Deruman suara motor itu mengganggu aktivitas para santri yang saat ini sedang proses belajar, gus Arka selaku pengurus pondok pesantren Al-mubarak itu keluar menghampiri segurumpulan geng motor itu yang tak lain adalah Gonzarios yang diketuai oleh Galang.
Galang maju kedepan gus Arka dengan wajah sinisnya
"lo gak pantes berpakaian kayak gini Arka! lo itu pembunuh, pembunuh" teriak Galang yang sudah dikuasi oleh amarahnya."Saya bukan pembunuh! saya cuma membantu kekasih anda yang tergeletak ditengah jalan" jawab Arka tanpa rasa takut sedikitpun karna dia memang tak bersalah.
"Kurang ajar" teriak Galang ia langsung menonjol rahang Arka dengan kuat.
Tanpa disadari oleh Arka ternyata disana sudah ada Bira yang menyaksikan itu, Bira berlari sambil bertiak memanggil nama suaminya.
"Abi" teriak Bira ia menghalangi Galang yang ingin memukul Arka "stop! jangan pukul suami saya" ucap Bira.
"Sayang, kamu pergi kesana disini bahaya" ucap Arka.
Karna Galang sudah dibutakan oleh amarahnya ia tak sengaja menarik tangan Bira lalu mendorongnya kebelakang membuatnya terjatuh. Arka yang melihatnya tak terima ia membalas perbuatan Galang yang semena mena terhadap istrinya Arka tak kalah hebat dalam berkelahi ia sekali turun tangan langsung kalah lawannya.
Bira meringis memegang perutnya yang terasa nyeri, ustadzah Mely panik semua santri yang melihat itu panik buru buru ustadzah Mely menghampiri Ningnya.
Kini Arka sudah melumpuhkan musuhnya "jangan berani berani anda menyentuh atau menyakiti istri saya!" tekan gus Arka.
Gus Arka berbalik badan hendak pergi kearah istrinya, tapi Galang mainnya licik sekali ia mengeluarkan sebuah pistol dari saku celananya lalu mengarahkannya kearah Arka. Bira yang melihat aktivitas Galang ia berteriak "abi, awas dibelakang kamu" teriak Bira kencang.
Disaat Arka menoleh kearah belakangnya dan...
Dorrr
Dorrr
DorrrTiga peluru berhasil masuk kedalam tubuh Arka. Bira yang menyaksikan suaminya dibunuh didepan matanya itu langsung berteriak histeris, dengan energi seadanya Bira berdiri menghampiri suaminya yang sudah tergeletak disana dengan berlumuran darah.
Bira menangis histeris ia memeluk tubuh gus Arka yang sudah lemes itu tapi gus Arka masih ada sisa sisa sedikit nafasnya. Gus Arka menatap wajah istrinya ia memaksakan tersenyum sebisa mungkin.
Gus Arka mengangkat tangan kanannya yang sangat terasa lemes itu tapi ia paksakan agar bisa membelai wajah istrinya untuk terakhir kalinya.
"C-cantik nya a-abi, c-calon umma b-baik b-baik ya tanpa a-abi, a-abi tau k-kalian a-adalah wanita yang k-kuat, s-sayang a-aku n-nitip dede b-bayi ya" nafas gus Arka sudah semakin mengecil.
"A-ana u-hibbuka f-fillah sabira"
Mendengar itu Bira semakin tak kuat rasanya, ia seakan berada diujung jurang.
Gus Arka menarik nafasnya disaat ada sedikit lagi nafas yang tersisa ia masih menyempatkan diri untuk berusap syahadat.
"Aa-asyhadu an l-laa illaaha illallaahu, w-wa asyhadu a-anna muhammadar r-rasullah" setalah mengucapkan itu gus Arka menutup kedua matanya dengan perlahan, ia meninggal didekapan sang istri.
"ABI!!" teriak Bira histeris
"Abi bangun abi, ABI!" suara Bira hampir habis.
Bira memeluk erat jasad suaminya, sambil memohon agar tuhan mengembalikan nyawa suaminya tapi itu tidak mungkin dan tak akan pernah terjadi. Kematian adalah hal yang paling menyakitkan! kita bisa apa? apa kita mau melawan takdir?.
![](https://img.wattpad.com/cover/323967536-288-k331135.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Arsha [END]
Teen Fiction⚠️FOLLOW SEBELUM MEMBACA⚠️ - - Seorang gus muda yang terkenal dengan sifat nya yang dingin serta akhlak nya yg mapan lulusan cairo serta incaran para santri wati ini siapa sangka akan dijodohkan dengan... Anak dari seorang pengusaha restoran no satu...