3. Menyebalkan

156 45 13
                                    

WELCOME!

JIKA KALIAN MELIHAT TYPO DIMANA MANA, SAYA MOHON MAAF. SAYA AKAN MEMPERBAIKI SAAT REVISI NANTI.

Happy Reading...

*

*

*

______________________________________________

~ Ingat, Tuhan tidak mati ~

- Arfan Axelion Denandra

___________________________________________

KRING! KRING...

Bell pulang sekolah terdengar hingga ke seantero sekolah. Menandakan bahwa pembelajaran telah usai. Masing-masing kedua kaki mereka berjalan beriringan menuju ke arah parkiran dimana kendaraan mereka berada di sana. Seperti saat ini, seorang gadis yang masih berdiri di sebuah halte. Dia tengah menunggu seseorang untuk menjemputnya.

Usai menunggu beberapa menit, ia berniat untuk meneleponnya.

"Hallo, ada apa?" tanya seseorang diseberang sana.

"Katanya lo mau jemput gue?"

"Sorry, gue nggak bisa. Soalnya gue ada kelas tambahan. Lo pesen taksi aja, atau ojek online. Mau gue pesenin?" tawar seseorang itu, dia Kenzie abangnya.

"Gak usah, gue bisa sendiri,"

Tut!

Sambungan telepon itu dimatikan secara sepihak. Tak peduli jika abangnya menggerutu kesal karena melihat kebiasaan itu.

  Reysa memilih duduk disana dengan tenang, sembari menikmati semilir angin yang berhembus menerpa lembut wajahnya, membuat helaian helaian rambutnya ikut  mengikuti irama angin tersebut.

Tiba tiba saja netranya berpusat pada objek yang membuatnya terenyuh. Reysa segera menghampiri seorang anak kecil yang berpakaian lusuh dan bisa dibilang tidak layak untuk dipakai lagi.

Melihatnya saja ia merasa sakit. Anak itu, dengan bodohnya masih tersenyum manis walaupun sebagian  orang yang memandangnya dengan tatapan jijik.

"Hai."

Celetuk kan itu, membuat anak kecil itu terkejut hingga terbatuk-batuk. Sontak Reysa kelimpungan, namun ia dengan cepat menyerahkan botol minumnya yang masih tersisa sedikit yang langsung diterima oleh anak kecil itu.

Setelah mengembalikan botol minum kepada gadis itu, anak kecil itu berdiri, sedikit menjauh darinya. Reysa mengernyit bingung. Kenapa? Apa dia menakutkan?

"Jangan dekat-dekat aku Kak, nanti kaka jadi kotor. Aku gak mau," katanya terlihat ketakutan.

Rasanya meringis kecil. "Nggak papa. Sini deketan sama Kaka." gadis itu mulai mendekati anak malang itu dengan hati hati. Lalu, dengan lembut dia mengusap surai hitam legam itu.

Anak itu mengerti, lalu mengangguk. "Maaf Kak, kalau nanti Kaka kotor gara gara aku. Aku emang kaya gini..." lanjutnya dengan tak enak. "Yaudah Kak, ayo duduk di bangku deket taman itu aja. Jangan disini soalnya kotor."

Perlahan, dengan langkah gontai nya anak kecil itu menggandeng pergelangan tangan gadis itu. Reysa membiarkan tangannya digenggam oleh anak kecil itu. Reysa menurut, mengikuti langkahnya anak itu.

VANREY (A Secret)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang