Bab 33

4.2K 282 40
                                    

Raga tiba di Indonesia dan langsung menemui orangtuanya di Jakarta, memberitahukan tentang pertemuannya dengan Naya di Paris sekaligus menceritakan soal keberadaan Jemari yang selama ini mereka anggap sudah tidak ada.

"Jadi beneran Mamah punya cucu?"

"Iya Mah...."

"Tapi ya ampun....kenapa kamu nggak bawa mereka pulang Raga?"

"Mah...nggak semudah itu, karena kalau ayah Kanaya tahu akan semakin memperburuk keadaan!"

"Terus kapan Mama bisa ketemu cucu Mama?"

"Secepatnya Mah...makanya Raga minta bantuan Papa dan Mama"

"Pasti nak....apapun itu Papa akan lakukan"

"Makasih Pah..."

"Gimana wajah cucu Mama mirip Mamah nggak?" Cecar mamanya yang antusias tentang Jemari. Raga kemudian mengeluarkan handphonenya dan membuka galeri foto untuk menunjukkan wajah Jemari pada ibunya.

"Ya ampun....dia mirip Ragnala banget Pah waktu kecil, jadi pengen cepet ketemu" Sementara ibunya heboh sendiri membuka beberapa foto Jemari, Raga bicara dengan ayahnya perihal bagaimana caranya dia menemui orangtua Naya.

"Papa sudah menelfon pengacara dan menurutnya kasus perceraian kalian belum diputus hakim masih dalam proses jadi kita punya kesempatan untuk menarik kembali kasus itu tapi tentu saja kita butuh Naya untuk itu"

"Tapi aku mau ayahnya harus merestui kami"

"Temui mereka kalau perlu papa bisa menemanimu dan bicara lagi pada mereka"

"Makasih Pah" Raga kemudian mendapatkan tepukan dari ayahnya di bahu, menarik nafas dalam kemudian menutup mata pelan.

Semua takkan semudah mengedipkan mata, Naya sekarang bukanlah hanya sekedar ibu anaknya tapi perempuan itu adalah orang yang begitu dicintainya dan akan sangat tidak pantas jika ia hanya memanfaatkan cinta diantara mereka untuk bisa bersama karena Raga ingin mendapatkan Naya dengan cara terhormat, memuliakan wanita yang dicintainya.

Jika dulu dia dengan mudahnya menarik perempuan itu ke dalam kehidupannya, maka sekarang sudah saatnya dia berjuang agar Naya tahu bahwa dia adalah wanita yang pantas Raga perjuangkan karena dia menginginkan Naya di sisinya, selalu dan selamanya.

Bukankah mencintai itu adalah perjuangan, mempertahankan dia tetap di sisi apapun keadaannya. Jika ada yang bilang cinta tak harus memiliki maka itu hanya bualan belaka karena menurut Raga mencintai itu harus bersama, tak ada dalam kamusnya bahagia melihat orang yang dicintainya bahagia walau tak bisa bersama.

********************

Kesibukan Raga di kantor tak menyurutkan usahanya membawa Naya kembali, seperti hari ini sebelum berangkat ke Malaysia Raga dengan modal niat yang besar dan keinginan untuk segera bersama Naya dia menemui orangtua Naya.

Dan lihatlah sekarang dia telah mendapatkan lebam di sisi wajahnya dan sedikit robekan di bibirnya.

"Beraninya kau datang lagi...."

"Aku datang untuk meminta sekali lagi restu anda"

"Huuhhh...meminta restu apa maksudmu?" Tidak akan!!!" Raga hanya mengusap darah dari sudut bibirnya kemudian menatap ayah Naya yang berdiri di hadapannya sambil mengatur nafas dan emosi yang jelas terlihat.

"Kenapa begitu sulit menerima kami untuk bersatu!" Ucap Raga pelan.

"Itu karena aku tidak mau putriku menderita dengan pria sepertimu" jeda sebentar dengan terus menatap sinis Raga yang sudah mendudukkan tubuhnya.

LAWHEART (Legal Of Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang