8. Glover

135 25 6
                                        

WELCOME TO!

JIKA KALIAN MELIHAT TYPO DIMANA MANA, SAYA MOHON MAAF. SAYA AKAN MEMPERBAIKI SAAT REVISI TELAH TIBA.

Happy Reading

*

*

*

______________________________________________

~Jadilah seperti serigala. Walaupun mereka tidak segagah harimau dan singa, setidaknya mereka tidak pernah dibudakan dalam sirkus~

____________________________________________

Disebuah ruangan bernuansa hitam dan minimnya cahaya. Seorang gadis tengah mengobrol bersama seorang lelaki yang masih terbilang cukup muda, sekitar dua puluh lima tahunan. Lelaki itu adalah asisten pribadinya.

"Anak-anak Leon gimana keadaannya?" tanya gadis tersebut kepada lawan bicaranya.

"Baik-baik saja, Nona. Dia memimpin anggotanya dengan baik. Sekarang saja banyak orang yang ingin bergabung dengan Leon."  jelas lelaki itu.

"Alright. Nggak sia-sia gue naruh kepercayaan buat dia," gadis itu tersenyum tipis mengatakannya. "Oh iya, bedebah sialan itu udah ada informasi lain nggak?"

Seakan mengerti arah pembicaraan sang atasannya, lelaki itu menggeleng pelan. "Belum pasti nona. Tapi informasi yang sedikit saya dapat, pelaku masih berada di kota ini."

Gadis itu mengangguk anggukkan kepalanya. "Hm. Gue harap si sialan itu segera ketemu. Gue udah muak liat dia kabur kaburan setelah apa yang dia lakuin. Inget, nyawa lo ada di tangan gue, Felix. Jadi secepatnya lo temuin."

Dengan susah payah Felix meneguk saliva nya susah.  "B-Baik Nona! Saya mengerti." gadis itu jika sedang mode serius sangat mengerikan.

"Hm, lo boleh keluar."

"Kalau begitu, saya izin pamit mengundurkan diri." ucapnya. Setelah mengatakan itu, Felix segera berbalik badan dan keluar dari ruangan keramat itu.

"Ya."

Setelah memastikan bahwa lelaki itu sudah hilang dari balik pintu, gadis itu beranjak dari kursi putarnya kemudian berjalan keluar. 

Dia tidak boleh berlama-lama berada di sini. Waktu sudah malam. Karena hari esok dia harus berangkat ke sekolah.

*****

Segerombolan anak remaja tengah menongkrong disebuah warkop yang sering mereka datangi. Karena, jarak antara markas mereka dengan warung tersebut terpaut cukup dekat. Mereka tak lain adalah anak-anak Cavero. 

"Woi woi!" teriak Erfan mengagetkan mereka yang ada disana.

"Uhuk! Uhuk. Gue keselek anjim!" Vano menggeram. Dia tersedak karena merasa terkejut.

"Nih minum dulu, minum," Dexa segera mengambilkan minum yang langsung diterima oleh sang empu.

Erfan cekikikan tanpa rasa bersalah. "Gue mau tanya deh." cetus nya terlihat menyebalkan.

VANREY (A Secret)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang