28

582 34 1
                                    

Hallo guys 👋👋

Gimana sama kabar kalian?

Alangkah baiknya sebelum baca vote dulu ya ....

Happy Reading 💜

••••

Keadaan lapangan begitu ramai sekali, berita tentang enam remaja yang akan dihukum tersebar dengan begitu cepat di seluruh penjuru SMA Citra Bangsa.

Banyak murid-murid yang tidak percaya kalau murid dari kelas unggulan bisa melanggar peraturan seperti itu.

Terlebih lagi Tiara dan Kenzie, banyak yang mengatakan kalau mereka memalukan kelas IPA. Akan tetapi, bagi siswa-siswi kelas IPA mereka tidak peduli. Karena bagi mereka, Tiara, Kenzie, dan juga Rinjani tidak salah.

“Jalan gunain lutut kalian keliling lapangan selama 25 kali!” perintah Audrey dengan tegas.

“Mana bisa gitu?!” protes Tiara.

Audrey maju selangkah mendekati Tiara. “Ini aturan!”

Banyak sorak-sorai dari murid-murid yang menonton, didalam benak mereka. Apa ini salah satu rencana untuk mereka di permalukan? Buktinya saja, pembelajaran tidak dimulai padahal ini sudah waktunya untuk belajar.

“Kamu senang-senang dulu, Audrey. Kita lihat aja, diakhir nanti kamu dan mereka akan kalah!” desis Tiara.

Mereka semua langsung berlutut dan mulai mengelilingi lapangan. Anggota-anggota OSIS tetap mengawasi, takut jika nanti mereka akan kabur.

Resya sedari tadi terus menggerutu tiada hentinya, gadis itu benar-benar tidak terima jika dipermalukan seperti ini.

Apalagi terik matahari yang seakan-akan membakar tubuh mereka sekarang, begitu teganya guru-guru dan OSIS memberikan hukuman seperti ini.

Putaran-putaran dilalui, hingga pada putaran delapan. Resya jatuh pingsan, mereka semua begitu khawatir sekali.

Sagara yang ingin menggendong gadis itu kalah cepat dengan salah satu anggota OSIS, yang langsung membawa Resya menuju UKS.

Tidak berhenti sama sekali, justru mereka terus melanjutkan hukuman. Namun, dari raut wajah masing-masing menggambarkan kalau mereka memang khawatir.

Lutut-lutut mereka terasa begitu sakit sekali, sepertinya mereka akan susah berjalan nanti. Disaat tengah menjalani hukuman, tiba-tiba langit menjadi mendung.

Mungkin akan turun hujan, matahari tidak ada sama sekali. Semuanya ditutupi oleh awan gelap.

Tentu mereka senang karena tidak kepanasan, tetapi sasarannya pada lutut yang terluka.

Setetes air mulai berjatuhan mengenai wajah mereka, Tiara memandang kearah langit. “Hujan,” gumam gadis itu.

Anggota-anggota OSIS mulai berlarian untuk mencari tempat berteduh.

“Kalian tetap lanjutin hukumannya!” titah Audrey dengan tegas, kemudian berlalu begitu saja dari hadapan mereka.

Air hujan mulai berjatuhan membasahi wajah sekaligus tubuh mereka, rintik-rintik mulai terdengar bagaikan alunan musik yang berirama.

My School Mystery Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang