28. Teror

33 1 1
                                    

WELCOME BACK !

JIKA ANDA MELIHAT TYPO SAYA MOHON MAAF, AKAN DIPERBAIKI SAAT REVISI.

Happy Reading

*
*
*
*
____________________________________________

~ Cukup katakan lelah, bukan menyerah ~

- Gevano bintang samudra

_____________________________________________

"Gimana keadaan lo, Yan?" tanya Quela berdiri disamping brankar yang Dryana tempati.

"Lebih baik dari sebelumnya," jawab Dryana sekenanya.

Quela akhirnya mengangguk dan kembali ke tempat duduk sebelumnya. Tadinya ia memang sempat kembali ke rumah untuk berganti baju. Namun sekarang ia kembali lagi untuk menemani Dryana di rumah sakit.

"Gue mau tanya," celetuk Dryana menghentikan aktivitas Quela yang tengah memotong sebuah apel.

"Sok, mau tanya apa?"

"Sebelumnya, kejadian apa aja yang gue lewatin sebelum amnesia?" tanya Dryana dengan ragu. Ia menatap fokus kepada gadis itu untuk meminta penjelasan secara detail.

Quela menarik napasnya pelan. "Jujur apa jujur banget nih?" tanyanya tersenyum jahil, sambil memakan sepotong apel yang sudah terkupas kulitnya.

Dryana mendengus kesal. Dengan ogah-ogahan dengan menjawab, "jujur banget."

"Oke oke, tapi sebelumnya gue minta maap nih ya," ujar Quela menyengir. "Jujur, akhir-akhir ini, lo itu aneh. Aneh nya aneh banget. Berawal dari lo yang suka ngilang dan kalo lo muncul, pasti lo selalu dapet memar-memar kaya abis dipukulin."

"Memar? Di pukul?" Dryana tertegun. Pantas saja saat ia ke kamar mandi, dirinya melihat beberapa luka memar yang mulai memudar namun ada juga yang masih terlihat baru di sebagian tubuhnya.

"Iyaa, padahal gue udah berusaha tanya baik-baik ke lo biar ngomong ada apa sebenarnya. Cuma lo nya aja yang mingkem terus."

Dryana membisu sesaat. "Terus apalagi?"

"Mm... lo suka pulang malem. Setau gue sih lo itu kerja, tapi nggak tau juga deh. Ditambah lagi sikap lo yang makin hari makin aneh, kek... ada aja gitu. Gue ngerasa lo nyembunyiin sesuatu dari gue, Frieska, sama Reysa."

Dryana semakin tak mengerti. "G-gue nggak tau," desahnya frustasi. "Tapi orang tua gue dimana? Kenapa dari kemarin ngga ada yang jenguk selain lo sama cewek dua kemarin?"

"Orang tua lo... sorri, udah cerai beberapa tahun lalu waktu SMP dan sekarang lo hidup sendirian. Mm.. sebenernya udah beberapa kali juga Ibu lo nawarin buat ikut sama dia lagi, tapi lo selalu nolak," jelas Quela dengan perasaan tak enak.

Dryana mematung, tak menyangka jika kehidupannya begitu menyedihkan. Apalagi ketika mendengar jika orang tuanya sudah lama usai. Pantas saja ia selalu dikerubungi oleh bayangan-bayangan yang begitu menyakitkan.

Tatapan gadis itu berubah kosong. Tidak ada kehidupan selain wajahnya yang terlihat sangat memucat.

Dia mengepalkan tangannya hingga permukaannya memutih. Ia bertekad untuk belajar berdiri sendiri tanpa bantuan kedua orangtuanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VANREY (A Secret)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang