teman inap,jadilah miliku capter 10

94 1 0
                                    

Setelah kejadian yang memalukan itu. Izumi pun malah sering mendekati Rigel.

Tap! Tap!

"Apa yang sedang kau lakukan, nenek Rigel"
Ejek-nya menghampiri Rigel,yang sedang bersantai di teras kelas.

Bruk!

"Hei kenapa kau tidak menjawab ku, apa kau tuli!?"
Gertak Izumi sambil menarik paksa tangan Rigel.

Deng! Deng! Deng!

Betapa kagetnya Izumi melihat tangan Rigel yang sedang memegang sebuah gunting kuku.

Izumi "Apa yang kau.... "
Izumi pun teringat mimpi buruk-nya, mengenai Rigel.

Izumi pun hilang kendali, tanpa sadar ia meremas tangan Rigel yang sedari tadi memegang gunting kuku.

"Hmph, sa.. Sakit, Izumi, Izumi, lepas.."
Ucap Rigel menahan sakit, darah segar pun keluar dari tangan kecil-nya. Rigel terus menepuk-nepuk lemah dada Izumi.

Izumi pun tersadar, berapa terkejut-nya ia melihat Rigel, menangis dengan tangan-nya yang sedang mengeluarkan darah.

"Rigel kamu g ke lapangan?"
Tanya Aurel sambil membuka Pintu kelas.

Betapa terkejut-nya ia melihat Izumi yang sedang menjilat manja tangan Rigel, dan Rigel pun hanya terdiam pasrah.

Aurel pun menarik kerah baju Rigel dan menyeret-nya.kini rintihan sesungguhnya keluar dari mulut Rigel.

"Aurel, lepas, kan aku. Sesak!"
Ucap-nya sambil memohon.
Namun Rintihan itu tak terdengar oleh Aurel.

Mereka pun sampai di UKS.
Di sana Aurel terus mengegap erat Rigel. Dan terus berkata.

"Jangan, kau miliki ku"

Rigel"Aurel kita hanya teman.. "
Tolak Rigel mengelus manja jangan Aurel.

Pandangan Aurel pun tertuju pada Luka tersebut.

"Tunggu dulu"
Ujar-nya memegang tangan Rigel lalu menjilat-nya.

Jilatan itu pun membuat Rigel merasa geli dan malu.

"Jika saja kau adalah adikku, Rigel"
Batin-nya sambil menatap mata Rigel.

Waktu pun berlalu.

Kini suasana pun kembali seperti semula.dan beredar kabar bahwa Izumi melecehkan Rigel.

Terlihat sore pun tiba Rigel segera membereskan kelas-nya. Datanglah seorang guru, menghadapi-nya seorang diri.

"Ada perlu apa?"
Tanya Rigel sambil menghapus papan tulis.

"Nak Rigel ibu inggin bertanya, apakah kamu benar-benar kena bully oleh Izumi?"
Tanya guru tersebut.

"Em tidak, itu hanya Kecelakaan, pada saat itu saya sehabis memotong kuku saya lalu gunting kuku itu mengenai tangan saya, dan, dan Izumi meniupkan-nya untuk saya".

Mendengar kesaksian tersebut, bu guru pun tak perlu cemas lagi.

"Saya kira Izumi, telah mem-bully kamu, ya sudah lain kali jangan di ulangi ya!"

Ucap bu guru tersebut, pergi meninggalkan-nya. Karena pekerjaan Rigel sudah selesai ia pun bergegas pulang menuju singgah-nya.
Di perjalanan ia bertemu anak nakal, yaitu Izumi.

"Em, Rigel apa kau ada waktu, sebentar?"
Tanya Izumi, dengan canggung.

Rigel pun mengangguk pelan menghadap tanah.

Rigel pun dibawa Izumi menuju sebuah cafe. Di sana Izumi, pun berbincang-bincang dan meminta maaf atas sikap-nya.

"Maaf soal tadi siang"
Ucap Izumi dengan tulus.

please, stop it(dalam proses) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang