Mendapatkan orang yang tepat dan bisa memperlakukanmu dengan sangat baik adalah sebuah anugerah yang harus disyukuri.
Walau tak semua orang beruntung mendapat orang yang tepat, tapi pada akhirnya saling memahami satu sama lain akan membuat keadaan lebih kondusif untuk berbagi segala senang dan susah.
Dan setiap orang berhak menentukan orang seperti apa yang diinginkannya menemani setiap perjalanan hidupnya.
Kanaya akhirnya tahu bahwa Raga adalah orangnya, orang yang akan menemaninya menjalani semua liku kehidupannya. Tak instan memang, ada proses panjang yang harus dia lewati untuk sampai pada keyakinan bahwa Raga lah orangnya.
Ada sakit yang harus dia lewati.
Ada tangis yang selalu mengiringi.
Ada konflik yang harus dia hadapi.
Ada restu yang harus dia perjuangkan.
Ada batin yang harus menderita.
Bukankah kebahagiaannya sekarang adalah hasil yang dia peroleh atas segala pengorbanannya dulu.
Ada Jemari yang harus dia lindungi saat itu, kala semua orang menolak bayinya dan berusaha merenggut Jemari nya.
Namun siapa sangka, takdir dan ketetapan Tuhan jauh lebih berkuasa atas semua kuasa manusia di dunia ini.
Raga dan semua problematikanya bersama Kanaya adalah jalan Tuhan yang tak bisa dia tolak. Sehebat apapun mereka saling menyakiti dan mengabaikan, nyatanya Tuhan mampu membolak balikkan hati hambanya kemudian menyatukan mereka kembali.
Raga akhirnya tunduk pada perasaan yang tak bisa dia hindari pada Kanaya.
Kebencian itu tumbuh menjadi cinta...
Ini bukan soal benci dan cinta yang hanya dibatasi garis beda yang sangat tipis. Tapi ini soal takdir.
Raga dan Kanaya akhirnya menempati ruang pengampunan atas semua kesalahannya di masa lalu. Memperbaiki diri di masa lalu untuk menjadi manusia yang lebih baik.
Belajar...
Menjadi suami yang baik.
Menjadi istri yang baik.
Dan menjadi orangtua yang baik.
Kanaya tersenyum mengingat bagaimana dia dan Raga dulu. Suara lembut Raga sekarang pernah menyatiki hatinya saat pria itu mengeluarkan caci maki untuknya.
Pria yang sekarang selalu mengalah untuknya pernah begitu kejam menyeretnya karena tak mengikuti perintahnya.
Pria yang begitu mencintai Jemari sekarang, pernah tega memberinya pilihan untuk menggugurkan darah dagingnya.
Kalau saja Kanaya saat itu tak keras kepala menolak, mungkin Tuhan takkan memberinya ampunan dan memberikan jalan untuk sampai pada titik bahagia.
Satu-satunya yang dia sesali saat ini adalah perbuatan zina dan menyebabkannya hamil di luar nikah. Bahkan penyesalan terbesarnya bersama Raga adalah menemui kenyataan bahwa Jemari putrinya takkan mendapatkan nashab ayahnya ketika menikah nanti.
Dan Raga selalu menangis saat memandang bayi kecilnya, dia selalu menangisi nasib putrinya kelak.
'aku tidak sanggup jika suatu hari Jemari menanyakan hal itu, aku takkan sanggup menceritakannya Nay...' ucap Raga setiap kali bicara dengan Naya perihal Jemari.
Dan demi menebus semua dosanya pada Jemari, pria itu selalu melimpahkan kasih sayang yang tak terhingga pada putrinya. Semua hal tentang Jemari akan menjadi prioritas Raga.

KAMU SEDANG MEMBACA
LAWHEART (Legal Of Love)
De TodoSetiap kesalahan akan menemui kebenaran, jika tidak maka sebenarnya yang salah adalah dirimu... -RAGNALA ABHRA- Setiap Rasa akan selalu menemui pemiliknya, tak peduli dia akan menetap atau hanya sesaat.... -KANAYA NIHALA GUNAWAN-