25. Crazy start

101 26 6
                                    

HELLO I'M BACK!

JIKA ANDA MELIHAT TYPO, SAYA MOHON MAAF. AKAN DIPERBAIKI SAAT REVISI.

Happy Reading

*
*
*
*
*
______________________________________________

~ Jadilah diri sendiri, jangan jadikan omongan sampah seseorang yang ngebuat lo mundur dan ngerasa nggak pantas,~

- Mahendra Adexa

______________________________________________

"Reysa, gue sama Frieska pulang dulu ya,"

Reysa mengangguk. "Dryana masih belum balik?"  tanyanya.

"Kayaknya udah pulang duluan, ntar gue kabarin deh kalo ketemu Dryana dirumah," jawab Quela dan segera diangguki oleh Reysa.

"Yaudah ya, duluan, Saa!" lanjutnya dan segera menggandeng tangan Frieska keluar.

Reysa sekali lagi mengangguk. Kemudian dia kembali merapihkan alat tulisnya untuk dimasukkan ke dalam tasnya.

Namun, gadis itu tak sengaja menyenggol siku meja, dan berakhir lengan kanannya memerah karena terhantam cukup keras.

"Meja sialan," makinya seraya memegangi lengannya. Reysa merintih pelan. Namun luka ini tak sebanding dengan apa yang ia alami sebelumnya.

Setelah selesai memasukkan semuanya di dalam tas dengan benar, Reysa berjalan keluar menuju pintu kelas.

"Kenapa belum pulang?"

"Ah fuck!"

"Mulutnya."

Bagaimana tidak terkejut, Vandra berdiri tepat di depan pintu dengan tiba-tiba. Laki-laki ini sudah seperti jelangkung!

"Lagian lo ngapain tiba-tiba disitu sih?! Kabarin dulu kan bisa, biar gak bikin gue kaget. Kalo gue punya riwayat jantung gimana?!" omel Reysa merasa kesal.

Vandra tak bergeming, dia malah sibuk memperhatikan bibir gadis itu yang terus-menerus bergerak lucu karena mengomelinya.

Ya, tuhan.., mengapa gadis ini sangat menggemaskan? Apa salah jika dia tak ingin gadis ini di miliki orang lain selain dirinya?

"Lo denger gak sih?!"

"Udah?" tanya Vandra.

"Apa?"

"Udah ngomelnya?" tanya Vandra memperjelas.

Reysa menggeram. Sungguh, ia sangat ingin  menendang laki-laki ini hingga tak  menampakkan batang hidungnya.

"Bercanda. Pulang, gue antar," pinta Vandra lalu berjalan mendahuluinya tanpa rasa bersalah.

"Pacar apa kaya gitu?" gumam Reysa lalu mengikuti cowok menyebalkan itu dari belakang. Eh? Apa yang baru saja ia katakan? Pacar? HAH?

Gadis itu menggeleng keras, walaupun secuil kebungahan hinggap di hatinya. Namun ia berusaha untuk bersikap seperti biasa, dan berlagak jika dia takkan pernah tertarik.

VANREY (A Secret)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang