42

2.6K 160 2
                                    

"Eh sayang awas dedek bayi" peringat Taehyung melihat ketiga anaknya yang begitu agresif naik ke ranjang

Ketiganya memiringkan wajahnya terlihat lucu membuat Jungkook tertawa gemas

"ana dede bayi?"
"imana bayina?"
"dede bayi ciapa?"

Ketiganya melirik kesana kemari sambil kebingungan mencari kehadiran dedek bayi bahkan ia melirik ke arah telapak kaki mereka sendiri takut takut mereka menginjak dedek bayi

Taehyung menggeleng melihat gelagat sang anak, "disini sayang" tunjuknya pada perut Jungkook

Ketiganya melrik pada perut sang bunda yang terlihat beberapa luka lalu tersadar wajah sang bunda juga terdapat banyak luka disana

"buna tenapa banak uka?"
"buna belantem ya?"
"buna abis apain?"

Pertanyaan itu mereka tanyakan bersamaan membuat keduanya pusing mendengarnya

"ceritanya panjang sayang, sini kasih salam sama dedek bayi" kata Taehyung dan ketiganya mendekat ke arah perut Jungkook dari sisi kiri, kanan dan antara paha Jungkook

"buna telan dede bayi ya?" tuduh Taeguk dengan mata menyipit pada sang bunda membuat keduanya kembali terkekeh

"Nggak sayang, dedek bayi memang dari perut bunda" jawab Jungkook tersenyum

"Telus dalimana ayah buna bica jadi dede bayi?" tanya Taegum kini menusuk perut Jungkook dengan telunjuk kecilnya sedikit takut

Taehyung dan Jungkook saling menatap kebingungan harus menjawab seperti apa

"Ayah dan Bunda pelukan jadi bisa jadi deh dedeh bayi" kibul Taehyung lalu Jungkook kembali melirik ke arahnya dan ia hanya mengendikkan bahunya

"belalti pelutan bica bitin dede bayi ya?" tanya Taejung polos dan Taehyung mengiyakan dan Jungkook hanya menggeleng mendengarnya

'kalian tidak tahu seganas apa ayah kalian di ranjang' batin Jungkook kemudian ia mengingat-ingat pria Kim itu menggagahinya membuatnya menjadi sange

"Tae~~" panggil Jungkook berbisik pada taehyung dibelakangnya membuat Taehyung mengecup pipinya sebagai balasan, "pengen itu.." cicitnya

Taehyung menyeringai dan terkekeh mendengarnya, "mau ngewe?" bisiknya dan Jungkook mengangguk sambil memberikan mata doenya, "tapi kata dokter kalau kandungannya masih kecil belum boleh sex sayang" bisiknya lanjut

Mata Jungkook kini berkaca-kaca menatap Taehyung bahkan sudah hampir mengeluarkan air matanya membuat Taehyung menghela nafas, "yasudah nanti malam ya" bujuknya dan si manis kembali tersenyum

Sebenarnya dalam hati Taehyung juga menginginkan setiap hari untuk seks namun kali ini berbeda sebab ada bayinya yang harus ia pedulikan juga, ia tak mau nafsunya membahayakan sang bayi



Di sisi lain di sebuah ruang bawah tanah markas Kim di busan kini sudah ada dokter Johan, kedua orang tuanya, kedua kakek dan neneknya, dua adiknya serta istri dan satu anaknya disekap terikat di dalam sana

Ditambah sekarang ada Junghwa, Bunda Jeon, beserta Kakek Jeon ikut ada di dalam sana

Mereka semua tidak bisa bergerak bebas sebab tangan mereka di borgol sehingga mereka tidak bisa bergerak apalagi satu borgol dileher mereka yang terhubung dengan tembok membuatnya tak bisa berpindah tempat

"SEMUA GARA-GARA LO BAJINGAN" Umpat Johan pada Junghwa yang kini terkekeh melihat sang sahabat dan juga seluruh keluarga Johan

"Lagian lo setuju kan? harusnya lo jadi dokter yang profesional" kekeh Junghwa dan Johan disana benar-benar ingin melampiaskan amarahnya pada junghwa jika saja tangan dan lehernya tidak di borgol

Pintu terbuka memperlihatkan Taehyung yang kini mengenakan setelan jas hitam memandang rendah semua yang ada disana

"BANGSAT LEPASIN KELUARGA GUE" Marah Junghwa pada pria Kim itu lalu memandang semuanya dan berakhir pada bunda Jeon itu yang menatapnya dengan pandangan kosong

"Halo nyonya Jeon kita bertemu lagi" sapanya sambil terkekeh namun tak dibalas sama sekali

"Baiklah tuan dan nyonya jika kalian tak ingin ku tembak mati maka kalian harus dengar dongeng ku dulu" kekeh Taehyung dengan dua bodyguardnya kini memegang senjata laras panjang dan mengarahkannya pada mereka

Semuanya tertegun dan diam, mereka semua benar-benar manusiawi yang takut dengan kematian

"Baik ceritanya selesai" kata Taehyung

Johan dan keluarganya hanya melongo mendengar cerita itu sebab mereka bukan penjahat utamanya disini berbeda dengan kakek Jeon dan Bunda Jeon yang begitu marah dan memandang rendah pada Junghwa

Tiba-tiba bodyguard Taehyung datang luar lalu menyiramkan bensin ke seluruh ruangan di sana lalu melempar bom kecil dengan setel waktu lima menit membuat semuanya panik berteriak namun hanya bunyi borgol yang mereka dapatkan

"Kalian punya waktu empat menit lebih untuk kabur atau mati disini" ujar Taehyung lalu berlalu dari sana meninggalkan teriakan teriakan memanggilnya

Johan menangis panik apalagi ia melirik pada sang anak yang masih kecil kini menangis ketakutan lalu pada kakek neneknya yang tua renta membuatnya benar-benar menyesal membantu Junghwa



TBC.

Jangan lupa tinggalin vote dan komentar ya hehe..

Numpang Promote

E-PDF Story < https://lynk.id/alvaromahenn >

Triplets (Kembar Tiga) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang