029'
******
"Gue nemu ini! Wah, gila sih, boneka nya lucu banget!" teriak histeris Rere membuat Nanza dan juga Caca meliriknya.
Nanza menghampiri Rere, "Ambil aja kali, Re. Nggak usah lama-lama mikir." ucap gadis itu lalu kembali memilih-milih boneka di depannya.
"Nggak, Za. Pasti ada yang lebih lucu dari ini." pernyataan Rere membuat Nanza menghela napasnya.
"Pilihlah sesuka lo, Re! Sampe lo nemu tuh boneka yang paling lucu menurut lo! Gila, mau nyari boneka lucu kayak apa, sih. Inimah lucu semua anjir." Caca menggelengkan kepalanya.
Nanza melangkah menuju rak pojok. Di sana gadis itu melihat boneka upin-ipin berukuran sedang. Kenapa gadis itu jadi kepikiran.... Ah, gadis itu jadi ingin membelinya.
"Za, sejak kapan lo suka upin-ipin?" tanya Rere lalu terkikik.
Nanza berdecak, "Gue suka aja sih," pelukan gadis itu mengerat pada dua boneka di pelukannya.
"Lo kayak Abang aja, dulu dia suka banget sama tuh boneka upin-ipin. Sebelum kenal Sonya." ucap Rere dengan raut sedihnya.
"Udah-udah. Nanti gue kasih ini sama Abang lo." ucap Nanza membuat Rere tersenyum menatapnya.
"Lo emang bisa naklukkin dia, Za." ucap Rere menepuk bahu Nanza lalu kembali memilih-milih boneka yang belum juga ada yang srek dengan hatinya.
Nanza menatap boneka upin-ipin di pelukkannya. Sebenarnya gadis itu tidak suka sama sekali dengan sesuatu yang berbentuk boneka, tetapi tidak ada salahnya kali ini gadis akan membelinya.
"Za! Nggak sekalian aja lo beli yang itu?!" Caca menunjuk boneka besar karakter upin-ipin.
"Gila. Bawanya susah, Ca." Nanza langsung menghampiri Caca dan juga Rere.
Ketiga gadis itu langsung berjalan ke arah kasir saat Rere sudah menemukan boneka yang menarik untuknya.
Saat di kasir, ketiga gadis yang tengah membayar belanjaannya itu refleks bergeser karena seseorang merusuh.
"Bisa santai nggak, si! Antri do-" sewot Caca tersekat karena netra gadis itu terpaku dengan Sonya dan juga Kalingga.
Nanza menoleh ke arah Caca yang berdiri di sampingnya, terutama Kalingga dan Sonya. Dengan cepat gadis itu menarik boneka upin-ipin yang baru saja ingin di belinya, "Yang dua ini di batalin aja ya, Kak." ucap gadis itu langsung berbalik berjalan kembali ke tempat semula boneka upin-ipin itu. Sungguh, laki-laki itu sangat merusak moodnya.
Rere menatap kecewa ke arah Kalingga, baru saja gadis itu mendengar kabar baik dari Nanza kalau Abangnya itu sudah putus hubungan dengan Sonya. Lalu sekarang apa? Abang sialan.
Sonya tersenyum ke arah Rere, "Eh adik ipar, kita ketemu, kamu apa kabar?" tanya Sonya menyebalkan di mata Rere.
Rere tersenyum, "Cukup buruk. Ayok Ca, kita pulang. Kalian nikmatin hari berdua kalian. By!" Rere menarik tangan Caca setelah membayar total belanjaannya. Bisa over dosis kalo kelamaan ngeliat kebersamaan mereka.
Tetapi sebelum benar-benar pergi, Rere menghampiri Kalingga, "Bang, gue harap lo nggak kembali sama cewek ini." ucap gadis itu berharap. Barulah Rere benar-benar pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BONANZA • [TERBIT]✓
JugendliteraturVERSI CETAK TERSEDIA DI SHOPEE FIRAZ MEDIA ⚠️ "Za, plis ya, lo bantuin gue. Gue nggak tau mau ke siapa lagi gue minta tolong. Gue nggak mau Abang gue malah mati-matian merjuangin cewek yang cuma bisa nyakitin dia doang." "Gu...gue bisa apa? Gue haru...