018'
******
Nanza menepuk-nepuk mulutnya yang tidak berhenti menguap. Hampir saja hari ini telat lagi gara-gara semalam pulang jam sebelas malam bermain dengan Rere dan juga Caca.
Saat tiba di depan kelas, langkah gadis itu terhenti. "Za, bantuin gue yuk." ucap Raden ketua kelas.
"Bantu apa?" tanya Nanza seraya mengintip buku yang di pegang Raden.
Raden mengangkat setumpuk buku di tangannya ke depan Nanza, "Ini nganterin buku ke kelas dua belas Mipa satu. Masih banyak yang harus di ke sanain di bawah. Bantuin yuk."
Alis Nanza tertaut, "Di bawah di mana?"
"Di ruang guru. Ini suruhan Pak Jojo. Katanya ajak aja yang mau," Raden mendekati Nanza, "Lumayan dapet bonus nilai tambahan sama ngelewatin satu jam pelajaran pertama. Lumayan kan?" bisik laki-laki itu.
Nanza menimang-nimang ucapan Raden. Lumayan juga, gadis itu bisa memantau Kalingga di sana. "Angkut buku doang, kan?" tanya Nanza. Raden menggelengkan kepalanya.
"Sekalian beresin ke rak buku yang ada di dalem kelasnya juga lah, Za. Gini-gini, lo mungkin belum tau rutinitas perbulan SMA Purnama. Jadi setiap bulannya, kami memperbarui buku-buku yang ada di rak belakang kelas dengan buku baru. Setiap bulannya bergantian, dan bulan ini kelas kita kebagian buat ke kelas dua belas Mipa satu. Setiap kelas di tugaskan dua orang." Raden menjelaskan dengan seksama.
"Owh, iya-iya. Yaudah, gue gas aja. Tungguin gue nyimpen tas." gadis itu langsung berlari ke dalam kelas.
Selang beberapa detik, Nanza sudah kembali keluar kelas menghampiri Raden. "Za! Semangat!" teriak Caca. Gadis itu mengintip di jendela.
Nanza melirik gadis itu, "Kesempatan!"
Caca mengangguk, "Pantau terus!" ucap gadis itu langsung tertawa.
Nanza langsung mengekori Raden menuju lantai dasar.
"Thanks, Za. Lo udah bantuin gue." ucap Raden.
"Santai aja kali. Lumayan juga ngelewatin MTK." pernyataan Nanza membuat Raden memecah tawanya.
"Ternyata itu alesan sesungguhnya." Raden menggelengkan kepalanya.
Sesampainya di ruang guru, Nanza dan Raden langsung masuk. Di sana sudah ada Pak Jojo wali kelas. Laki-laki setengah paruh baya itu sedang sibuk pada laptopnya.
"Asalamuallaikum, Pak. Yang bantu Raden sekarang Nanza, Pak." ucap Raden membuat Pak Jojo teralih dari laptopnya.
"Owh iya-iya. Nanza. Semangat juga ya, kamu?" laki-laki setengah paruh baya itu membenarkan kaca matanya menatap Nanza.
Nanza mengangguk, "Iya, Pak." gadis itu tersenyum.
"Oke, seperti biasa, Den. Bukunya berjumlah empat puluh delapan. sepuluh judul. Bapak sudah kasih tau kan kamu di tugaskan ke kelas mana. Kamu tinggal kasih tahu Nanza. Awas, Nanza perempuan, yang ringan-ringan saja." jelas Pak Jojo.
Raden mengangguk, "Iya Pak, saya baru bawa dua puluh tadi."
"Iya sok, langsung aja sekarang." suruh Pak Jojo.
KAMU SEDANG MEMBACA
BONANZA • [TERBIT]✓
Novela JuvenilVERSI CETAK TERSEDIA DI SHOPEE FIRAZ MEDIA ⚠️ "Za, plis ya, lo bantuin gue. Gue nggak tau mau ke siapa lagi gue minta tolong. Gue nggak mau Abang gue malah mati-matian merjuangin cewek yang cuma bisa nyakitin dia doang." "Gu...gue bisa apa? Gue haru...