Merenungi semua kejadian yang menimpanya akhir-akhir ini, Raga sadar betul semua perkerjaannya terganggu karena masalah ini. Melengok pada jam di tangannya, sudah pukul satu dini hari artinya dia sudah duduk hampir lima jam di lobi hotel, sesekali tangannya memijat dahinya untuk meredakan pusing di kepalanya. Tadi dia sengaja meninggalkan Naya di kamarnya agar tak merasa iba.
Dia takut perasaan kasihan akan mempengaruhi logikanya...
Tapi kenyataannya bukannya perasaannya yang berpihak pada Naya tapi juga logikanya sudah mulai melawan egonya ..
Berjalan kembali ke kamar Naya untuk mengecek keadaan wanita itu setelah tadi ia tinggal sendirian.
Membuka pintu kamar pelan, lalu tangannya meraba dinding untuk menyalakan lampu tapi kamar plong tak ada seorang pun disana. Dengan cepat dia memeriksa setiap sudut kamar tapi nihil ia tak menemukan Naya dimanapun bahkan kopernya juga hilang.
'Apakah dia kabur'
Tapi lewat mana perempuan itu pergi, perasaan dia hanya duduk di lobi tadi tak pernah beranjak kemanapun, tak mungkin kan Perempuan itu punya kekuatan menghilang begitu saja, harusnya jika Naya keluar hotel maka Raga pasti bisa melihat perempuan itu keluar dari hotel. Dengan segera dia mengeluarkan handphone dan menghubungi Naya tapi nomornya tidak aktif.
'apa dia loncat dari jendela?'
Segera menuju ke arah jendela dan memeriksanya, masih terkunci berarti perempuan itu tak nekat bunuh diri, lagi pula Raga yakin Naya tak mungkin loncat dalam kondisi hamil. Buru-buru dia keluar kamar dan bertanya pada resepsionis, mungkin saja mereka melihatnya keluar.
"Permisi, mbak tadi ada tamu yang keluar nggak bawa koper"
"Maaf pak kami tidak bisa memberikan informasi tamu kami pada siapapun"
"Saya suaminya yang tadi check in bareng dia" sang resepsionis meneliti wajah Raga mencari kebenaran.
"Kamar berapa pak?"
"607"
"Oh.....nggak ada yang check out pak tapi...."
"Tapi apa???" Raga si tidak sabaran menunggu jawaban, dia takut Naya akan membuat masalah untuknya.
"Tadi ada perempuan keluar dari sini dengan taksi sambil membawa koper" Raga mengacak rambutnya kasar, berarti tadi dia meleng atau terlelap sejenak sampai tak menyadari Naya keluar dari hotel ini, handphonenya juga tak aktif bagaimana dia bisa menemukan Naya sekarang.
'apa dia kembali ke hotel tadi'
'ah...tidak mungkin'
'perempuan itu benar-benar merepotkan'
Apa tadi dia begitu keterlaluan menuduh Naya akan merusak hubungannya dengan Tania, sampai perempuan itu pergi tanpa permisi. Dengan cepat dia kembali ke hotel tempat dia dan Bobi berserta Tania menginap, besok saja dia mencari Naya lagipula kemana harus mencari di tengah malam begini.
Tapi kalau dia kenapa-napa, bagaimana???
Sekarang Raga benar-benar akan repot!!!
**************************
Mengetuk kamar sang kekasih di pagi buta setelah hampir semalaman tak tidur karena memikirkan keberadaan Naya yang tak kunjung ada kabar hingga sekarang, nomornya pun tak aktif.
"Kenapa?" Muka bangun tidur Tania membuatnya tersenyum, tangannya mengusap rambut sang kekasih dengan sayang.
"Kita harus balik ke Jakarta aku ada urusan mendadak" Tania kaget dengan penuturan Raga, belum juga menikmati liburan berdua bahkan belum genap 24 jam di kota Jogja dan sekarang sudah harus pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAWHEART (Legal Of Love)
AcakSetiap kesalahan akan menemui kebenaran, jika tidak maka sebenarnya yang salah adalah dirimu... -RAGNALA ABHRA- Setiap Rasa akan selalu menemui pemiliknya, tak peduli dia akan menetap atau hanya sesaat.... -KANAYA NIHALA GUNAWAN-