Bab 23

2.5K 184 23
                                    

Beberapa hari seluruh dunia Raga hanya berputar pada wanita yang sedang terlelap di hadapannya, dengan bibir sedikit terbuka dan rambut terurai ke atas bantal sehingga memamerkan leher jenjangnya yang putih.

Kegiatan memandang Naya seperti ini sudah beberapa hari ia lakukan sejak mereka sepakat mencoba menjalani pernikahan dengan normal walaupun hanya sebatas tidur bersama tanpa sentuhan lebih dan lain-lain.

Jangan anggap karena Raga tidak mau tapi tidak boleh karena syarat Naya jangan ada kontak fisik lebih sebelum adanya cinta di antara mereka. Oke baiklah, anggap saja Raga bodoh memenuhi syarat itu dengan patuh dan menyiksa diri.

'hei....ayolah Naya itu godaan besar untuknya'

Geliat tubuh Naya membuat Raga kembali menutup mata, berpura-pura untuk terlelap karena momen inilah yang paling dia tunggu ketika Naya diam-diam membelai wajahnya dan mengucapkan selamat pagi dengan suara pelan berbisik seperti takut membangunkannya.

Raga membuka mata saat dirasa tak ada tanda-tanda Naya akan melakukan apa yang sudah ia harapkan dari tadi.

Berdecak kesal saat matanya terbuka dan tak menemukan Naya di hadapannya, ia tidak tahu apakah Naya punya ilmu menghilang sampai ia tak merasakan gerakan apapun saat perempuan itu turun dari kasur.

Kakinya ikut turun dan berjalan mencari keberadaan Naya yang sepertinya masuk ke dalam kamar mandi, menunggu di depan pintu kamar mandi. 

Ketika Naya keluar dengan rambut dililit handuk, dahinya mengkerut heran melihat Raga yang bersandar di dinding depan pintu kamar mandi.

"Mau ke kamar mandi?"

"Kenapa tadi pas bangun langsung ke kamar mandi?"

"Hah?" Naya semakin mengkerut kan kening.

"Biasanya kami mandangin aku dulu, usap-usap wajahku dulu dan bilang selamat pagi dulu..." Naya melongo heran, jadi beberapa hari belakangan ini Raga tahu apa yang dilakukannnya jika bangun tidur.

"Jadi kamu cuma pura-pura tidur selama ini!!!" Sarkasme Naya menutupi malu karena segala tindakannya ternyata diketahui pria itu dan ia tak percaya terhadap tingkah kekanakan Raga yang tak masuk akal.

"Yah....dan hari ini kamu tidak melakukannya"

"Kekanakan" Naya menutupi rasa kesalnya yang bercampur malu karena selama ini ternyata kelakuannya ketahuan oleh Raga.

Meninggalkan Raga lalu menepuk dahinya karena telah melakukan hal bodoh selama ini dan apesnya ternyata diketahui Raga. Tak hanya sampai disana, Raga ternyata selalu menunggu aksi memalukannya. Lihatlah pria itu sekarang merajuk kekanakan padanya hanya perkara sepele itu. Tadi memang Naya kebelet pipis jadi langsung ke kamar mandi.

"Kanaya!" Suara Raga membuat Naya kembali menoleh pada pria yang masih berdiri di depan pintu kamar mandi.

"Sudahlah, lebih baik cepat mandi bukannya kamu mau berangkat hari ini?"

"Aku lagi marah yah!!" Naya memutar mata malas sekali lagi.

"Bukannya kamu memang selalu marah?"

"Cih....kamu memang perempuan menyebalkan, tidak tahu romantis dan tak peka untuk membujuk suami" jangan kira mereka akur dalam arti akur yang sebenarnya karena akurnya mereka adalah berdebat setiap saat untuk hal-hal yang tidak penting seperti sekarang.

**************

Sarapan kali ini sepi tanpa suara hanya denting sendok yang beradu dengan piring yang mengiringi mereka.

Naya memilih menikmati susunya dalam gelas sambil memperhatikan Raga yang makan di hadapannya.

Raga sendari tadi menolak bicara dengan Naya walaupun beberapa kali dipancing untuk ngomong, padahal pria itu akan pergi meninggalkan Kanaya dalam beberapa hari ke depan untuk urusan pekerjaan.

LAWHEART (Legal Of Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang