Layu karenamu

19 1 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Karena dingin Aku pun segera masuk ke rumah.

Klek
"Habis dari mana?"
Tanya Mama sembari melipat kedua tangannya di depan danya. dengan wajah angkuh mama memandangku.

"Em, maaf Bu... Tadi Rigel habis kerja kelompok di.... Rumah Aurel!"
Umpat ku

"Oh, Oke..... Makan dulu habis itu istirahat ya.... kamu capek!"
Pinta Mama dengan lembut.

"Oke... Em, ayah kemana?"
Tanya Rigel sembari berjalan menuju tangga.

"Nah, ayah kamu ada di ruang televisi!"
Jawab Mama dengan senyum simpul.

Aku pun mengendap-endap  menuju ruang televisi. Dan melihat ayah sedang termenung sendirian. Tanpa pikir panjang aku menuju dapur untuk membuat kopi, setelah kopi siap aku berjalan menuju ayah.

"Ayah, minum dulu!"
Sapa ku dengan senyum ria.

"Oh, sudah pulang ya?"
Tanya ayah dengan wajah kebingungan.

"Udah, baru aja!"
Jawabku sembari duduk di sisinya.

Ayah langsung meminum kopinya. dan ia menatapku dengan bimbang.

"Kenapa?"
Tanyaku.

"Emm, jadi gini.... Ayah, pindah kerja di luar kota..... Sepertinya ada di suatu desa, jadi ayah bakal lama di sana sama ibu.. Kalo kamu sendirian gak apa-apa?"
Tanya Ayah dengan cemas.

"Berapa hari?"
Tanyaku

"Sekitar 2 minggu, gimana?"
Tanya Ayah

"Gak apa-apa!
Ucapku.

"Nanti kalo kamu ada apa-apa hubungi orang terdekat.... Terus ayah simpan uang untuk kamu di laci kamar kamu!"
Ucap Ayah dengan yakin.

"Oke.... Makasih, Hati-hati di sana!"
Ucapku, menatapnya pasti.

♪♪♪♪♪♪♪♪BLUE STAR♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪♪
.......................Please,stop it.........................
By:NAXRA02

Hari yang ku nanti telah tiba, dimana kebebasan dan ketakutan menari bersama dalam satu irama.

Pagi pukul 01.57
Ayah dan ibu Pergi ke luar kota, desa yang tak ku ketahui keberadaanya.

Aku bangun dari ranjang ku menuju kamar mandi, dan bersiap untuk berangkat ke sekolah.

Aku menuangkan beberapa es batu ke dalam minuman ku, dan mencampur saus cabai ke dalam sandwich ku.
Aku selalu berharap memakan itu ketika sarapan, namun ibu dan ayahku telah memperingatkan ku tentang hal itu.

Tin tinnn

Tiba-tiba terdengar klakson mobil yang mengacaukan sarapan ku dari depan rumahku.

"Alfaaaaaa!"
Seru seorang cewek, suaranya tak asing bagiku. Ya cewek itu adalah Aurel.

Aku pun bergegas berlari menuju sumber suara sembari mengigit sebuah sandwich.

"Emmmm, ehem hem.... Hehem!"
Ucapku tak jelas, karena sandwich menyumpal mulutku.

Kami pun bergegas menuju sekolah dengan mobilnya,entah mengapa hari ini, aku merasa sangat bahagia.

Hari ini hari yang tak terduga, aku merasa hanya kami berdua,dan tidak akan ada yang memperhatikan kami. Mulai dari jajan bareng, ke kamar mandi, dan tidur di meja bangku.

....................... Blue Star ......................
⭐⭐⭐⭐⭐⭐

"Gua.... mau nginep di rumah lo, boleh gak?"
Tanya Aurel dengan mata berkaca-kaca

"..... Em, gak boleh...!"
Ucap ku memandangnya

"Yah.... Plissss, nanti kalo ada apa-apa gimana?"
Rayu nya sembari merangkul tanganku.

"Ya udah boleh, sama siapa?"
Tanyaku

"Gua, doang hehe!"
Jawabnya

Aku pun hanya bisa menatap wajah Aurel memasang ekpresi yang aneh.

............ ............please, stop it............ ............

Matahari pun tengelam, tugasnya menerangi kini di gantikan oleh bulan.
Angin sejuk berubah menjadi angin malam yang dingin.

Kini Aurel telah berada di rumahku, dengan beberapa bajunya dan perlengkapan mandi.

"Sementara gua beresin barang-barang, lo siapin makan malam buat kita!"
Pinta Aurel sembari merapikan bantal yang ia bawa dari rumahnya.

"Iya deh!"
Ucapku dengan pasrah.

"Kan, lo pernah bilang.... Lo anak adopsi... Abis itu lo malah di bully kan!"
Ucapnya mencoba mencairkan suasana.

Mendengar itu aku tak lagi bergeming, mulutnya setajam silet, bukan hanya itu, entah mengapa ia masih ingat informasi yang ku berikan.

"Gak.... Gua harus jawab apa coba?"
Pikir ku melamun menatap pisau yang ku pegang untuk memotong timun.

"Rigel!"

Mataku membulat kegelian saat ia berbisik di telinga kananku. Keberadaanya seperti pembunuh bayaran, menyelinap dengan sejuta keanehan, ia menempel begitu dekat denganku,isa kurasakan dengan jantungnya di punggungku. ia mengendus seperti hewan.

"Ih, apaan si?"
Ucap ku sembari menghindar darinya.
Tak ku sangka mukaku memerah tanpa sebab. "Apakah ini normal?" Pikirku terus menerus.

Gimana, apakah Seru?
Apakah cinta di antara persahabatan itu normal?
Bagi yang penasaran dengan kelanjutannya bintangnya di orenin dulu!

please, stop it(dalam proses) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang