WELCOME
JIKA ANDA MELIHAT TYPO DIMANA MANA, SAYA MOHON MAAF. AKAN SAYA PERBAIKI SAAT REVISI.
Happy Reading
*
*
*
______________________________________________
~ Tidak selalu mudah, tapi itulah kehidupan. Jadilah kuat karna masih ada hari hari yang lebih baik di depan. ~
- Erfan Axelion Denandra
_______________________________________________
Suasana ruang makan keluarga Reysa tampak begitu suram. Karena adanya sesosok pria paruh baya yang membuat suasana begitu dingin. Dia Edgar, Ayah Reysa.
Dentingan sendok dan garpu menyatu dengan sempurna di ruang makan tersebut. Suasana begitu kelam dan tidak ada kata bahagia yang menggambarkan suasana sekarang. Satu patah kata pun tidak ada yang terlontar dari mulut mereka masing-masing. Mereka makan dalam diam.
Kemarin malam Edgar pulang dari kantornya secara tiba-tiba. Padahal biasanya, ia menginap disana. Namun ketika ia pulang pun, akan kembali dengan kebiasaannya yaitu mengurung diri di dalam kamarnya.
Edgar selalu menjauh dari keluarganya. Tanpa tahu jika keluarganya terus menanti sosoknya dulu yang ceria. Namun, sifat ceria itu seketika lenyap tanpa tahu alasan yang jelas.
Setiap kali Edgar pulang, Reysa ingin sekali memeluk tubuh ayahnya dan mengatakan jika dia sangat merindukannya. Namun, keinginan itu harus ia telan saat sadar bahwa Edgar selalu menatapnya dengan pandangan tak suka. Meski begitu, ia tahu bahwa Edgar masih menyayanginya.
Hubungan orang tuanya memang tidak terlalu baik. Mereka selalu bertengkar jika tidak ada orang dirumah. Apalagi Bundanya yang mudah tersulut emosi karena perlakuan ayahnya yang semena-mena terhadap keluarga.
Reysa bertahun-tahun memendam rasa ini dari dulu. Keharmonisan. Kata yang sepele namun memiliki berjuta-juta makna bagi Reysa.
"Reysa berangkat Bun." pamit Reysa sebelum dia pergi dari sana. Rasanya begitu muak melihat mereka yang selalu diselimuti oleh rasa canggung, seperti baru saja mengenal orang asing.
Reysa segera membuka pintu rumahnya, namun betapa terkejutnya ketika mendapati seorang cowok bertubuh tegap berada disana. Reysa mendengus kecil, lantas menghampirinya.
"Sesuai syarat, cantik." goda Vandra mengedipkan sebelah matanya dengan genit.
Reysa berdecak, meskipun perasaan aneh tiba-tiba bermunculan. Sialan.
Vandra terkekeh kecil melihat pipi gadis itu yang memanas. Tak lama, ia menyuruh agar gadis itu segera naik ke atas motornya.
*****
Tepat Vandra memarkirkan motornya. Begitu banyak pasang mata yang mengarah kepadanya. Reysa turun dari motor cowok itu dengan perlahan. Rasanya sangat risih bila menjadi pusat perhatian.
"Van, gue duluan," Reysa hendak pergi dari sana, namun lengannya malah dicekal oleh cowok itu.
"Bareng sama gue," tekan Vandra, menatap tajam gadis di depannya. Karena tak mau memperpanjang masalah, Reysa akhirnya mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
VANREY (A Secret)
Подростковая литератураGevandra Alistar Fernandes, kerapnya disapa Vandra. Seorang Leader geng motor bernama CAVERO yang cukup terkenal di kawasan Jakarta. Parasnya begitu tampan dan tegas. Namun, ia dikenal sebagai cowok yang dominan. Jangan pernah bermain-main dengannya...