17

673 31 2
                                    

Hay guys 👋

Gimana sama kabar kalian?

Alangkah baiknya sebelum baca untuk vote dulu ya ....

Happy Reading ❣️

••••

Keterkejutan Tiara belum juga berakhir, dia kembali terkejut saat merasakan seseorang yang memeluknya dengan begitu erat. Pelakunya siapa lagi kalau bukan, Kenzie.

“K--kamu kenapa, Ken?” tanya Tiara yang heran dengan sikap lelaki itu.

“Kamu kembali, Ra. Aku pikir Vina bakal ada ditubuh kamu terus,” bisik lelaki itu.

Gadis itu mendorong tubuh Kenzie, agar pelukannya bisa terlepas. Netra matanya menatap dalam kearah lelaki tersebut.

“Aku mau kita selesaiin ini secepatnya, aku gak mau nunggu lama-lama lagi,” ucap Tiara.

“Gak ada yang instan, Ra. Semuanya butuh proses, kita harus bersabar,” sahut Rinjani.

I know, i know. But, if we continue to remain silent and wait for evidence from the book, it will take a long time. Tiara sedikit frustasi, dengan masalah ini.

Kenzie sampai bingung dengan Tiara, kenapa selalu keras kepala sekali. “You just find out everything yourself, if you want everything to be done quickly. We're not forcing you, from the start you wanted to find out, right? Please go and find out for yourself, here is a flash disk and also a photo.” Pemuda tersebut memberikan flashdisk dan foto yang tadi kearah Tiara.

Devan dan Sagara langsung melangkah dengan cepat, saat melihat perdebatan antara Kenzie dan Tiara. Mereka satu tim, tapi selalu ada pertengkaran.

“Oke, aku akan cari tau semuanya sendiri. Emang dari awal kalian gak ada niat untuk bantuin aku, kan? Atau kalian juga terlibat dengan kasus di Citra Bangsa?” tuduhnya kepada sahabat-sahabatnya.

“Jaga omongan kamu, Tiara!” bentak Kenzie.

“Kenzie,” tegur Devan.

Tiara tersenyum tipis, seharusnya dia tidak cepat percaya kepada mereka semua untuk membantunya.

“Kamu itu egois, Ken. Aku hanya gak mau kita semua kenapa-napa, semakin kita memperlambat semakin banyak ada korban.” Gadis tersebut tidak menyangka jika Kenzie akan emosi seperti ini.

“Oh, gitu? Pergi cari tau semuanya sendiri, kita gak akan bantu!” Kenzie tidak emosi sama sekali, tapi dia sedikit tidak terima saat tadi Tiara dengan seenaknya menuduh mereka.

Mungkin dia akan membiarkan gadis tersebut untuk mencari tau, lagipula dia tidak perlu khawatir soal Tiara. Gadisnya itu memiliki rencana-rencana yang diluar dugaan.

Tiara hanya tersenyum lalu meninggalkan aula, dengan perasaan sedih, kecewa, emosi, semuanya tercampur menjadi satu.

Kepergian Tiara hanya membuat mereka berdiri mematung, gadis itu tidak peduli. Dia sedikit kecewa saat satu orangpun tidak ada yang membelanya.

Gadis itu berjalan dengan menahan air mata, dengan langkah cepat melewati TKP yang dipasang garis polisi.

Ada juga beberapa polisi yang mengawasi sekitar, sekaligus menyelidiki kasus ini.

My School Mystery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang