Setelah acara lamaran romantis Raga benar-benar memboyong Naya dan Jemari kembali ke Indonesia, mengurus semua berkas pembatalan perceraiannya dan setelah semuanya beres Raga tidak tahu bagaimana cara mengajak Naya menemui orangtuanya mengingat bagaimana keras kepalanya perempuan itu.
"Aku nggak mau yah kamu paksa-paksa terus temuin mereka apalagi harus tinggal sama mereka lagi" omel Naya pada Raga yang berusaha membujuknya.
"Tapi sayang..."
"Nggak....nggak....nggak!!!"
"Kalau kamu maksa aku mending balik ke Jerman lagi aja" Naya sudah bicara dengan emosi yang tak terbendung, Raga dari sejak kedatangan mereka ke Indonesia sibuk membujuknya untuk menemui orangtuanya.
Naya bukan tak ingin menerima saran Raga tapi dia jauh lebih tahu tabiat ayahnya."Naya...." Raga memanggil Naya dengan sangat lembut dan menggenggam tangan Naya yang berdiri di hadapannya untuk kembali duduk di kasur bersamanya.
Menepuk-nepuk telapak tangan Naya lalu menciumnya pelan.
Raga tahu bagaimana kelembutan hati Naya sebab dia sudah membuktikan hal itu. Sekeras dan sekejam apapun perbuatan Raga padanya yang lalu, nyatanya perempuan itu masih mau menerima kehadirannya kembali.
Dan sekarang dia sedang meminta perempuan itu menyelesaikan jalan terjal yang sedang mereka hadapi sebelum sampai pada garis akhir yang sebenarnya.
Mereka hanya perlu restu dan persetujuan orangtua Kanaya untuk bisa hidup bersama tanpa rasa takut ataupun rasa bersalah.
"Akan sampai mana kerasnya hatimu membenci dan menghindari mereka?"
"Apa kita akan terus berseberangan dengan orangtuamu seumur hidup?" Raga mencoba membujuk Naya kembali. Raga tak mau lagi melakukan kesalahan yang lebih fatal dengan mengikuti kemauan Naya.
Naya dan Jemari harus hidup dalam kedamaian di sisinya. Tidak dengan perselisihan dan dendam.
"Aku tahu kenapa ayahmu begitu membenciku dan tak menginginkan kita bersama" Naya mengangkat wajahnya dan menatap Raga yang sedang bicara dengan sangat hati-hati padanya.
"Mereka orangtua dan pasti tak ingin seorangpun menyakiti anaknya seujung kuku pun"
"Seperti yang aku dan kamu rasakan sekarang terhadap Jemari..."
"Aku bahkan dulu nyaris gila saat tahu kamu menggugurkannya"
"Aku merasa disakiti hingga tak bisa berpikir jernih, otakku hanya mau anakku kembali saat itu"
"Dan kamu tahu, mungkin hal itu yang sedang ayahmu lakukan saat ini..."
"Melindungi putrinya dari pria sepertiku"
"Pria yang berani memanfaatkanmu dalam keadaan sulit, membuatmu hamil dan menikahimu secara diam-diam tanpa melibatkan mereka, belum lagi aku terus menyakitimu..."
Raga mulai menyadari semua hal yang terjadi selama ini karena salahnya. Dalam posisi orangtua Kanaya, mereka hanya melindungi walau tak sepenuhnya menempuh jalan yang benar.
"Aku yakin mereka melakukan itu demi menjagamu agar kamu tetap dalam pengawasannya agar kelalaiannya menjagamu tak lagi terulang..." Naya terdiam dan menunduk dengan sangat dalam.
"Aku takut...takut ayah akan..." Akhirnya Naya merendahkan suaranya.
"Sssttt...apa yang kamu takutkan, ada aku ada Jemari juga, bukankah kami kekuatanmu, aku membujukmu menemui mereka bukan untuk membuat kita berpisah lagi tapi meyakinkan mereka bahwa pria yang menikahi putrinya adalah orang yang bertanggung jawab..."
"Biarkan aku menunjukkan tanggungjawabkku agar mereka bisa percaya bahwa pria yang menodai putrinya layak untuk mendapat kesempatan menjadi pria baik untuk putrinya"

KAMU SEDANG MEMBACA
LAWHEART (Legal Of Love)
De TodoSetiap kesalahan akan menemui kebenaran, jika tidak maka sebenarnya yang salah adalah dirimu... -RAGNALA ABHRA- Setiap Rasa akan selalu menemui pemiliknya, tak peduli dia akan menetap atau hanya sesaat.... -KANAYA NIHALA GUNAWAN-