BONANZA - 016

46.2K 2.1K 24
                                    

016'

******

Nanza menghentak-hentakkan kakinya memasuki apartmen. Gadis itu sangat kesal dengan Kalingga. Kenapa laki-laki itu nyatain cintanya yang sangat dalam itu pada Sonya di pelukan Nanza. Cowok sialan.

“Ya ampun, Za. Di tekuk gitu muka nya. Kenapa?” tanya Nenek berjalan mendekati Nanza. Wanita paruh baya itu memberikan segelas air putih untuk Cucunya.

Nanza meneguk air putih pemberian Neneknya itu hingga tandas, “Makasih Nek, Nanza lagi kesel!” gadis itu membuka sepatunya.

Nenek ikut duduk di samping Nanza, “Kenapa? Kesel sama temen? Atau karena banyak tugas?”

Nanza menggelengkan kepalanya, “Kalingga sialan!”

Nenek Nanza menautkan kedua alisnya, “Laki-laki? Siapa Kalingga? Pac—”

“Bukan! Dia tuh cuma cowok berengsek, Nek!” kesal Nanza terus terang. Nenek Nanza semakin bertanya-tanya.

Nenek menepuk paha Nanza, “Hus, Nggak boleh kamu ngatain orang kayak begitu. Nggak baik.” peringat wanita paruh baya itu.

Nanza menghela napasnya, “Tapi emang kenyataan, Nek. Cowok nggak tau dir—”

“Sut. Nanza sayang, Nenek nggak mau ya, Cucu Nenek ngomong kasar. Udah, kamu mandi dulu sana. Abis tu makan. Ayo cepet....” Nenek Nanza menarik Cucunya agar beranjak dari sofa sekarang juga.

Nanza menuruti Neneknya, gadis itu langsung berjalan menuju kamarnya. Saat sampai di kamar dan menutup pintu kamarnya, handphone Nanza bergetar.

Tante Citra

Nanza langsung mengangkat telpon Whatsapp itu, “Asalamuallaikum Tan,” gadis itu merebahkan tubuhnya ke atas kasur.

Wa'alaikummussalam, Za. Gimana kabar kamu? Ya ampun, kamu ngilang pas terakhir jatuh di pohon. Kamu kemana aja, Za? Kenapa nggak ngabarin Tante?” ucap Citra di sebrang sana.

“Jangan khawatir, Nanza baik kok. Tante gimana kabarnya?” tanya gadis itu seraya menggigiti kuku telunjuk tangan kirinya.

Terdengar Citra menghela napasnya, “Tante lagi kepikiran Kalingga, Za. Akhir-akhir ini dia pulang malem, bahkan sampai subuh. Tante nggak tau kemana anak itu pergi. Tante takut dia di rumah Sonya. Sekarang aja dia belum pulang, Padahal kan ini udah sore.

“Udah Tante WA, atau telpon? Tante tau sendiri kan, kalo Nanza yang telpon Kak Lingga, bakalan di tolak, Tan.” padahal gadis itu tau kalo sekarang Kalingga sedang berada di dekatnya. Bahkan dugaan Citra benar. Kalingga sedang berada di rumah Sonya.

Citra berdecak, “Tante udah cape ngurus anak itu, berkali-kali Tante kasih peringatan. Tapi tetep aja masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Udah, biarin aja, Za. Tante udah nyerah ngurus dia. Entah apa yang ada di pikirannya, anak itu jadi nggak tau aturan.

“Tan, tenang dulu ya, Nanza tau perasaan Tante. Tapi, kita harus tetep sabar ngadepin Kak Lingga. Kak Lingga masih bisa berubah, kok. Tante tenang aja, Nanza bantu Tan. Nanza juga nggak mau Rere sedih terus karena Abangnya.” ucap gadis itu menenangkan Citra.

Makasih banyak, Za. Tante harap kamu nggak kerepotan ya, Za? Tante juga mau bilang, jangan kepaksa ya, kalo kamu mau nyerah sama rencana kita, kamu berhenti aja. Tante nggak mau Kalingga nyakitin kamu.” ucap Tante Citra serius di sana.

Nanza memang sempat ingin menyerah setelah tingkah Kalingga tadi di Sekolah. Gadis itu bahkan sangat kesal. Tapi gadis itu mempunyai tekad. Kembali ke niatnya, gadis itu harus membuat Rere bahagia. Gadis itu sangat menyayangi Rere.

Za?

Nanza berdeham, “I...iya Tan, Nanza nggak akan nyerah, Tan. Tante juga semangat dong, Kak Lingga bakal berubah kok. Percaya sama Nanza. Bilang sama Rere, Nanza akan membasmi Kak Sonya!”

Terdengar Citra tertawa di sebrang sana, “Makasih, Za. Kamu emang udah cocok jadi menantu Tante, si.

Nanza langsung ikut tertawa mendengarnya, “Tante bisa aja. Udah-udah. Nanza mau mandi dulu ah. Assalamualaikum!”

******

Kalingga tersenyum, “Aku pulang dulu. Jangan takut, kamu nggak akan di gangguin lagi, kok. Percaya sama aku.” laki-laki itu mengusap-ngusap kepala Sonya.

Sonya menggelengkan kepalanya, “Bohong! Kamu bohong! Dari mana kamu tau kalo dia nggak bakal gangguin aku lagi? Dia pasti datang lagi, Ga. Aku takut.” gadis itu memeluk tangan Kalingga.

Kalingga suka Sonya seperti ini. Laki-laki itu merasa di hargai sekarang. Sekian lama tingkah manja Sonya hilang padanya, kini kembali membuat Kalingga senang.

“Ga, jangan pulang, ya?” Sonya menatap wajah Kalingga.

Kalingga tersenyum, “Lain kali aku nginep, tapi sekarang aku harus pulang. Nggak enak sama orang tua kalo sering-sering ke sini.”

“Kamu kok gitu! Aku siapa kamu?!” Sonya bangkit dari sofa, “Aku kan pacar kamu! Aku nggak keberatan kok kamu di sini!”

Kalingga mengangguk, “Aku tau kamu nggak keberatan, tapi ini orang tua aku. Kamu ngerti ya? Aku harus pulang, sayang. Besok. Besok aku nginep de—”

“Nggak! Udah sana! Sana kalo kamu mau pergi! Aku nggak takut! Kamu emang nggak sayang sama aku! Kamu itu egois!” Sonya langsung beranjak meninggalkan Kalingga. Laki-laki itu menatap punggung Sonya.

“Kak, kita semua tau ini emang hidup lo. Tapi kita semua nggak akan ngebiarin lo di manfaatin, Kak. Adik lo sendiri aja sedih liat lo jadi asing ke dia.”

Entah apa isi otak Kalingga saat ini, laki-laki itu hanya mengingat ucapan Nanza. Laki-laki itu jadi kepikiran, entah kapan terakhir kali laki-laki itu main bersama Rere, kapan terakhir kali laki-laki itu Mengobrol bersama kedua orang tuanya.

Benar, Kalingga hanya fokus mengurusi Sonya. Dan sekarang, keputusan apa yang akan laki-laki itu ambil. Pulang mengikuti isi hatinya, atau tetap berdiam di sini menuruti Sonya. Kalingga bimbang sekarang.

Kalingga baru sadar kalo Sonya memang membutuhkannya di saat gadis itu perlu. Laki-laki itu juga baru sadar, kalo Sonya hanya memikirkan perasaanya.

Kalingga mengusap kasar wajahnya. Pikirannya jadi kalang kabut. Tangannya merogoh handphone di saku celana Sekolahnya.

Sekarang laki-laki itu butuh Nanza.

Gue tunggu di lift.

Setelah mengirim pesan itu pada nomor whatsapp Nanza yang belum laki-laki itu simpan. Kalingga langsung keluar dari apartemen Sonya. Laki-laki itu ingin menenangkan pikirannya terlebih dahulu. Mungkin Kalingga gila, Karena yang ia inginkan sekarang hanya Nanza. Entah mengapa laki-laki itu juga tidak mengerti.

Kalingga hanya mengingat rasa nyaman saat memeluk gadis itu. Nanza.


******
TBC
.

BONANZA •  [TERBIT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang