BONANZA - 002

63.3K 3.1K 3
                                    

002'

******

"Masya Allah anak Papah, udah siap aja nih. Tumben rajin," Tama-Papah Nanza, menepuk-nepuk kepala anak gadisnya itu.

Nanza tersenyum, "Iya dong. Mau berangkat ke sekolah baru harus rajin." ucap gadis itu seraya menutup kotak bekal untuk di bawanya ke sekolah.

"Emang aneh si, Pah. Liat aja, biasanya juga males bawa bekal. Sekarang malah ngebet minta bawa bekal. Kayaknya emang ada sesuatu sih," curiga Serin.

"Pah, liat deh Mamah ini. Curigaan mulu. Papah kan tau sendiri, Nanza tuh mau berubah jadi anak yang pinter dan rajin. Tapi di curigain mulu." adu gadis itu seraya memasukan kotak bekal ke dalam tas nya.

Tama tertawa mendengarnya, "Iya, udah-udah. Mamah udah jangan ganggu Nanza terus. Kamu juga nak, inget. Papah udah serius pindahin kamu ke SMA Purnama. Jangan main-main, ya? Tahu sendiri kan, SMA itu sangat ketat akan aturan."

Nanza mengangguk-anggukkan kepalanya, "Iya... Nanza paham. Kalian gak usah khawatir, oke?"

"Oke-oke, kami percaya." Serin membantu Nanza memakaikan tas gendongnya.

"Yaudah, langsung berangkat aja. Mau Papah anterin atau bawa motor sendiri?" tanya Tama.

Nanza sempat memikirkannya, "Oh, bawa motor sendiri aja deh, Mah, Pah." mantap gadis itu seraya berjalan ke arah ruang tamu untuk memakai sepatu Sekolahnya.

"Oke. Hati-hati." peringat Tama.

Nanza mengangguk. Setelah selesai siap-siap, gadis itu segera berpamitan dan keluar rumah menuju garasi tempat kendaraan keluarga Tama.

Setelah sampai di garasi, gadis itu menepuk jok motor moge hitam miliknya, "Good morning black love. Siap tempur hari ini? Gila sih, seberapa terpesonanya si, Kak Kalingga sama gue nantinya." gumam gadis itu lalu terkekeh.

Gadis itu memakai hoodie hitam yang berada di atas stang motor serta helmnya, "Gak boleh telat. Gue harus berangkat bareng dia. Ya."

Nanza langsung menaiki motornya dan tancap gas.

Dengan menghabiskan waktu dua puluh menit, Nanza berhasil sampai di pertigaan jalan menuju rumah Rere. Gadis itu sengaja mau menunggu Kalingga di sana.

"Gue yakin si, Kak Kalingga belum berangkat." ucap gadis itu menatap kendaraan yang berlalu lalang.

"ZA! SEMANGAT! LO BISA!"

Mulut Nanza menganga di balik helem full face nya melihat Rere di dalam mobil dengan kaca terbuka tengah melambaikan tangan kearahnya. Emang kampret.

Setelah mobil Rere menjauh, Nanza menegakkan punggung saat matanya menangkap Kalingga. Laki-laki itu juga mengendarai motor mogenya. Dengan gesit Nanza mengejar Kalingga.

Sedikit sulit saat mengejar Kalingga, gadis itu menghembuskan napasnya saat melihat lampu lalu lintas berubah warna menjadi merah.

Nanza menghidupkan klakson seraya melirik Kalingga di sampingnya. Di balik helm fill face laki-laki itu, Nanza hanya melihat mata Kalingga yang merotasi setelah melirik dirinya sekilas.

BONANZA •  [TERBIT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang