Haerin menatap lekat wajah putranya, parasnya sangat mirip dengan Danielle, mulai dari mata, hidung, rambut sama persis seperti daddy nya, hanya bibir saja yang persis seperti dirinya.
Sekarang dia berada kediaman keluarga Marsh, alasan Haerin memilih untuk singgah disini alih - alih pulang ke rumah orang tuanya yaitu agar dia tetap bisa merasakan keberadaan Danielle meskipun hanya dari aroma khas tubuhnya yang masih melekat di kamar ini.
Haerin memainkan jemari mungil putranya yang sedang terlelap dan sama sekali tidak terusik dengan kegiatan ibunya. Rasa sakit kembali terasa saat mengingat kalau Danielle tidak akan berada di sisi mereka berdua lagi.
"Sayang banget kamu belum sempet lihat anak kita"
"Dia ganteng persis kamu"
Haerin mencium tangan mungil putranya sebelum ikut terlelap. Dalam hatinya, Haerin berdoa semoga ini hanyalah mimpi.
...........
Perlahan Haerin membuka matanya dan hal pertama yang dia lihat ialah Danielle yang sedang tersenyum ke arahnya, Haerin otomatis ikut tersenyum, detik kemudian senyuman nya memudar saat mengingat kalau suaminya sudah meninggal.
Haerin tersentak, ia langsung bangkit dari posisi tidurnya dan berdiri sedikit jauh dari kasur. Haerin mengedipkan matanya beberapa kali, memastikan kalau ini hanyalah halusinasi belaka, namun bayangan Danielle masih tetap ada, dia juga ikut berdiri menghadap dirinya.
Haerin menutup matanya erat sambil bergumam dalam hati, kenapa semesta mempermainkan perasaannya? Kalaupun ini hanyalah sebuah ilusi, dia masih belum siap bertemu dengannya.
Grep
Haerin merasakan sebuah dekapan, rasanya sama seperti saat dia dipeluk Danielle, begitu hangat dan nyaman.
Dengan perasaan gundah, Haerin membuka matanya, dia mendongak lalu meraba wajah Danielle, memastikan kalau ini nyata atau hanya halusinasinya saja.
"It's me kitty. I'm home" mata Haerin mulai berkaca - kaca, dia terus meraba wajah Danielle.
"You're real?" Tanya Haerin parau.
"Yes, i'm real. Stil alive and breathing"
Haerin langsung memeluk Danielle erat sambil menangis tersedu - sedu. Jika ini hanyalah mimpi, Haerin rela untuk tidak bangun dari tidurnya dan memlilih tetap bersama Danielle.
..........
Sekarang mereka berdua kembali berbaring sambil berhadapan, di tengah - tengah mereka, ada bayi mungil yang masih setia menjelajahi alam mimpi. Haerin menatap Danielle lekat, begitu juga sebaliknya.
"So, what happen?" Tanya Haerin memecah keheningan.
"Hmmm, the happen is..."
Flashback on
Danielle menaiki motornya dengan kecepatan di atas rata - rata, berharap kalau dirinya bisa tepat waktu, tetapi sialnya dia terjebak macet di lampu merah.
"Anjing lah, kenapa macet segala sih? Bini gue mau lahiran bangsat" umpat Danielle.
Tetapi tiba - tiba Danielle mendengar teriakan dari depan, dia otomatis mendongak dan betapa terkejutnya dirinya saat melihat sebuah truk dari lawan arah berjalan lurus ke arah mereka, padahal lampu masih merah, hingga...
Brak
Truk tersebut menyeruduk para pengendara dari arah Danielle, dia tidak sempat menyelamatkan diri dan ikut menjadi korban. Tubuhnya tertimpa motor hingga dia tidak bisa bergerak.
KAMU SEDANG MEMBACA
24/7 (Daerin ver.)
FanfictionMenceritakan kisah dua remaja yang terpaksa hidup bersama karena insiden pesta Original story by @lizooyang