25

4K 485 4
                                    

"Aku sudah dengar beritanya," Javier duduk bersila di ranjang tingkatnya sembari melongok ke bawah. Ia bicara pada Liam yang tengah berbaring di kasurnya dengan seekor kucing meringkuk di atas perutnya.

"Jadi kau benar-benar master aune yang bisa bicara itu?"

Javier tampak sangat penasaran. Sementara itu Xavier yang baru selesai mandi mengeringkan rambutnya sembari duduk di kusen jendela yang terbuka.

"Tapi baru kali ini aku lihat ada aune punya wujud seperti hewan biasa," komentar Xavier.

"Kenapa hari ini kalian cerewet sekali," Liam menyahut dengan lelah. Dia tidak tau kenapa tubuhnya tak mau diajak bekerja sama untuk menyingkirkan kucing yang mendengkur nyaman di atas perutnya. Harusnya Liam membanting si pembuat masalah tak tau diri ini.

"Tapi untung ketua LE tadi menengahi. Meski bukan dari kelas alpha tapi orang yang ribut dengan mu tadi itu kekuatannya lumayan merepotkan," jelas Javier. Dia tampak santai bicara dengan Liam sekarang dan seolah melupakan kekesalannya di awal pertemuan mereka.

Xavier mengangguk, "Harusnya dia peringkat keempat di angkatan dua. Tapi karena masalah yang ia buat membuat peringkatnya turun drastis hingga dikeluarkan dari kelas alpha."

Deric menggeliat lalu merenggangkan tubuhnya. Dia berjalan turun dari perut Liam lalu mendekat pada meja di samping kasur. Dia duduk disana sembari menjilati bulunya.

"Miaaww...."

Liam menatapnya malas, "Kau bertindak seperti kucing sekarang setelah membuat masalah untukku?"

Kucing itu mengibaskan ekornya dengan anggun, "Aku lapar nyaw."

"Woaah dia benar-benar bicara." Takjub Javier.

Xavier mendekati lemarinya dan mengeluarkan beberapa camilan kucing. Dia memang menyimpannya karena suka memberi makan kucing-kucing liar. Deric makan dengan lahap pemberian Xavier.

"Tapi dilihat bagaimana pun, dia hanya kucing biasa kan?" Gumam Javier.

"Kau bilang apa? Aku ini aune yang berhasil berevolusi nyaw!" Sahut Deric dengan membusungkan dadanya sombong.

Liam beranjak duduk dan memperhatikan Xavier yang memberi makan Deric dengan telaten. "Kau menyukai kucing?"

Xavier mengangguk, "Dari dulu aku mau memelihara kucing tapi tak bisa karena ibuku alergi."

"Hoohh...." Liam merasa menemukan sesuatu yang menguntungkan. "Kalau begitu kau saja yang rawat dia."

Xavier menoleh, "Apa boleh begitu?"

"Kau menyerahkan seolah dia bukan sesuatu yang berharga saja," komentar Javier.

Liam mengangguk ringan, "Lagipula dia tak berguna. Aku tak membutuhkannya."

Seketika Deric yang fokus makan menoleh sengit pada Liam. Ia memancarkan aura permusuhan.

"Kau akan menyesal sudah berkata begitu nyaw!"

Liam hanya mengedik acuh, dia justru menatap Xavier, "Apa akademi mengizinkan memelihara hewan?"

"Kurasa tak masalah. Tak ada larangan untuk itu," kata Xavier sembari mengangkat Deric dan membawa ke ranjangnya.

"Oh ya, bagaimana persiapan mu?" Javier tiba-tiba bertanya pada Liam.

Liam yang sedang mengambil baju ganti berniat mau mandi menyahut acuh, "Persiapan apa? Apakah ada ujian dalam waktu dekat?"

"Memang ada ujian cawu satu minggu depan. Tapi yang aku tanyakan tentang diamond tournament setelahnya."

Liam mengernyit bingung, "Apanya yang harus ku persiapkan?"

Be The Devil PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang