Haram and Truth

964 94 45
                                    

Ujian sudah selesai, dan Danielle belum juga menampakkan diri membuat orang - orang disekitarnya semakin penasaran dengan keberadaannya.

"Habis ini lo cuti sekolah ya, duhh anggota kita jadi kurang satu" keluh Hanni, Haerin tersenyum samar.

"Kan kita masih bisa ketemu diluar sekolah, kayak gue mau merantau jauh aja" cibir Haerin ssmbil menggeleng - gelengkan kepalanya.

"Tetep aja beda rasanya, gak enak banget kalo gak ada elo disekolah. Ntar gak ada yang ngasih contekan kimia" timpal Youngseo, Hanni dan Wonyoung langsung menyoraki dirinya.

"Mangkanya belajar, biar gak nyontek terus" cibir Hanni.

"Dihh kayak elo enggak aja" sewot Youngseo tidak terima. Haerin dan Wonyoung terkekeh pelan, kedua temannya ini memang jarang akur.

"Ngomong - ngomong, si bule kok belum muncul juga ya. Apa dia berhenti sekolah?" Tanya Hanni, mereka bertiga langsung fokus menatap Hanni.

"Dia brengsek banget gak sih, bukannya klarifikasi malah ngilang" maki Wonyoung, mereka masih tidak terima kalau Haerin dipermainkan seperti ini.

"Tapi kan lo denger sendiri Yoon cerita waktu itu, mungkin dia lagi recovery" timpal Youngseo. Mereka berempat seketika mengingat obrolan Yoon dengan Yujin cs tentang Danielle.

"Maap nih ya, bukannya gue mau membela dia, gue cuma nyimpulin aja" jelas Youngseo agar tidak ada yang salah faham. Mood Haerin seketika down, padahal sebelumnya dia mulai melupakan Danielle dan sekarang dia jadi kepikiran lagi.

"Haerin!" Panggil seseorang, mereka berempat kompak mendongak.

"MAU APA LO?" Bentak Youngseo, ternyata yang memanggil Haerin tadi Haram.

"Gue mau ngomong sama Haerin" ucap Haram sambil menatap Haerin.

"Gak - gak! Belum puas lo rebut su..eh! pacar temen gue" maki Wonyoung.

"Sana jauh - jauh lo, dasar pelakor" usir Hanni nyalang. Haram merasa harga dirinya terinjak - injak, tapi dia mengesampingkan itu, yang terpenting dia bisa berbicara empat mata dengan Haerin.

"Gak usah diladenin Rin, ntar lo diapa - apain lagi" larang Hanni.

"Pliss bentar aja. Gue pengen ngomong empat mata sama lo" pinta Haram, dia bahkan sampai memohon kepada Haerin agar mau berbicara dengannya.

"Mau ngomong apa?" Tanya Haerin ketus, akhirnya dia merespon ucapan Haram.

"Ngapain diladenin sih Rin" omel Wonyoung.

"Bisa gak kita bicara empat mata, ditempat lain. Gue janji gak bakal macem - macem sama elo" pinta Haram.

"Dihh apaan, gak setuju gue"

Srek

Haerin bangkit dari duduknya, kemudian berjalan keluar kelas.

"Cepetan, gue gak punya banyak waktu" ucap Haerin, ketiga temannya melotot tajam, tidak percaya dengan aksi Haerin.

"Rin.." panggil Wonyoung, Haerin memberi isyarat kalau dia baik - baik saja dan mereka tidak perlu khawatir.

Haram tersenyum senang, dia kemudian menghampiri Haerin.

.........

"Mau ngomong apa lo? Kalo klarifikasi mending gak usah, gue gak bakal percaya sama ucapan lo" ucap Haerin dingin, Haram menggigit bibir bawahnya cemas.

"Pliss dengerin gue dulu, sekali ini aja" mohon Haram dengan raut memelas, Haerin menghela nafasnya kasar, dia lalu menatap mata Haram tajam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, tapi Haram faham maksud tatapan mata Haerin, dia buru - buru merangkai kalimat yang ada di otaknya.

24/7 (Daerin ver.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang