Are we serious getting married?

961 81 2
                                    


2 minggu berjalan terlalu cepat bagi Danielle dan Haerin, pasalnya pernikahan mereka akan berlangsung hari ini. Entah mereka berdua heran, bagaimana caranya orang tua mereka menyiapkan segala persiapan dalam kurun waktu 2 minggu, dan disini yang terlihat sangat bahagia tentu saja keluarga Kang dan juga Mars, kalau mereka berdua jelas tidak ikhlas lahir batin.

"Cepet banget sih 2 minggu, gue belum siap njing" gerutu Danielle. Sekarang dia sedang duduk di ruangan mempelai pria menunggu waktunya pemberkatan, tubuhnya terasa panas dingin karena gugup bukan main.

Di ruangan sebelah Haerin juga sama gugupnya seperti Danielle, ia sangat tidak siap menjadi seorang istri, apalagi pasangannya si bule tengil seperti Danielle.

"Duhh pengen kabur" ucap Haerin gelisah, ia terus merapalkan doa agar acara pernikahannya batal, entah ada sebuah insiden atau semacamnya, yang penting dirinya tidak jadi menikah dengan Danielle.

Tapi sepertinya mereka memang berjodoh, karena buktinya kedua mempelai sudah berdiri di depan altar menunggu janji suci diucapkan.

"Saya, Danielle June Marsh mengambil engkau, Kang Haerin menjadi istri saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita"

"Saya, Kang Haerin mengambil engkau, Danielle June Marsh menjadi suami saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita"

Setelah mengucapkan janji suci, mereka bertukar cincin, kemudian pendeta mempersilahkan kedua pasutri tersebut berciuman.

Danielle dan Haerin langsung menatap garang satu sama lain dan itu tidak luput dari penglihatan sahabat mereka, yang kebetulan hadir, lebih tepatnya mengundang diri mereka sendiri karena acara ini sangat privat dan hanya dihadiri keluarga besar saja.

"Kira - kira mereka bakal ciuman atau baku hantam ya" celetuk Hyein sambil terkikik geli.

"Pasti seru nih kalo mereka saling adu mekanik" timpal Yujin.

"Gak kebayang, kalo tiba - tiba Haerin nimpuk kepala Danielle pake heels" lanjut Eunchae

"Terus Dorong Danielle sampe nyungsep" lanjut Minji

"Hahahahaha" mereka terbahak pelan setelah itu, tak terkecuali para teman Haerin juga ikut tertawa mendengar khayalan absurd mereka.

Danielle masih bisa mendengar suara tawa mereka, ia menduga kalau mereka sedang membicarakannya dan juga Haerin.

"Kedua mempelai dipersilahkan berciuman" ulang sang pendeta.

Mereka kembali fokus menatap satu sama lain, dengan segenap keberanian Danielle mendekat kearah Haerin yang otomatis menutup matanya.

Cupp

Danielle mengecup dahi Haerin, alih - alih bibirnya. Meskipun begitu, suara tepukan masih terdengar meriah.

Perlahan Haerin membuka matanya saat merasakan kalau Danielle sudah menjauh dari tubuhnya. Ada desiran aneh dari keduanya selepas melakukan kontak fisik tadi, padahal hanya sebatas ciuman di dahi.

Setelah acara pemberkatan, keluarga besar Danielle dan Haerin memberi ucapan selamat termasuk teman - teman mereka.

"Wehhh selamat ya bro, gak nyangka gue kalo lo yang bakal nikah duluan" ucap Minji pura - pura terharu. Mendengar itu Danielle memutar bola matanya malas, lalu mendengus sebal.

"Nanti malem mainnya jangan kasar - kasar, kasian bini lo lagi bunting" goda Eunchae.

"Gue gaplok lo ya" marah Danielle.

"Tapi lo kok salting gitu" timpal Minji, setelah melihat telinga dan wajah Danielle yang memerah.

"Apaan sih, hawanya aja yang panas" elak Danielle sambil mengipasi wajahnya.

"Padahal juga gapapa kali, udah legal kan" ucap Eunchae kembali menggoda Danielle. Hyein dan Yujin tidak ikut karena sibuk menyantap hidangan yang disediakan.

"Bacot kalian" balas Danielle kesal, membuat mereka berdua tertawa senang.

Disisi lain, Haerin juga digoda habis - habisan oleh ketiga sahabatnya.

"Ciee - ciee yang baru aja nikah. Duhh temen gue udah jadi ibu rumah tangga" goda Youngseo

"Ntar malem siap - siap digempur sama tuh bule Aussie" timpal Hanni ikut menggoda.

"Jangan lupa minum kopi biar kuat diajak begadang" lanjut Wonyoung, such dirty minded

"Apaan sih kalian, ngeres banget pikirannya" sewot Haerin.

"Kita kan cuma ngingetin, ntar malem kalian tidur bareng kan? Gak mungkin dong kalau gak ngapa - ngapain, iya gak?" ucap Hanni sambil menaik turunkan alisnya.

"Stop! You guys so disgusting" ucap Haerin sambil menunjukkan ekspresi jijik, padahal sebenarnya malu.

"Hehehe, tapi sekali lagi selamat ya. Moga taun depan nambah lagi satu" Haerin menatap Hanni datar, dia ingin menjitak kepala gadis mungil tersebut.

........



Setelah acara selesai, Danielle dan Haerin pulang menuju rumah Haerin, atas permintaan nyonya Kang, karena jujur saja masih berat melepas putri bungsunya itu.

Haerin langsung masuk kedalam kamarnya, diikuti Danielle dari belakang. Mereka langsung mengganti  pakaian casual setelah acaranya rampung, jadi tidak harus ribet ganti di rumah.

"Gue mau mandi dulu, lo bisa pake kamar mandi lain, atau tungguin gue selesai dulu terserah" ucap Haerin ketus lalu pergi menuju kamar mandi meninggalkan Danielle yang masih cengo.

"Tuh kan, belum apa - apa juga udah digalakin"  gumam Danielle dramatis. Daripada menunggu Haerin yang pasti lama, Danielle memutuskan mandi di kamar mandi lain. Sebelum itu ia bertanya dahulu kepada mama mertuanya.

"Maaf tante, kamar mandi ada dimana ya? Saya mau mau mandi tapi Haerin juga masih belum selesai" tanya Danielle sopan kepada mama mertuanya yang kebetulan sedang minum di dapur.

"Kok tante manggilnya? Kan sekarang kamu anak mama juga. Jadi panggil mama aja" protes nyonya Kang, Danielle hanya cengengesan saja.

"I-iya mah" respon Danielle kikuk.

"Itu ada disebelah kiri" tunjuk nyonya Kang, Danielle menganggukan kepalanya sebagai respon.

"Kalau butuh sesuatu jangan sungkan panggil mama, anggep aja rumah sendiri" Danielle tersenyum mendengar keramahan mertuanya.

"Iya mah" jawab Danielle.

"Kalau gitu mama mau istirahat dulu, kamu juga istirahat habis ini" pamit nyonya Kang sambil mengelus punggung Danielle.

"Iya mah, selamat istirahat" nyonya Kang mengangguk kemudian pergi.

Tanpa menunggu lama, Danielle segera membersihkan dirinya yang sudah lengket dengan keringat. Setelah selesai, Danielle kembali menuju kamar Haerin, sepertinya ia juga baru saja selesai mandi.

Danielle terus menatap pergerakan Haerin yang sibuk membuat pembatas di tengah - tengah kasur.

"Lo tidur di sebelah kiri, gue di kanan. Jangan sampe lo ngelewatin batas yang gue buat, atau gue tendang selangkang lo" ancam Haerin, setelah itu dia merebahkan diri di kasur dengan memunggungi Danielle.

Nafas Danielle langsung tercekal, ia otomatis menutupi area privatnya setelah mendengar ancaman sadis dari Haerin, kemudian ia ikut berbaring sedikit jauh dari tempat Haerin, takut menyenggol pembatas yang berada di tengah.

"Inget kata - kata gue" lanjut Haerin sambil menatap Danielle sinis, lalu kembali ke posisinya.

"Iya - iya" respon Danielle kesal, ia juga ikut membelakangi Haerin. Karena sudah sangat kelelahan, mereka berdua langsung terlelap.
































Tbc_

24/7 (Daerin ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang