BONANZA - 059

27.1K 1.3K 7
                                    

059'

******

Riuh tepuk tangan memenuhi indoor kafe beriringan dengan lagu ulang tahun yang di putar sebagai back soundnya. Semua orang di sana ikut melihat segerombolan anak muda yang tengah merayakan ke 19 Tahunnya laki-laki bergaya rambut faux hawk yang baru saja memasuki kafe. Ia adalah Alex.

Nanza ikut antusias bernyanyi mengikuti alunan lagu. Meski tangannya masih di genggam erat oleh Kalingga. Sungguh, laki-laki itu seakan memborgolnya.

“Nggak usah senyum!” ujar Kalingga ketus melirik Nanza yang terlihat bahagia.

Kedua alis Nanza tertaut, “Terus harus gimana, Kak?” gadis itu mendongak menatap Kalingga.

“Ya biasa aja kan, bisa.” lagi-lagi Kalingga membuat Nanza tak habis pikir di buatnya. Ini momen bahagia, lho. Masa Nanza harus berekspresi tolak belakang? Kan nggak lucu.

Nanza menghela napasnya. Gadis itu harus bersabar.

Saat melihat Alex melangkah menuju Kalingga, Nanza berusaha melepaskan tangan Kalingga, “Kak. Kak Alex mau ke sin—”

Nanza melotot saat Kalingga malah menarik pinggangnya. Kalingga sialan! Apa yang terjadi sekarang? Semua orang menjadikan gadis itu dan Kalingga sebagai atensi.

Alex tersenyum miring melihat tingkah Kalingga. Baru kali ini laki-laki itu melihat sahabatnya sangat posesif terhadap seorang perempuan. Akan tetapi, itu Nanza. Gadis yang nyaris saja ia kejar. Namun itu tidak terjadi karena laki-laki itu tidak mau hubungannya dengan Kalingga kembali berantakan. Baginya, persahabatan lebih penting. Walaupun ia terlambat satu langkah karena kesalahannya sendiri yang gampang percaya pada perempuan matre yang sialnya memikat hati laki-laki itu. Tidak apa, kini persahabatannya kembali baik-baik saja karena masalah sudah terpecahkan. Satu hal, Alex akan mencoba mengikhlaskan Nanza untuk Kalingga. Ya gimana, namanya juga bukan jodoh.

“Gue sembilan belas tahun, Bro,” laki-laki itu mengangkat kedua bahunya merasa bangga.

Kalingga berdecih, “Manfaatin sebaik mungkin.” ujar laki-laki itu.

Alex mengangguk, “Thanks.” Alex berdeham, “Itu, biasa aja kali. Nggak bakal di ambil ini.” sindir laki-laki itu menatap jahil tangan Kalingga di perut Nanza.

Kalingga melirik Nanza, “Milik gue.”  ucapnya lalu menyangkat dagu.

“Ya ya ya, terserah orang bucin dah,” Ujar Alex. Lalu tatapan laki-laki itu terpaku pada Nanza.

Nanza menelan salivanya, sebenarnya gadis itu merasa canggung sekarang. Bagaimana tidak, terakhir kali hubungannya dengan Alex kan tidak baik. Tetapi mengingat persahabatan Kalingga dan Alex sudah membaik seperti semula, gadis itu ingin mengucapkan maaf dan terimakasih untuk Alex. Nanza menarik napasnya lalu tersenyum singkat, “Sebelumnya, gue mau minta maaf, Kak. Gue mau minta maaf dari prilaku, ucapan, dan semua apapun itu yang menyinggung lo. Nggak lupa juga, gue mau berterimakasih banyak sama lo yang udah mau memperbaiki hubungan lo sama Kak Lingga. Pesan gue buat kalian,”

Nanza melirik Kalingga yang sudah menatapnya sangat dalam. Lalu gadis itu kembali menatap Alex, “Jangan pernah lagi rusak persahabatan kalian hanya karena  intuisi apalagi sesuatu yang memojokkan ke dalam permusuhan. Gue bisa ambil makna baik dan buruknya dari masalah kalian kemarin, antara cinta, dan kepercayaan.”

BONANZA •  [TERBIT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang