Sudah lama tidak up, maapkan diri ini yang ngaret bener. Semoga masih ada yang mau baca😌
Kasih pendapat kalian soal perubahan alurnya ya hehe....
.
.
.
.Klein menatap lamat-lamat kertas di tangannya. Makin lama keningnya makin berkerut hingga kemudian dia dibuat menghela nafas dengan berat.
"Apa tak masalah begini?"
Hera yang sedang mengerjakan sesuatu di dekatnya menoleh, "Ada apa?"
"Niels sudah memberikan nama-nama perwakilan kelas alpha dari semua angkatan untuk turnamen," Klein menjelaskan. Dia menyerahkan kertas itu pada Hera. "Lihatlah sendiri."
"Oh...." Hera langsung tau apa yang Klein pikirkan. Ia mengulum senyum, "Aku harus beritahu Derryl kabar baik ini."
"Kabar buruk! Ini kabar buruk!"
Diwaktu bersamaan orang yang disebutkan muncul dengan wajah panik. Nafasnya tak beraturan setelah berlarian menuju ruangan Klein.
"Hosh hosh...."
"Hei ada apa dengan mu?" Tanya Hera.
"Hah... Kucing.... Huh... Aduh beri aku minum."
Klein meneguk habis minumannya, "Katakan saja."
Derryl tersenyum masam sembari berusaha mengatur nafasnya baik-baik, "Kucing itu bicara."
Hera merotasikan matanya malas, "Kucing yang kita pungut waktu itu? Memangnya kenapa? Kan ada jiwa anak itu mengisi tubuhnya. Wajar kan?"
"Masalahnya seorang siswa tahun kedua mendengarnya dan tengah ribut dengan Liam sekarang!"
Brak!
Klein langsung berdiri dan tanpa sadar menggebrak meja. "Dimana mereka sekarang?"
"Tempat latihan gedung timur."
||||||||
"Berikan dia padaku."
Pria itu bernama Peter, seorang siswa tahun kedua yang peringkatnya cukup tinggi. Dan dia merupakan seorang dari ras vampir. Ditangannya ia memegang seekor kucing abu-abu dengan kasar. Dia menatap remeh pada Liam.
"Berani sekali anak tahun pertama sepertimu memerintahku. Apa kau tidak tau siapa aku?"
Peter terkenal berwatak sombong dan angkuh. Ia benci kalah dan bertindak seenaknya terhadap orang yang lebih lemah darinya. Sifatnya benar-benar buruk. Siapapun pasti enggan membuat masalah dengan orang ini. Selain itu dia masih kerabat dari keluarga kerajaan Owen. Jadi membuat masalah dengan orang ini benar-benar hanya akan membuat hidupmu kesulitan saja.
"Kucing ini sepertinya spesial. Ku tebak dia adalah aune legendaris. Dia bahkan bisa bicara. Barang sebagus ini, memangnya orang seperti mu pantas memilikinya?"
"Aku bukan barang nyaaww!" Deric kelepasan bicara lagi karena kesal. Ditambah lagi sekarang mereka dikelilingi kerumunan orang-orang.
Bisik-bisik langsung terdengar begitu suara Deric mereka dengar. Liam jadi menghela nafasnya melihat situasi makin tak terkendali.
"Dia adalah aune kontrakku, sekarang kembalikan."
Peter justru tertawa, "Kau? Seorang anak terkutuk sepertimu mengikat kontrak dengan aune legendaris? Hahaha jangan bercanda!"
'Haruskah ku bunuh saja?' batin Liam.
'Jangan lakukan dasar bodoh!' Killion menyahut.
'Rubah tukang tidur sepertimu ada apa tiba-tiba ikut campur?'
'Aku serigala bukan rubah. Kau tidak boleh sembarang membunuh orang begitu saja. Dia juga bukan korban infeksi. Kau tak ada hak untuk melakukan itu.'
'Kalau begitu buat dia terinfeksi saja.'
'Dasar gila.'
Peter melihat Liam terdiam jadi besar kepala tanpa tau rencana mengerikan apa yang laki-laki itu buat dalam kepalanya. Dia tersenyum puas.
"Kucing ini milikku. Aku yang menemukannya duluan, jangan coba-coba merebutnya atau kau akan tau akibatnya."
Liam memijit pelipisnya yang berdenyut. Dia belum tidur sejak kemarin karena harus mengurus berbagai hal untuk adopsi Xander. Tapi sekarang malah timbul masalah baru. Tapi setidaknya untuk sekarang Deric dianggap sebagai aune, jadi dia bisa mengesampingkan ini terlebih dahulu.
Deric melihat Liam seperti akan menyerah. Dia langsung panik. Liam memang menyeramkan. Tapi Deric lebih baik terus gemetar ketakutan bersama si kejam itu daripada harus jadi budak makhluk songong gak tau diri ini.
"Tidak master jangan tinggalkan aku!"
Perempatan imajiner muncul di kening Liam. Master? Panggilan apa pula itu?
Peter tak siap saat kucing ditangannya memberontak. Dia lengah sehingga Deric menggigit tangannya dan terlepas. Kucing itu segera berlari dan melompat pada Liam. Dia bertengger di bahu Liam dan mendesis garang pada Peter.
"Ukh... Kucing sialan!"
Liam hanya menatap datar Peter yang dipenuhi amarah, "Sepertinya dia tak mau bersamamu. Kalau begitu aku akan mengambilnya kembali."
Liam melenggang pergi mengabaikan Peter yang terus memegangi tangannya yang berdarah dengan ekspresi buruk di wajahnya.
"Jangan bercanda...." Peter bergumam dengan geram. "Sesuatu yang sudah jadi milikku akan selamanya milikku!"
Aura merah meliputi tubuh Peter. Lukanya perlahan sembuh tanpa jejak. Dia menatap tajam Liam yang berjalan dengan santai meninggalkannya. Ia menggertakkan giginya penuh kebencian dan auranya membentuk tombak api yang siap mengarah pada Liam.
Siiinggg......
Wuusshhh.... Booommm.....
Tombak api itu melesat ke arah Liam dan menyebabkan ledakan cukup besar. Kericuhan terjadi. Kabur berterbangan akibat serangan Peter.
Ketika angin bertiup, pandangan menjadi jelas. Dan wajah Peter yang semula tersenyum culas berganti menjadi kesal.
Disana Liam berdiri dengan santai bersama seekor kucing di pelukannya. Di depannya ada Hera yang membentuk perisai pelindung tepat waktu. Serta ada Klein dan juga Derryl yang seolah melindungi Liam di belakang mereka.
Perisai Hera perlahan menghilang setelah merasa situasi cukup aman. Klein maju selangkah ke depan.
"Ini sudah ke berapa kalinya aku melihat kau membuat keributan, Peter. Sepertinya teguran saja sudah tak cukup lagi untukmu."
Sementara Klein mengatasi Peter, Hera dan Derryl bicara pada Liam.
"Untunglah tepat waktu, kau baik-baik sa—" Hera tak mampu melanjutkan ucapannya begitu menoleh pada Liam.
Derryl juga hanya terdiam kaku.
Disaat orang-orang fokus pada Ketua LE yang bicara dengan Peter, disini justru terdapat sesuatu yang lebih menakutkan.
Liam tersenyum dengan ekspresi kesal, "Bajingan itu cari mati rupanya...."
Dengan panik Derryl dan Hera menyeret Liam pergi dari sana demi menghindari pertumpahan darah yang akan terjadi bila Liam terus berada disana.
||||||||
KAMU SEDANG MEMBACA
Be The Devil Prince
FantasíaLahir dengan darah ras iblis. Diasingkan dari keluarganya. Dibenci rakyatnya. Lalu menjadi pengkhianat yang akhirnya mati di tangan ayahnya sendiri. Setidaknya itulah yang Alex tau tentang William Alexander yang merupakan antagonis novel The Lord ya...