apapun yang terjadi nanti, jangan hujat Liam ya🥹
.
.
.Ada satu cerita menarik yang Liam temukan diantara tumpukan buku tua di perpustakaan menara Charisma. Disana dituliskan dengan jelas.
'Telah diturunkan berkah yang melimpah kepada anak Calais, dengan kekuatan luar biasa untuk menguasai benua.'
Isi buku itu seolah menegaskan tentang betapa luar biasanya Kerajaan Calais yang tak lain adalah Kerajaan ras manusia. Namun untuk mengendalikan kekuatan itu, dituliskan lagi hal-hal yang akan terus menjaga keseimbangan antar sesama ras.
'Dan diturunkan juga seorang guardian diantara Calais untuk mengendalikan pusaran kekuatan itu. Agar penyalahgunaan kekuatan itu dapat dihindari dan keseimbangan pun tetap terjaga.'
Guardian. Sebutan untuk salah satu anak yang mewarisi darah Calais. Secara kasarnya peran guardian ini adalah sebagai 'tali kekang' untuk mengendalikan kekuatan 'anak Calais' yang disebutkan.
Untuk contohnya saja Raja Calais saat ini Astra De Calais, sebagai 'anak Calais' yang dilahirkan dengan kekuatan luar biasa dia telah ditakdirkan untuk memiliki guardian. Dan guardian itu adalah sepupu jauhnya, yang sekarang menjadi ratu di kerajaan Calais. Nereida De Calais.
Dan sekarang, telah terlahir lagi seorang guardian dari keturunan Astra. Itu adalah putri bungsunya, Luisa De Calais. Dan jika melihat situasi sekarang, harusnya Luisa adalah guardian untuk Nielson yang merupakan putra mahkota saat ini.
Setidaknya itu sudah menjadi rahasia umum. Semua orang sudah bisa menebak hasilnya bahkan sebelum upacara kontrak guardian dilangsungkan. Sebab dari tahun ke tahun selalu begitu. Bukankah guardian lahir untuk mengekang kekuatan raja?
"Liam."
Liam tersadar saat merasakan tepukan di bahunya. Dia menoleh, ternyata ada Klein di sampingnya yang menunduk untuk mengintip buku apa yang ia baca.
"Buku ini lagi? Isinya apa sampai kau selalu jadi lupa akan sekitar kalau sudah membacanya?"
"Guardian untuk anak Calais."
Klein bersedekap sembari bersandar di tembok di sampingnya, "Lagi-lagi jawaban itu."
Liam menutup buku di tangannya. Dia saat ini tengah duduk di kusen jendela sebuah bangunan tua. Dan dari tempatnya saat ini Liam melihat ke luar yang sedang terang bulan. Dimana-mana hanya ada hutan yang rimbun.
"Semua telah siap. Kau bisa memulai kapan pun."
Segaris senyum terbit di bibir Liam. Tanpa kata dia berjalan menyusuri lorong dengan Klein di belakangnya. Hingga sampai diujung lorong yang merupakan jalan buntu. Klein menarik salah satu tuas tersembunyi dan dinding itu terbuka. Di sana ada anak tangga yang akan membawa mereka ke ruang bawah tanah bangunan tersebut.
Sampai di bawah obor-obor menyala di sepanjang lorong yang sempit. Dan di ujung lorong itu ada pintu berdaun dua yang besar dan kokoh. Begitu Liam mendekat pintu tersebut terbuka dengan sendirinya.
Liam masih terus melangkah. Suara langkah kakinya menggema di ruangan itu. Ada altar di tengah-tengahnya. Dan disana terdapat peti kayu yang terbuka menampilkan seorang anak lelaki yang terbaring di dalamnya.
"Cedric Van Everhart." Liam berjalan ke sisi peti telunjuknya menyentuh pipi anak dalam peti itu. "Dingin," gumamnya.
Sementara itu Klein duduk di atas bekas reruntuhan di pojok ruangan bersama Derryl dan Hera yang sudah ada disana sedari tadi.
"Nafasnya tak teras...." Gumam Liam masih mengamati anak bernama Cedric itu. Lalu dia mengangkat pandangannya pada pria yang sedari tadi berdiri di sisi seberangnya. "Kau pasti menderita sekali ya Sirgis. Adik yang kau cintai malah hidup menderita dan harus mati seperti ini."
![](https://img.wattpad.com/cover/351586651-288-k822038.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Be The Devil Prince
FantasíaLahir dengan darah ras iblis. Diasingkan dari keluarganya. Dibenci rakyatnya. Lalu menjadi pengkhianat yang akhirnya mati di tangan ayahnya sendiri. Setidaknya itulah yang Alex tau tentang William Alexander yang merupakan antagonis novel The Lord ya...