07

871 50 8
                                    

Hay guys 👋

Gimana sama kabar kalian?

Alangkah baiknya sebelum baca vote dulu ya

Happy Reading ✨

••••

“Kenapa kalian diam saja? Apa kalian hanya akan diam dan menunggu bukti turun dari langit?” ejek Rinjani, lebih tepatnya jiwa yang memasuki tubuh gadis itu.

“Apa mau kamu?” tanya Tiara.

Orang yang menjadi lawan bicara mereka langsung menarik tangan Tiara dengan kencang, membuat genggaman tangan Tiara dan Kenzie terlepas.

“Kamu ingin tau semuanya, bukan?” tanya Rinjani.

“Aku gak tau kamu siapa, tapi tolong keluar dari tubuh sahabat aku,” mohon Tiara.

Hantu yang menyebalkan itu tertawa pelan, yang terkesan menyeramkan. “Kenapa kalian takut? Aku tidak akan menganggu kalian, aku hanya ingin memberitahukan kalian kalau dia akan mengincar kalian.”

Mereka semua lantas mengernyit bingung, tidak mengerti dengan arah pembicaraan gadis itu.

“Jangan pernah percaya dengan siapapun, karena semuanya justru akan berakhir dengan kematian.”

Tiba-tiba saja atmosfer berubah menjadi dingin, angin meniup dengan kencang sampai bunyi pintu yang tiba-tiba tertutup berbunyi dengan keras, dengan suara tawa yang menggema di lantai tiga.

Rinjani yang hampir terjatuh langsung ditahan oleh Tiara. “Tolongin, Rinjani. Dia kayaknya pingsan,” kata Tiara.

Mereka semua langsung mendekat kearah dua gadis itu, tanpa aba-aba Kenzie langsung menggendong tubuh gadis tersebut. Karena tidak ingin berlama-lama di sini, dan bertemu dengan berbagai spesies hantu lagi.

Akhirnya, mereka semua kembali ke asrama. Namun, dengan keadaan hati-hati mengingat ucapan hantu tadi yang mengatakan kalau mereka sedang diincar.

Seharusnya, dari awal mereka tidak usah ikut campur dengan urusan sekolah. Hanya saja, mau bagaimanapun juga mereka ingin bebas bukan di kurung seperti ini.

“Sekolah kita ada CCTV, kan?” Tiara menoleh kearah Devan, Sagara, dan juga Resya.

“CCTV? Kok, perasaan aku jadi gak enak gini, ya.” Resya menelan salivanya dengan susah payah, dari sorot matanya terlihat seperti ketakutan.

“Lihat sekeliling kita, ada CCTV atau gak. Kalau ada kita harus ke ruangan CCTV sekarang, kita hapus saat kita menuju lantai tiga.” Kenzie yang berada didepan terus menggendong Rinjani yang masih dalam keadaan tidak sadarkan diri.

Tiara bersama tiga orang remaja itu, memutar bola mata mereka untuk melihat apa ada CCTV di arah koridor atau tidak.

“Penjaga sekolah.” Sagara menunjuk kearah pak Yordan, yang sedang memegang satu kantung plastik hitam.

“Bodoh amat sama dia, mending buruan kita ke kamar Tiara dulu. Rinjani berat banget.” Kenzie berjalan dengan sedikit cepat, saat tangannya mulai terasa pegal.

My School Mystery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang