Bab 31

3.4K 259 21
                                        

Raga masih menggendong Jemari sejak tadi dan hanya menyerahkannya pada Naya saat bayi itu menangis lapar, tak ada protes dari Naya membiarkan pria itu memuaskan diri menebus waktu yang hilang selama ini.

"Apa kamu ingin menonton video Jemari?" Tanya Naya membuat Raga mendekat ke arahnya sambil mengangguk.

"Mau lihat yang mana dulu?" Naya mencolok flashdisk pada LED lalu menoleh pada Raga yang sudah duduk di sofa dengan tetap mendekap Jemari, gadis kecil itu juga entah kenapa begitu anteng padahal biasanya dia selalu rewel sepanjang hari.

"Menurutmu aku harus liat yang mana dulu?"

"mmmhhh ...kalau saat dia lahir, bagaimana?" Raga hanya mengangguk dan Naya mulai memutar video Jemari saat lahir sebelum mengambil tempat di sebelah Raga.

Video itu dimulai saat Naya sudah mengenakan pakaian rumah sakit dan duduk di atas bola...

"Say hai, Naya...."

"Haaiii..."

"Udah sakit yah, mules?"

"Yah....lumayan kayak hilang timbul sakitnya, ih..... Laras jangan terlalu dekeettt!!!" Naya terlihat mendorong kamera saat Laras menyorot wajahnya terlalu dekat.

"Ras...bantuin berdiri dulu...." Naya kemudian terlihat berdiri dari bola dan berusaha menahan sakit sambil berjalan bolak balik di dalam kamar.

"Itu Oma ku, dia yang selalu membantuku selama ini selain Laras selama pindah ke Jerman" Naya menunjuk seorang wanita tua berkacamata yang melambai ke arah kamera sambil mengikuti Naya berjalan ke kiri dan kanan.

"Kamu tinggal di Jerman?"

"Yah....bersama Oma!"

"Ssssttt....udah mulai sakit terus!!!" Naya dalam video terlihat memegang perutnya dan naik ke atas kasur, kemudian seorang dokter dan perawat masuk ke dalam kamar.
Persalinan sudah akan segera dimulai begitu perintah dokter, Naya menempati ranjang dan meringis kesakitan dengan keringat semakin banyak di dahi. Naya di dampingi Oma dan seorang pendamping persalinan, ketika dokter memberi instruksi Naya terlihat menarik nafas lalu mengedan sekuat tenaga.

"Saaaakkkiittt...."

"C'mon Naya,..." Ucap Laras dari balik kamera.

"You can do it, honey!!! Komen schon, du kannst es schaffen (ayo, kamu pasti bisa)"
Omanya yang setia di sampingnya memegang erat tangannya, memberi dorongan agar Naya terus mendorong.

Naya mencengkram apapun yang bisa dia raih,,,beberapa kali harus berhenti dan mengambil nafas lalu mendorong kembali dengan sekuat tenaga.

"Saaaaakkkkittt...." Mengambil jeda sebentar lalu sekuat tenaga mendorong.

"Ya Allah, Ragaaaaaaaaa..,aaaaaaaarrrgggghhhj" Lalu suara tangis bayi menggema seiring gambar dalam rekaman bergoyang karena Laras sepertinya melompat saat Jemari lahir.

"It's....a baby girl!!!!" Teriak Laras lalu menyorot bayi mungil yang sudah ditaruh di atas dada Naya dengan mulut mencucut mencari puting sang ibu.

Dalam video Naya meneteskan air mata, mengecup kecil ubun-ubun Jemari yang masih di dadanya.

Begitu video berakhir, Naya dapat merasakan genggaman erat Raga di tangannya. Naya menoleh dan mendapati Raga masih menatap lurus ke arah layar LED tanpa suara.

"Kamu kenapa?" Akhirnya Naya memberanikan diri bertanya pada Raga yang kemudian menunduk pada Jemari.

"Apa begitu sakit saat melahirkannya?" Naya ikut menatap mata Raga, mendekat pada pria itu lalu tersenyum kecil untuk menghilangkan rasa bersalah pada diri Raga yang begitu jelas dapat ia tangkap.

LAWHEART (Legal Of Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang