gimana?
.
.
.
08
"Hei Lex!"
Siapa? Liam sudah cukup lama terbenam dalam kehampaan. Sampai suara samar itu seolah memanggilnya. Rasanya seperti dia berada diambang kematian sekali lagi namun ada sesuatu yang mencoba menariknya sebelum menyentuh dasar kehidupan.
"Lex! Sadarlah! Kendalikan diri mu!"
"Heh, percuma memanggilnya. Sekali aku menguasainya dia tak akan pernah bisa bangkit selamanya."
Deg.
Suara itu.... Itu adalah suara yang kerap ia dengar berbisik di telinganya. Juga suara yang muncul saat ia kehilangan kendali tubuhnya.
Liam mengepalkan tangannya erat-erat. Setengah mati ia berusaha membuka matanya yang teramat berat.
"Hahh...."
"Akhirnya kau bangun juga."
Liam menoleh, ada Lucia di sampingnya. Ia beranjak untuk duduk dan langsung disuguhi pemandangan Killion yang sedang berdiri dengan satu kaki depannya menginjak sosok kecil di bawahnya untuk menahan pergerakannya.
"Ini...."
Mereka berada di tempat pertama kali Liam bertemu Lucia dan Killion. Bedanya kini mereka bertambah satu anggota.
"Dia siapa?"
Sosok yang kira-kira seusia Liam itu menggeram marah dalam cengkraman Killion.
"Bajingan! Aku di dalam tubuhmu bertahun-tahun dan kau tak mengenali shura ku?! Kau bena—aargh!"
Ada suara patahan tulang ketika Killion mengeratkan cengkeramannya. Liam menatap ngeri pada serigala putih tukang tidur itu. Dia bersyukur mengikat kontrak dengannya hingga bisa menjauhkan Liam dari potensi diremukkan seperti itu.
"Dia ini adalah sebagian lain dari jiwamu yang selama ini berusaha disegel orang menara," jelas Lucia.
Killion mengiyakan dan menatap bocah di cengkraman kakinya, "Iblis memiliki perkembangan yang jauh lebih cepat dari ras lainnya. Tapi aku tak menyangka akan secepat ini. Dia mencuri shura ku diam-diam dan perlahan menghimpun kekuatan untuk Kebangkitannya."
"Hah?" Liam tercengang lalu menunjuk bocah yang Killion maksud, "Kebangkitan? Bocah ini? Yang benar saja memangnya dia bisa apa?"
"Siapa yang kau panggil bocah sialan?!"
Liam tersentak ketika anak itu mendongak dan bertemu pandang dengannya. Wajahnya sangat mirip dengan Liam, hanya saja matanya bewarna merah darah.
"Pada dasarnya kalian itu sama. Namun karena berdarah campuran, kedua jiwa tak bisa menyatu dengan sempurna hingga membentuk dua jiwa yang berbeda dalam satu tubuh," jelas Lucia.
"Apa yang terjadi pada tubuh ku sekarang?"
"Kau berada dalam masa koma karena kalian berdua disini. Dia menyingkirkan mu dari pusat kendali dan menjadi penguasa untuk tubuh mu sekarang. Jadi kau harus memaksanya meninggalkan tempat itu agar kau bisa kembali menguasai tubuhmu."
Liam mendengarkan penjelasan Lucia sambil menatap pada bocah iblis yang tak lain adalah bagian dari dirinya juga. Ia berdiri dan menghampiri bocah itu lalu berjongkok di depannya.
"Kembalikan tubuhku."
Bocah iblis itu tersenyum remeh, "Siapa kau berani memerintah ku?! Pecundang sepertimu tidak layak."

KAMU SEDANG MEMBACA
Be The Devil Prince
FantasiaLahir dengan darah ras iblis. Diasingkan dari keluarganya. Dibenci rakyatnya. Lalu menjadi pengkhianat yang akhirnya mati di tangan ayahnya sendiri. Setidaknya itulah yang Alex tau tentang William Alexander yang merupakan antagonis novel The Lord ya...