64

87 9 2
                                    

Hay guys 👋👋

Gimana sama kabar kalian?

*
*
*
*
*

Happy Reading ✨

••••

Tiara bergegas keluar dari kamarnya. Derren masih di bawah, ia harus segera menemui lelaki itu. Entah kenapa, dia curiga kalau ini ulah sepupunya itu.

Meski membenci Kenzie, Tiara tidak sampai hati melihat lelaki itu dihujat oleh orang-orang. Ada rasa kasihan yang tak bisa ia abaikan.

"Derren," panggil Tiara begitu ia tiba di hadapan Derren, yang tampaknya sedang fokus dengan ponselnya.

Derren mengangkat wajahnya dengan satu alis terangkat. "Apa?" tanyanya, nada suaranya datar.

"Kamu apa-in Kenzie?" tanya Tiara, langsung to the point.

Derren mengerutkan kening, seolah tak percaya apa yang baru saja ia dengar. "Kenzie? Kamu datang ke sini cuma buat ngomongin dia?" Derren mendesah panjang, tampak malas. "Kamu tau sendiri aku gak bakal nyakitin dia, kalau kamu gak ngizinin."

Tiara mendengus, jelas tidak percaya. "Jangan bohong!" serunya, suaranya meninggi.

Derren menatap Tiara tajam, matanya menyipit. "Bohong? Kamu serius nuduh aku sekarang?" Suaranya mulai naik satu oktaf, nada kesal mulai terdengar. "Aku sepupu kamu, Ra. Mana mungkin aku bohongin kamu soal dia!"

Tiara berdiri, matanya menyala penuh kemarahan. "Kamu gak pernah cerita apa-apa kalau udah ada urusan sama Kenzie. Apa yang kamu sembunyiin dari aku, Ren?" tanyanya, nadanya mulai lebih dingin, penuh kecurigaan.

Derren ikut berdiri, wajahnya mulai menunjukkan ketidaksabaran. "Apa maksud kamu? Aku gak sembunyiin apa-apa!" jawabnya dengan nada lebih keras, emosinya juga mulai naik.

"Kamu selalu punya cara buat bikin orang lain terlibat, dan sekarang Kenzie di tengah masalah! Kamu yang bikin ini, kan?" sergah Tiara, nadanya makin tajam.

"Kamu denger sendiri apa yang aku bilang! Aku gak ngapa-ngapain dia!" Derren melangkah maju, menatap Tiara lebih dekat. "Kenapa kamu gak bisa percaya sama aku? Ini soal Kenzie, bukan tentang kita!"

Tiara menatap Derren balik, tidak mundur. "Karena kamu selalu ada di balik masalah ini. Kamu mungkin gak nyentuh dia langsung, tapi aku tahu kamu terlibat. Jangan pikir aku gak ngerti siapa kamu sebenarnya, Derren."

Derren tertawa dingin, suara tawa yang penuh kepahitan. "Oh, jadi sekarang aku monster di mata kamu? Hanya karena aku gak suka sama dia, kamu langsung nyalahin aku?"

"Ini bukan soal suka atau gak suka! Ini soal tanggung jawab! Kamu tau sendiri bagaimana caranya bikin orang jatuh, tanpa harus kelihatan terlibat langsung!" Tiara mendekat, tatapannya penuh emosi. "Dan sekarang kamu nyangkut dalam masalah ini!"

Derren mendesah frustrasi. "Aku udah bilang, aku gak terlibat! Kamu mau aku bilang apa lagi supaya kamu percaya?"

"Aku gak akan percaya sebelum kamu jelasin semuanya!" Tiara menantang, nadanya penuh determinasi.

"Jelasin apa? Gak ada yang perlu dijelasin! Ini semua cuma asumsi kamu!" Derren membalas dengan nada tinggi. "Kalau kamu gak bisa percaya sama aku, itu masalah kamu, bukan masalah aku!"

"Kamu pikir aku bodoh, ya?" Tiara menatapnya tajam. "Aku tau kamu lebih dari siapa pun, Derren. Dan aku gak akan tinggal diam kalau kamu terus bikin masalah!"

My School Mystery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang