama disana biar kita tidak pusing dan sibuk everytime menyiapkan dokumen-dokumen yang mereka minta" Dian mulai berbisik pada Naya setelah menghabiskan bubur ayam mereka, dan Naya mendengar nama Raga disebut nafsu makannya langsung menguap begitu saja.

Wajahnya langsung murung seketika, nama Raga seperti sebuah monster yang menakutkan baginya....

"Eh...malah ngelamun!!!" Dian menjentikkan jari di depan wajah Naya untuk menghentikan lamunan temannya yang malah asik dengan pikirannya sendiri.

Naya sedang memikirkan apa yang akan pria itu akan lakukan lagi saat kembali dari Malaysia, setelah Naya mengacuhkan semua panggilan dan pesannnya....

"Nay..."

Panggilan Dian mengalihkan perhatiannya ke arah pintu dimana Agni sang atasan masuk, dengan kompak mereka berdiri dan membungkukkan sebentar tubuhnya sebagai tanda penghormatan.

Perempuan anggun itu menuju ke arah Naya...

"Kanaya ikut aku sebentar" ucapnya dan berlalu begitu saja melewati pintu, Naya memberi kode pada Dian yang dibalas hanya dengan mengangkat bahu pertanda bahwa dia juga tak tahu maksud Agni memanggilnya. Setelah mendapatkan kode dari Dian dengan berjalan cepat yang nyaris seperti belari mengikuti langkah Agni dan berjalan di belakang tubuh perempuan semampai tersebut.

"Ada apa, Bu???" Naya langsung bertanya saat mereka susah berada di dalam ruangan Agni. Perempuan itu belum menjawab, dan hanya mengambil satu buah amplop dan meletakkan di meja persis di hadapan Naya.

"Ini apa Bu?" Di tengah kebingangannya menerima amplop yang disodorkan padanya.

"Buka aja..."

"Maaf yah, soalnya ini mendadak dan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu" penuturan Agni saat Naya sudah membuka dan membaca isi amplop tersebut.

Surat Pemberitahuan Pemberhentian Magang.

Dia dipecat....

"Tapi kenapa Bu?"

"Entahlah, aku juga baru dapat kabar hari ini dan ini perintah atasan, aku tidak tahu sebab dan asal muasalnya padahal kamu cukup membantu pekerjaan kami di kantor ini"

Naya dibuat sedikit terkejut dengan ucapan Agni barusan, sebab jika perkejaannya bagus lalu kenapa dia diberhentikan secara sepihak.

"Aku punya salah atau semacamnya Bu?" Dia mencoba mencari pembelaan dan alasan yang masuk akal atas pemberhentian magangnya dengan mendadak.

"Aku juga tidak tahu tapi ini perintah dari pak Ragnala, dan aku tidak bisa mengelak atau menentangnya karena ini kewenagannya dan tak bisa diganggu gugat" Mendengar nama Ragnala, dia jadi tahu bahwa dalang semuanya sudah pasti Raga di pria pemarah yang semena-mena padanya.

LAWHEART (Legal Of Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang