Danielle pernah berangan - angan membangun kehidupan rumah tangga yang tentram dan harmonis dengan seseorang yang ia cintai suatu hari nanti, tetapi semua khayalan Danielle benar - benar musnah saat ia menikah dengan Haerin.
Sudah terhitung 10 hari semenjak mereka menjalin hubungan sebagai pasutri, dan semenjak itulah kesabaran Danielle diuji habis - habisan dengan sifat kekanakan dan juga perubahan mood Haerin yang sangat diluar prediksi BMKG.
Byurr
Danielle langsung bangun sambil terengah - engah, separuh tubuhnya basah kuyup dan pelakunya tak lain adalah sang istri tercinta.
"Oh My God Rin. Apa - apaan sih lo" teriak Danielle sambil mengelap wajahnya.
"Udah setengah tujuh bego. Cepetan bangun, gue gak mau telat masuk sekolah." Balas Haerin tak kalah nyolot. Semenjak menikah dan tinggal bersama, Haerin selalu berangkat dan pulang dengan Danielle.
"Ya kan, lo bisa bangunin gue baik - baik. Gak usah disiram juga" sambung Danielle masih kesal dengan tindakan Haerin.
"Bodoamat sih gue" jawab Haerin cuek, setelah itu pergi begitu saja.
Dengan perasaan gondok, Danielle bangkit dari kasur, kemudian menuju kamar mandi.
"BURUAN SIAP - SIAPNYA!!" teriak Haerin dari luar.
"YAELAH BARU AJA MASUK KAMAR MANDI, SABAR!!" Balas Danielle ikut berteriak. Ia langsung mandi secepat kilat sebelum Haerin semakin murka.
Setelah selesai bersiap, Danielle buru - buru keluar, sebelum itu dia mengambil selembar roti lalu memakannya dengan terburu - buru.
"Lama banget sih lo" komplain Haerin, tetapi Danielle memilih diam daripada semakin panjang.
Suasana di dalam mobil cukup tenang karena baik Haerin maupun Danielle sibuk dengan dunia mereka masing - masing. Haerin terus memandangi jalanan yang cukup ramai karena memang sekarang jam waktunya berangkat sekolah maupun bekerja.
"Stop, stop!!" Pinta Haerin tiba - tiba sambil memukul paha Danielle, membuat sang empu otomatis mengerem mendadak.
Ckitttt
"Why, why,,why. Ada yang ketinggalan?" panik Danielle, Haerin menggeleng pelan.
"Mau itu" tunjuk Haerin polos. Danielle mengikuti arah pandang Haerin,
"Molen mini? Seriously bro?" Batin Danielle berteriak, ia menghela nafasnya kasar lalu menatap Haerin yang masih fokus memandangi penjual molen tersebut dengan mata berbinar.
"Tadi katanya gak mau telat. Lagian rame tuh yang beli, nanti pulang aja kita mampir lagi kesini" bujuk Danielle selembut mungkin agar Haerin tidak tantrum.
Ekspresi Haerin langsung berubah muram, ia menunduk sambil mempout bibirnya. Melihat perubahan ekspresi Haerin, jelas Danielle jadi tidak tega,
"Yaudah bentar gue beliin" expresi Haerin kembali sumringah, sedangkan Danielle langsung keluar dari mobil menuju si penjual molen mini tadi.
Kalau ditanya malu, tentu saja Danielle malu karena para pembeli yang sedang antri menatapnya dengan heran, tidak biasanya anak berseragam SMA mampir membeli molen, apalagi di jam seperti ini. Tapi demi sang calon debay terobos aja lah.
Beberapa menit kemudian
"Nih" ucap Danielle sambil memberikan sekresek molen mini pada Haerin, tentu saja dengan senang hati Haerin menerimanya.
"Hhhh ada - ada aja" Danielle menggelengkan kepalanya pelan.
.......
Danielle baru saja pulang dari tempat tongkrongannya, ia celingukan kesana - kemari mencari keberadaan Haerin, tapi tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
24/7 (Daerin ver.)
FanfictionMenceritakan kisah dua remaja yang terpaksa hidup bersama karena insiden pesta Original story by @lizooyang