Happy or....

1K 78 38
                                    

Haerin sedang sibuk berkutat di depan kompor, namun tiba - tiba ia merasakan sebuah tangan melingkar di area perut buncitnya.

Danielle terus menduselkan kepalanya di ceruk leher Haerin sesekali mengecup tanda merah bekas permainannya semalam. Menjelang kelahiran, mereka berdua lebih sering melakukan hubungan seksual agar mempermudah Haerin saat melakukan proses persalinan nanti, dan ini merupakan saran langsung dari dokter Rose.

"Seng" panggil Danielle.

"Hm?" Jawab Haerin, namun dia masih fokus pada masakannya.

Hening....

Haerin kemudian mematikan kompor, lalu berbalik menghadap Danielle. Kalau sudah seperti ini tandanya ada sesuatu yang mengganjal pikiran Danielle.

"Kenapa hm?" Tanya Haerin sambil mengelus pipi Danielle lembut.

"Papa nyuruh aku pergi ke bandung besok, buat mantau proyek. Tapi aku gak tega ninggalin kamu" akhirnya Danielle mengutarakan kegundahan hatinya.

"Berapa lama emangnya?" Tanya Haerin penasaran.

"Sehari doang sih, berangat pagi sore nya pulang" Haerin menepuk dahinya pelan, dia kira Danielle akan pergi selama satu minguu lebih.

"Iyain aja, cuma sehari kan? Sesekali bantuin papa kamu" Danielle mendengus sebal.

Memang tuan Marsh belum pernah memintanya pergi keluar kota untuk urusan kerja, karena selama dia bergabung di perusahan papanya, dia hanye diberi tugas yang bisa dikerjakan di rumah.

"Kenapa gak Leo aja coba" gerutu Danielle.

"Ya kan kamu calon penerus beliau bukan kak Leo" alasan tuan Marsh memilih Danielle sebagai penerus karena Leo ingin fokus mengejar karirnya sebagai pengacara dan menolak mengelola perusahaan.

"Udah, iyain aja. Ntar aku bisa nyuruh temen - temenku kesini buat nemenin" bujuk Haerin.

"Nanti aku kasih bonus deh" bisik Haerin, Danielle seketika sumringah setelah mendengar kata bonus yang dilontarkan istrinya, namun dia tetap enggan untuk pergi.

"Yaudah deh" akhirnya setelah bujuk rayu Haerin, Danielle menyetujui perintah papanya.

...............

"Seng, aku berangkat dulu ya. Kalo ada apa - apa langsung telfon" pamit Danielle.

"Iyaa" balas Haerin

"Duhh rasanya gak enak banget gitu mau ninggalin kamu" keluh Danielle lagi, dia masih berat meninggalkan Haerin.

"Nanti kalo udah selesai kamu bisa cepet - cepet pulang" ucap Haerin mencoba menenangkan Danielle.

"Hhhh. Yaudah aku berangkat dulu ya" sebelum benar - benar pergi tidak lupa Danielle berpamitan dengan calon anaknya lalu mencium bibir Haerin singkat.

"Hati - hati bawa motornya, jangan ngebut" Danielle mengacungkan jempolnya kemudian pergi.

"Gitu kali ya, gambaran masa depan gue nanti" ucap Youngseo yang sedaritadi melihat interaksi pasutri di depannya.

"Ya tergantung pasangan elo juga sih" sahut Wonyoung.

"Rin!" Panggil Youngseo.

"Hm?"

"Bagi suami boleh gak?" Haerin menaikkan sebelah alisnya.

"Boleh, sini gue cabik - cabik dulu muka lo" jawab Haerin jengkel. Wonyoung dan Hanni tertawa sambil memukuli Youngseo, bisa - bisanya.

............

Danielle sedang berbicara serius dengan arsitek proyek yang dia kunjungi, namun tiba - tiba ponselnya berdering. Dia melihat kontak siapa yang menelfonnya.

24/7 (Daerin ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang