Bab 7

16.1K 542 25
                                    


Happy reading
___________________




Sudah memasuki tiga bulan lamanya umur pernikahan Gracia dan Shani. namun, keduanya belum di karuniai buah hati oleh sang pencipta.

Sekarang disini lah Shani berada, berdiam diri di dalam kamar mandi. terlihat raut kecewa tercetak jelas di wajah cantiknya itu. Berkali kali dirinya menghela nafas pelan, menahan sesak di dadanya.

Sudah satu jam lebih Shani berada disini, menatap nanar test pack yang hasilnya negatif, padahal tiga hari berturut turut Shani merasakan mual dan mudah kelelahan, tapi kenapa hasilnya masih negatif? Apa yang salah dalam rahimnya saat ini?

"Kenapa ya? Padahal main nya sama Gracia waktu aku lagi masa subur, tapi kok masih belum jadi?" Monolog Shani dalam hati.

Shani menatap wajah nya di cermin, terlihat mata nya yang sedikit sembab akibat menahan tangisannya agar tidak terdengar oleh Gracia yang masih menyelami alam mimpinya.

Dengan perasaan kecewa, Shani membuang test pack tersebut ke dalam tong sampah, setelah itu dirinya membasuh wajah agar terlihat segar pagi hari ini.

Shani keluar dari kamar mandiri, ia terkejut melihat Gracia yang menunggu nya dengan wajah bangun tidurnya.

"Kamu di kamar mandi kenapa lama sayang?" Tanya Gracia.

"Loh udah bangun, kamu mau ke toilet ya? kok gak ngomong ke aku, kenapa gak ketuk pintu nya" ucap Shani.

"Aku ga ke toilet, cuma nyariin kamu aja aku kira kemana, ternyata di kamar mandi" Gracia sedikit aneh melihat Shani yang berdiam diri dengan kepalanya yang menunduk.

"Kamu kenapa, aku ada salah sama kamu?" Tanya Gracia yang membuat Shani menggeleng.

"Terus? Kamu lagi haid?" Lagi lagi Shani menggeleng cepat.

"Kamu kenapa hey? Sini ngomong" Shani hanya diam.

"Sayang, kenapa?" Terlihat Gracia yang sedang menunggu Shani berbicara, namun yang di tunggu tak kunjung mengeluarkan suaranya.

"Ada masalah di kerjaan kamu?" Shani kembali menggeleng.

"Ya terus kenapa sih? Kalo ada apa apa cerita ke aku, Shani. Aku bukan dukun yang bisa tau isi pikiran dan isi hati kamu dengan menerka nerka" ucap Gracia dengan nada yang sedikit kesal. Shani menoleh menatap Gracia, sedetik kemudian dirinya menangis dan lansung memeluk tubuh Gracia membuat Gracia bingung di buatnya.

"Gee, maaf" Shani memeluk Gracia dengan sangat erat, meletakkan dagu nya di bahu Gracia, terlihat air mata jatuh membasahi pipinya.

"Hey, maaf aku ga bermaksud buat ngebentak kamu, aku khawatir dengan sikap kamu kayak gini sayang, kalo ada apa apa cerita ke aku, maaf ya" Gracia membalas pelukan Shani, mengelus punggung Shani dengan lembut.

"Aku minta maaf, beneran minta maaf"

"Maaf kenapa? Aku bikin kesalahan?"

"Bukan"

"Kamu selingkuh?" Shani memukul punggung Gracia yang membuat Gracia sedikit terkejut lalu tertawa.

"Yaudah terus minta maaf kenapa?" Shani melepaskan pelukannya, ia menatap Gracia dengan tatapan sendu.

"Maaf belum bisa jadi istri yang baik buat kamu" Gracia menggeleng karena tidak menyetujui ucapan dari Shani "kamu ngomong apa sih, kamu udah jadi istri yang baik buat aku".

"Engga Gracia, aku belum bisa dibilang istri yang baik, aku ga pantas untuk kamu" Gracia menaruh telunjuknya di bibir Shani, mengisyaratkan Shani untuk berhenti berbicara hal yang tidak ia suka.

Still YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang