Setidaknya bantu aku sembuhkan luka setelah kamu menyakiti berkali-kali, sebab hatiku tak bisa menyembuhkan dirinya sendiri
.
Karena kaulah yang bertanggung jawab atas segala kehancuran jiwaku, jika egomu masih bertahan lalu bagian mana lagi hatiku yang ingin kau remukkan?************************************
Raga pamit pulang usai makan malam bersama Tania di rumahnya, sebenarnya pikirannya tak bisa berdusta jika sejak tadi pertemuannya dengan Naya di supermarket membuatnya gelisah. Dengan perlahan ia mengintip masuk ke dalam gerbang kost Naya, mau menghubungi juga susah karena ia tak memiliki kontak wanita itu.
Entah kenapa sejak mengetahui kehamilan Naya, ia merasa memiliki ikatan dengannya dan secara tak sadar langkahnya kembali menuntun masuk ke dalam mobilnya. Perlahan mobilnya berjalan menyusuri jalan kota Jakarta menuju sebuah pusat perbelanjaan dimana ia tadi bertemu Naya. Entah kenapa ia begitu saja terbawa firasatnya untuk menuntun dirinya memutar kemudi mobilnya ke arah pelataran parkiran supermarket tersebut, dan benar saja sekarang dia melihat Naya sedang duduk berjongkok di depan sebuah pertokoan sambil menyembunyikan wajahnya.
"Apa yang dilakukannya disana di tengah malam begini!" Raga langsung membuka pintu mobil dan menghampiri wanita menyedihkan itu.
"Ayo pulang" Naya langsung mengangkat wajahnya dan saat melihat Raga berdiri menjulang di hadapannya, Raga seperti melihat senyum lega di bibir perempuan itu. Tanpa banyak bicara seperti biasa Naya mengikuti langkah Raga menuju mobilnya dan duduk di kursi penumpang.
"Sedang apa kamu di belakang, apa kamu pikir aku akan membuatmu rabies jika duduk di depan " Sengit Raga dengan wajah penuh peringatan pada Naya yang sudah duduk manis di belakang, dan tanpa banyak bicara Naya langsung pindah ke depan tanpa sepatah katapun dia hanya sedikit menggerutu dan itu didengar oleh indra pendengaran Raga.
"Tak perlu menggerutu"
"Aku tak menggerutu, tapi mengunyah permen" katanya sambil menjulurkan lidah untuk menunjukkan permen yang sedang dia kunyah, Raga sampai harus dibuat menggeram kesal dengan tingkah pola Naya.
"Gigimu akan patah jika mengunyah permen seperti mengunyah batu" jawaban kesal Raga sebelum menancap gas mobilnya.
Ketika dalam perjalan yang hanya berbalut bisu, Raga dengan kasar melemparkan sebuah kantong kresek ke pangkuan Naya yang sedang duduk menatap keluar jendela mobil. Sebersit senyum kecil Naya terpatri di bibir mungilnya saat susu hamil yang tadi ingin dibelinya sudah berada di atas pangkuannya.
"Terima kasih" ucap Naya tulus pada Raga yang masih fokus menyetir.
"mmmhhh....kapan kamu bisa bicara dengan orangtuaku?" Raga berbalik menatapnya sangat tajam membuat Naya sedikit takut dan nyalinya seketika ciut.
"ckckc ...nanti kalau ada waktu!"
"Aku mohon bicaralah cepat biar mereka menerimaku kembali dan kamu bisa bebas segera dari pernikahan ini" mohon Naya dengan sangat pada Raga.
Dia berharap ikatan mereka akan meluluhkan hati orangtuanya.
"Untuk apa? Lagi pula kita akan berpisah setelah anak itu lahir kan?"
"Tapi mereka akan membuangku selamanya jika anakku lahir tanpa ayah" wajah Naya menunduk lesu, setitik air mata jatuh di atas tangannya.
"Nangis aja terus, bikin pusing tau"
"Satu lagi ngapain sih tadi duduk kayak orang goblok di depan toko tadi sampai selarut ini?" Naya semakin tertunduk mendengar kalimat kasar dari bibir Raga, ia sudah salah menganggap kebaikan kecil Raga yang membelikannya susu hamil, perbuatan baik pria itu tadi bukanlah indikasi jika pria itu akan berubah baik sepenuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAWHEART (Legal Of Love)
RandomSetiap kesalahan akan menemui kebenaran, jika tidak maka sebenarnya yang salah adalah dirimu... -RAGNALA ABHRA- Setiap Rasa akan selalu menemui pemiliknya, tak peduli dia akan menetap atau hanya sesaat.... -KANAYA NIHALA GUNAWAN-